Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Senin, 22 Agustus 2016

PT. HM. Sampoerna Bantah Naikkan Harga Produk Rokok

PRODUK PT HM SAMPOERNA


KABARPROGRESIF.COM (Surabaya) Isu terkait adanya kenaikan harga Rokok secara drastis atas produk-produk PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) merupakan informasi tidak benar yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

" Kenaikan harga rokok drastis maupun kenaikan cukai secara eksesif bukan merupakan langkah bijaksana, karena setiap kebijakan yang berkaitan dengan harga dan cukai rokok harus mempertimbangkan seluruh aspek secara komprehensif. Aspek tersebut terdiri dari seluruh mata rantai industri tembakau nasional (petani, pekerja, pabrikan, pedagang dan konsumen), sekaligus juga harus mempertimbangkan kondisi  industri dan daya beli masyarakat saat ini." Kata Elvira Lianita selaku Head of Regulatory Affair International Trade and Communications PT.HM.Sampoerna pada keterangan siaran pernya ( 22/8/2016 )

Kebijakan cukai yang terlalu tinggi akan mendorong naiknya harga rokok menjadi mahal sehingga tidak sesuai dengan daya beli masyarakat. Jika harga rokok mahal, maka kesempatan ini akan digunakan oleh produk rokok ilegal yang dijual dengan harga sangat murah dikarenakan mereka tidak membayar cukai.

Elvira Lianita menambahkan, perlu menjadi catatan penting bahwa dengan tingkat cukai saat ini,  perdagangan rokok Ilegal telah mencapai 11,7 persen dan merugikan negara hingga Rp 9 triliun (berdasarkan studi dari beberapa Universitas nasional). Hal ini tentu kontraproduktif dengan upaya pengendalian konsumsi rokok, peningkatan penerimaan negara, dan perlindungan tenaga kerja.

" Terkait dengan harga rokok di Indonesia yang dibandingkan dengan negara-negara lain, maka perlu dilakukan kajian yang menghitung daya beli masyarakat di masing-masing negara. Jika kita membandingkan harga rokok dengan pendapatan domestik bruto (PDB) perkapita di beberapa negara, maka harga rokok di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura." pungkasnya.  (Dji)

0 komentar:

Posting Komentar