Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Kamis, 17 Mei 2018

Densus 88 Tangkap Kakak Adik Terduga Teroris di Kota Malang


KABARPROGRESIF.COM : (Malang) Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap dua terduga teroris di Jalan Gading Pesantren Blok III nomor 1 RT 1 RW 6 Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Kamis (17/5/2018) sekitar pukul 19.00 WIB.

Kedua terduga yang ditangkap merupakan kakak beradik, yakni ARH dan adiknya INM.

Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri membenarkan adanya penangkapan itu. Menurutnya, dua orang yang ditangkap langsung dibawa ke Surabaya.

"Iya betul. Tapi yang bersangkutan langsung dibawa ke Surabaya," katanya.

"Dua orang (yang diamankan). Secara rincinya nanti dari Polda yang release," imbuhnya.

Ketua RT 1 Kelurahan Gading Kasri, Abdul Mukhid Murtadho mengaku tidak mengetahui saat dilakukan penangkapan.

Kendati demikian, ia membenarkan bahwa dua orang warganya ditangkap Densus 88.

"Kebetulan kejadian ini ada di wilayah kami. Sebelumnya kami juga tidak tahu ada hal-hal yang mencurigakan atau hal-hal seperti ini," tuturnya.

Selain itu, tidak ada gelagat mencurigakan dari dua orang yang ditangkap. ARH yang bekerja sebagai cleaning service di Universitas Negeri Malang aktif di kegiatan karang taruna.

Namun untuk INM, ia mengaku tidak mengetahuinya karena jarang di rumah dan sering berada di luar kota.

"Setahu saya anak ini (INM) memang jarang di rumah. Saya tidak tahu kegiatannya di luar. Setahu saya terakhir jual beli motor. Cuma dia ditanya kadang jualan kebab. Kerjanya tidak begitu lama. Habis kerja di sini, pindah," katanya.

"ARH aktif di karang taruna. Kalau INM jarang pulang," imbuhnya.

Mu'alim, keluarga terduga teroris mengatakan, INM sudah dua tahun berada di Surabaya dan mengaku berjualan cilok.

Sekitar seminggu yang lalu, INM pulang ke rumahnya karena ibunya meninggal dunia dan belum kembali lagi ke Surabaya.

"Dua tahun Ilham di Surabaya, kerja jualan," tuturnya.

Mu'alim mengaku tidak mengetahui proses penangkapan terhadap dua orang itu. Hanya saja, sepulang menjalankan shalat tarawih, ia masih melihat personel polisi membawa senjata laras panjang. (dbs)

0 komentar:

Posting Komentar