Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Rabu, 03 Januari 2018

Nama Putri Gus Dur Muncul, Suara NU Jadi Rebutan pada Pilkada Jatim


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Nama putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zanubah Arifah Hapsah atau yang akrab disapa Yenny Wahid, muncul dalam bursa calon gubernur yang akan diusung Partai Gerindra, PAN dan PKS pada Pilkada Jawa Timur 2018.

Menurut pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Chaniago, apabila wacana tersebut benar-benar terealisasi, maka suara warga Nahdliyin betul-betul akan terpecah.

Pasalnya, kemungkinan akan ada tiga kubu yang memperebutkan satu potensial segmen yang sama.

"Kalau Gus Ipul NU, Khofifah NU, masuk lagi Yenny NU. Ketiganya NU. Jadi pecah NU-nya. Jadi, tidak tahu NU kemana?" kata Pangi di Jakarta, Selasa (2/1/2018).

Oleh karena itu, menurut Pangi, apabila ketiganya benar-benar ikut dalam kontestasi Pilkada Jatim, maka wakilnya harus mampu bertarung mengambil ceruk potensial segmen yang berbeda.

Mengenai peluang Yenny, Pangi menilai, secara popularitas, sudah dikenal oleh masyarakat. Popularitas Gus Dur pastilah juga akan mendongkrak nama Yenny.

"Sama seperti Megawati Soekarnoputri orang tahu karena Soekarno-nya. Yenny juga karena Gus Dur," kata Pangi.

Namun demikian, Yenny dinilai memiliki kelebihan sebagai tokoh NU yang pluralis.

Mengenai wacana ini, secara terpisah Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa setiap lawan yang akan ia hadapi dianggapnya punya peluang yang sama untuk menang.

"Saya tidak pernah melihat hadirnya kandidat baru, pasangan calon baru itu lebih berat atau lebih ringan," ujar Khofifah di kantor DPP Partai Nasdem, Gondangdia, Jakarta, Selasa (2/1/2018).

Meski demikian, Khofifah tak memungkiri bahwa barisannya perlu dikuatkan, agar semakin solid menghadapi lawan-lawan pada Pilkada Jawa Timur mendatang.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj sendiri sebelumnya sudah memastikan bahwa NU akan netral meski kadernya bersaing dalam kompetisi Pilkada Jatim.

"Saya secara pribadi maupun struktural NU bersikap netral. Siapapun nanti yang menang di Pilkada Jatim 2018, itulah kader NU yang akan kami dukung," kata Said Aqil, pada 27 Agustus silam.

Said mengungkapkan sikap itu juga berlaku bagi organisasi di bawah PBNU.

"Ansor harus netral, Banser harus netral. Yang tidak berpolitik harus netral," katanya menegaskan. (rio)

0 komentar:

Posting Komentar