Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Rabu, 06 November 2013

MDPV Narkoba Baru yang Bikin Penggunanya Jadi Kanibal

  
Jika narkoba dari Rusia yang disebut Krokodil (buaya/crocodile) bisa membuat kulit penggunanya berubah bersisik kehijau-hijauan seperti buaya, pada akhirnya pemakaian yang lama akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan kematian jaringan. Pada saat itu daging pengguna akan terlepas dan rontok dari tubuhnya, sehingga kondisi tubuh si pengguna krokodil akan menjadi persis seperti zombie.
   
Lain lagi dengan narkoba jenis baru yang ditemukan di Amerika setahun lalu. Narkoba ini bisa membuat penggunanya menjadi kanibal. Peredaran dan penggunaan narkoba ini diketahui gara-gara Rudy Eugene, pria asal Miami Amerika Serikat menyerang dan mengunyah wajah tunawisma pada 26 Mei 2012.  Disusul dengan seorang pria asal Lousiana mencoba menggigit tangan seorang polisi pada 2 Juni 2012.

   
Kasus lainnya dituturkan oleh seorang wanita dari Palmetto, Florida. Pada suatu hari wanita ini kedatangan sang pacar dengan keadaan “on”, yang kemudian spontan menggigit serta mencoba makan tangan wanita itu.
Karena fenomena “aneh” ini menimpa beberapa orang, para ahli lalu menelitinya. Hasilnya adalah bahwa perilaku "kanibal" ini diduga setelah mereka mengonsumsi psikotropika jenis baru.
   
Narkoba ini merupakan hasil “designer drugs” atau komposisi zat-zat kimia yang diracik oleh peracik narkoba dengan menggunakan bahan utama methylenedioxypyrovalerone “MDPV” dengan sebutan populer Bath Salts, arti Bath Salts adalah “garam mandi”.
   
Untuk diketahui, garam mandi lazim dipergunakan dengan melarutkannya lebih dahulu dalam air mandi, dengan tujuan untuk memperoleh rasa yang lebih segar dan menyenangkan. Dengan menggunakan garam mandi ini, kulit menjadi berasa lebih rileks, lebih bersih dan bisa juga sebagai pencegahan migrain dan otot yang kram.
   
Karena masyarakat di negara barat terbiasa mandi dengan berendam, maka Bath Salt diperjualbelikan dengan bebas di toko-toko pinggir jalan. Produsen narkoba dengan cerdik mengedarkan dan menjual MDPV dengan menyamarkannya sebagai Bath Salt dan mencantumkan merek-merek terkenal.         
   
Peredaran psikotropika dengan metode ini baru diketahui oleh pemerintah Amerika di tahun 2011 setelah adanya kenaikan peristiwa keracunan bath salts dengan sangat signifikan di UGD sejumlah RS. Walau sempat bingung untuk mengindentifikasi komposisi dari zat ini, akhirnya diketahui bahwa pada sejumlah Bath Salt mengandung methylenedioxypyrovalerone (MDPV). Pada kli-maksnya, terjadi beberapa kasus penyerangan yang bersifat kanibal.
   
Pengguna narkoba memakai Bath Salts tersebut sebagai pengganti metamfetamin. Orang yang menggunakan narkoba jenis baru ini akan mengalami efek  paranoia, memicu perilaku kekerasan, serangan psikotik, tendensi untuk bunuh diri, dan halusinasi.
   
Halusinasi yang dialami pengguna bahkan sampai bisa membuatnya menjadi kanibal. Ketika pengguna melihat orang yang sedang tidur, ia akan melihatnya sebagai kambing guling, maka dengan bernafsu ia akan memakan orang itu.
   
Jenis narkoba ini, sesuai dengan bahan utamanya Methylenedioxypyrovalerone, juga disebut MDPV,  digolongkan ke dalam obat psychoactive, sebuah stimulan yang memiliki daya kerja mirip NDRI, sejenis dopamine.
   
Pada umumnya pengguna narkoba jenis ini memakainya sebagai pengganti metamfetamin. Bentuk MDPV pada dasarnya serupa dengan morfin, kokain, atau sabu-sabu yang berujud kristal, dengan warna putih atau agak kekuning-kuningan. Di kalangan medis, MDPVdikembangkan sejak tahun 1960-an dan pada awalnya digunakan pada serangan fatigue kronis.
   
Karena termasuk narkoba, MDPV bisa menyebabkan kecanduan, dan efek lain yang serupa dengan kokain atau metamfetamin. Namun, efek yang yang paling mengejutkan para peneliti adalah orang yang menggunakan narkoba jenis baru ini akan mengalami efek yang menghasilkan "perilaku kanibal".
   
Bisa disimpulkan bahwa produk narkoba juga mengalami banyak perkembangan yang bertolak pada prinsip: harga murah dan memiliki efek stimulan, depresan atau halusinatif yang mirip dengan jenis narkoba yang sudah memiliki banyak pengguna.
   
Tetapi di sisi lain, narkoba-narkoba baru tersebut memiliki daya rusak dan penghancur dengan intensitas yang lebih tinggi, hal ini yang menguntungkan “designer drugs”, produsen dan bandar narkoba karena tidak diperdulian oleh pengguna. Maklum, mereka sudah kecanduan dan hanya tinggal menunggu kematian.

0 komentar:

Posting Komentar