Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Senin, 07 Agustus 2017

Danlanal Denpasar Hadiri Simakrama Kebangsaan Bersama Panglima TNI


KABARPROGRESIF.COM : (Bali) Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar Lantamal V  Kolonel Laut (P) GB. Oka menghadiri acara Simakrama Kebangsaan bersama Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang dilaksanakan oleh Kodam IX/Udayana di Taman Bhagawan Tanjung Benoa Bali.

Dalam ceramahnya Panglima TNI menyampaiakan untuk mewaspadai benih-benih yang ingin membuat perpecahan antar dan intern agama, dengan cara mengadu domba sesama umat beragama. Benih-benih seperti itu sudah mulai muncul, maka jangan sampai negeri ini menjadi kancah konflik antar agama dan antar kelompok agama.

Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada acara Simakrama Kebangsaan bersama Panglima TNI dengan tema “Wawasan kebangsaan”, yang dihadiri  oleh kurang lebih 2.500 Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, bertempat di Taman Bhagawan, Jalan Pratama Tanjung Benoa Denpasar, Bali, Jumat malam.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut para pejabat diantaranya Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Irjen TNI, Asintel Pang TNI, Aspers Pang TNI, Aster Pang TNI, Kapuspen TNI, Waasops Pang TNI, Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, Kasdam IX/Udayana, Wakapolda Bali, Danrem 161/Wira Sakti, Danrem 163/Wsa, Danlanal Denpasar, Danlanud Ngurah Rai, Bupati Badung, Para Dandim se-Bali, Kapolres Denpasar, Badung dan Gianyar, serta Ketua PHDI Bali, Ketua MUI Bali, anggota TNI/Polri se-Garnizun Denpasar, tokoh Pemuda, Ormas juga organisasi Kepemudaan dan Mahasiswa.

“Jangan sampai ada pertikaian dan  konflik antar agama  yang  dapat merusak, menghancurkan bangsa dan negara, jangan sampai itu terjadi, hal ini yang membuat perpecahan antar masyarakat, antar kelompok agama dan antar saudara-saudara kita sendiri,”  tegas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengutip pernyataan Presiden RI Ir. Joko Widodo bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang memiliki 17 ribu pulau, 1.340 ribu suku dan 1.150 ribu bahasa daerah.  Untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara Republik Indonesia sepanjang masa, kita harus menguatkan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

“Itulah yang harus tetap kita jaga dan bina. Kuncinya adalah Pancasila sebagai dasar negara sekaligus ideologi bangsa Indonesia, karena Pancasila dirumuskan dengan nilai-nilai Ketuhanan yang sudah disepakati oleh para pemuka agama pada awal kemerdekaan,” katanya.

Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan, BungKarno pernah mengingatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berideologi Pancasila bukan milik satu golongan, bukan milik satu agama, bukan milik satu suku, tetapi milik kita semuanya dari Sabang sampai Merauke.
Demikian juga Presiden RI Ir. Joko Widodo pernah mengingatkan bahwa Pancasila harus diamalkan, dikonkritkan, diimplementasikan, dikerjakan secara kehidupan berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan sehari-hari.

“Bila tidak ada Islam bukan Indonesia, bila tidak ada Kristen bukan Indonesia, bila tidak ada Khatolik bukan Indonesia, bila tidak ada Hindu bukan Indonesia, bila tidak ada Buddha bukan Indonesia dan bila tidak ada Khonghucu bukan Indonesia. Itulah Indonesia kita yang indah,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Di sisi lain Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan bahwa, bangsa Indonesia adalah bangsa patriot yang berjiwa ksatria. Bila ada yang mengusik rasa kebangsaannya, mereka akan melawan karena di tubuhnya mengalir darah ksatria yang dibuktikan dengan setiap suku bangsa Indonesia memiliki tarian perang dan senjata perang untuk mempertahankan diri.

Panglima TNI mengungkapkan bahwa perjuangan rakyat yang beratus-ratus tahun lamanya tidak membuahkan hasil karena masih bersifat kedaerahan. Para pejuang, tokoh agama dan pemuda menyadari hal itu, maka muncul rasa persatuan dan kesatuan dalam perjuangan hingga lahir Sumpah Pemuda tahun 1928, maka hanya memerlukan waktu 17 tahun kemerdekaan bisa direbut.

“Bangsa ini bergotong royong dipelopori oleh para pahlawan, ulama dan  rakyat sehingga dapat merebut kemerdekaan dengan senjata apa adanya,” pungkasnya.

Diakhir acara Panglima TNI menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada para pemuka agama, tokoh adat dan seluruh masyarakat Bali yang telah menjunjung toleransi dan cinta kasih ditengah kemajemukan dan perbedaan, teruslah menjadi contoh dan terdepan menggelorakan Kebhinekaan dalam bingkai NKRI. Serta acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada para pemenang lomba pidato tentang wawasan kebangsaan serta pemberian cindera mata berupa  20 buah laptop kepada para mahasiswa yang hadir dan beruntung pada acara simakrama tersebut. (arf)

0 komentar:

Posting Komentar