Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Gempa Tuban, Robohkan Lima Bangunan di Surabaya

Lima bangunan roboh di Surabaya terdampak gempa yang berpusat di Timur Laut Tuban, salah satunya bangunan di RSUD Soewandhie.Tetapi sejauh ini tak ditemukan korban jiwa.

Dibuka 25 Maret, Ayo Daftar - Dishub Jatim Sediakan Mudik Gratis dengan Kapal Laut

Pendaftaran Mudik Gratis Melalui Jalur laut dibuka secara online tanggal 25 Maret 2024. Program mudik gratis yang diselenggarakan Pemprov Jatim melalui Dinas Perhubungan itu bisa diikuti dengan syarat menunjukkan KTP atau Kartu Keluarga.

Bantuan Korbrimob Polri untuk Korban Bencana Jateng

Sebanyak 5.000 paket sembako dikirim langsung dari Mako Brimob Kelapadua, Cimanggis, Kota Depok untuk korban bencana banjir di beberapa Kabupaten Jateng akibat hujan deras dengan intensitas tinggi.

HUT ke-105 Damkar dan Penyelamatan Nasional 2024 Akan Digelar di Surabaya

HUT ke-105 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Nasional tahun 2024 akan berlangsung di Kota Surabaya, dimulai pada 27 Februari 2024 hingga puncak peringatan 1 Maret

Pasca Gempa Tuban, Pasien RS Unair Dirawat di Tenda Darurat

Pendaftaran Mudik Gratis Melalui Jalur laut dibuka secara online tanggal 25 Maret 2024. Program mudik gratis yang diselenggarakan Pemprov Jatim melalui Dinas Perhubungan itu bisa diikuti dengan syarat menunjukkan KTP atau Kartu Keluarga.

Tampilkan postingan dengan label Metropolis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Metropolis. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Juni 2022

Kadiskominfo Bersama Jajaran Siap Mundur Dari Jabatan, Ini Penyebabnya


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya M Fikser blak-blakan mengaku siap mundur dari jabatannya jika kinerjanya tak sesuai dengan kontrak kerja bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Penandatangan kontrak kerja tersebut telah dilakukan, maka dari itu kinerja para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya bakal dimonitoring langsung oleh pemerintah pusat, melalui laporan yang diberikan oleh asisten dan staf ahli di lingkungan Pemkot.

"Kalau target tidak tercapai itu kami kena semua OPD. Kena saya dan teman-teman yang satu dinas. Nah ini juga seperti rambu-rambu," kata Fikser, Senin (13/6).

Fikser menambahkan terdapat lima poin yang tercantum dalam berkas kontrak kerja bersama Wali Kota Surabaya, diantaranya kecepatan jawaban PPID terhadap permohonan informasi/dokumentasi. Target perampungan maksimal selama 17 hari kerja.

"Lalu kecepatan penanganan gangguan terkait Teknologi Infomasi dan Komunikasi (TIK) yang dilaporkan oleh perangkat daerah, melalui aplikasi, server, dan jaringan FO. Target perampungan dalam kurun waktu lebih kurang 1x24 jam dan lebih kurang 3x24 jam," tambahnya.

Kemudian materi release di media cetak dan/atau online ditargetkan berjalan 60 materi per bulan. Serta daya jangkau atas postingan pada akun media sosial Bangga Surabaya dan/atau Sapa Warga ditargetkan mencapai 30 kali postingan per bulan.

Selain itu total jangkauannya, yakni Instagram 6.864 jangkauan, Facebook 3.740 jangkauan, Twitter 3.500 jangkauan, dan YouTube 350 jangkauan.

"Untuk jumlah pembangunan dan/atau pengembangan aplikasi ditargetkan 1 aplikasi perbulan," ungkapnya.

Nah, jika kinerja tak sesuai, menurut Fikser konsekuensi yang diterima, yakni pengunduran diri dari jabatan kepala OPD.

"Kalau kemudian saya turun, keluar dari target yang sudah ditentukan itu salah satu poin yang bisa menjadi bahan evaluasi saya untuk mundur," tegasnya.

Fikser menyebut, setiap kinerja yang dilakukan juga tercantum estimasi waktu perampungan. Jika tak sesuai target, hal itu akan berpengaruh pada penilaian.

"Ada waktu (pengerjaan) kan, ada yang 1x24 jam, ada yang sampai tiga hari maksimal. Nah, yang tiga hari itu contoh jaringan FO (fiber optic) yang putus, itu kita diberikan 3 hari untuk menyelesaikan sebab itu memang publik. Nah kalau memang tidak bisa selesai, ya itu resiko saya (pengunduran diri)," ujarnya.

Penilaian itu Indikator Kinerja Utama (IKU) sudah berjalan sejak bulan Januari 2022. Evaluasi nantinya bakal dilakukan setiap akhir tahun.

Tak hanya pertaruhan jabatan saja. Namun, kesesuaian kinerja dengan berkas kontrak itu juga berpengaruh pada tambahan penghasilan pegawai (TPP).

"Jadi, terkadang kami tau kalau pendapatan kami berkurang ya kamk evaluasi. Berarti ada target yang tidak tercapai," terangnya.

Sementara itu, terdapat tiga poin pada lembar surat persetujuan terkait kebijakan kontrak kerja tersebut.

Pertama, kami sanggup mewujudkan kinerja sesuai perjanjian kinerja operasional dan lampirannya yang telah kami tandatangani bersama Wali Kota Surabaya.

Kedua, bahwa data pendukung kinerja yang kami sampaikan adalah benar seusai kinerja yang telah dilaksanakan.

Ketiga, kami sanggup mengundurkan diri dari jabatan kami secara sukarela, apabila dalam pelaksanaan perjanjian kinerja operasional ini secara berturut-turut sampai akhir tahun terdapat ketidaksesuain tanpa disertai bukti yang bisa dipertanggungjawabkan dengan kinerja yang sudah kami sampaikan.

Lembar persetujuan itu diterbitkan pada 3 Januari 2022 dan telah ditandatangani M Fikser, selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo). 

Kekurangan Stok Hewan Kurban Akibat PMK, RPH Surabaya Butuh Solusi


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Merebaknya wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK), membuat Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya, kekurangan stok hewan kurban.

"Padahal kita sudah mendapat 65 pesanan sapi kurban sekaligus memotong, dari takmir masjid dan masyarakat. Dan mereka sering menanyakan ketersediaan hewan kurban tersebut," ujar Direktur Utama RPH Surabaya Fajar Arifianto Isnugroho pada Senin (13/06/2022).

Fajar menambahkan, stok hewan kurban di Surabaya menjadi langka, kerena beberapa daerah melakukan pengetatan lalu lintas distribusi hewan ternak. 

"Hewan ternak yang keluar daerah harus dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal. Dan ini tidak mudah," imbuhnya.

Fajar berharap ada solusi untuk persoalan tersebut. "Kita ingin ada solusi dan harus dipikirkan karena  menjelang Idul Adha ini. Mendatangkan hewan kurban dalam jumlah banyak, dengan waktu yang kurang dari 1 bulan ini repot," ujarnya.

Fajar mengatakan, sebenarnya sudah ada surat edaran dari Gubernur Jatim, yang memudahkan lalu lintas ternak. 

Namun fakta dilapangan, daerah tidak mudah mengeluarkan hewan ternak dengan SKKH dari dinas kesehatan kabupaten dan kota.

"Butuh rapat terpadu dan diskresi. kuncinya ada di Dinas Peternakan Jatim yang bisa mengatur lalu lintas ternak. Mungkin bisa berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan keamanan untuk bisa memahami, bahwa kondisi ini Idul Adha bukan kondisi normal. Setelah itu dilakukan pengetatan lagi tidak apa-apa," jelasnya.

Lebih lanjut Fajar mengatakan, pihaknya bekerja keras mencari sapi yang sehat dan layak untuk dipotong menjadi hewan kurban.

"Faktanya sekarang dipasar hewan banyak yang tutup. Banyak mengalami kerugian besar. Sementara daerah pemasok menjadi daerah wabah PMK. Sehingga stok daerah diluar wabah tinggal sedikit dan menjadi rebutan," ungkapnya.

Fajar khawatir harga hewan kurban menjadi mahal karena keterbatasan stok sedangkan permintaan tinggi. 

"Kalau ketersediaan hewan terbatas harga akan naik dan lebih mahal. Tahun lalu kita memenuhi permintaan sekitar 70 ekor sapi kurban dan 180 ekor pemotongan hewan kurban," pungkasnya.

Sekolah Kebangsaan Ajak Pelajar Surabaya "Warisi Api" Semangat Perjuangan Bung Karno


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Sekolah Kebangsaan di rumah kelahiran Soekarno di Jalan Pandean IV No 40, Kelurahan Peneleh, KecKABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Sekolah Kebangsaan di rumah kelahiran Soekarno di Jalan Pandean IV No 40, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng Surabaya, Senin (13/6) pagi. 

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari peringatan Bulan Bakti Bung Karno, Presiden Pertama Republik Indonesia (RI).

Sekolah kebangsaan ini diikuti oleh puluhan peserta dari pelajar jenjang SMP di Kota Surabaya. 

Hadir pula sejumlah komunitas maupun pemerhati sejarah di Kota Pahlawan. Menariknya, para peserta yang mengikuti Sekolah Kebangsaan itu mayoritas juga memakai pakaian pejuang.

Pembukaan Sekolah Kebangsaan itu dilakukan oleh Staf Ahli Wali Kota Surabaya Bidang Politik, Hukum, dan Pemerintahan M. Afghani Wardhana yang hadir mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

"Saya lihat ada komunitas yang memakai baju perjuangan. Ini menunjukkan bahwa semangat perjuangan itu tidak akan pernah lekang dalam situasi apapun. Tetapi selalu tertanam dalam jiwa kita sebagai bangsa Indonesia," kata Afghani Wardhana.

Dalam momen itu, Afghani menerangkan,  bahwa melalui Sekolah Kebangsaan ini pihaknya ingin memantik semangat generasi muda untuk terus mengenang dan menghargai jasa para pahlawan. 

Hal ini sebagaimana pernah dikatakan Bung Karno bahwa "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya".

"Ini tentu punya makna yang sangat dalam, bahwa kita sebagai generasi muda saat ini tinggal mengisi kemerdekaan, tinggal mengisi pembangunan. Sedangkan para pejuang yang sudah mendahului kita dengan gigih berjuang untuk mencapai kemerdekaan," tuturnya.

Dalam berbagai kesempatan, Afghani menyebutkan, bahwa Wali Kota Eri Cahyadi selalu berpesan kepada anak-anak Surabaya agar selalu menanamkan jiwa kepahlawanan. 

Termasuk pula jiwa kegigihan dan semangat dalam menggapai cita-cita.

"Jadi ini menunjukkan bahwa kita semuanya generasi muda, meski sudah sekian ratus tahun yang lalu tetapi semangat beliau (Bung Karno) akan tetap tertanam di dalam diri generasi-generasi muda kita," ujarnya.

Oleh sebabnya, Sekolah Kebangsaan ini dinilainya sebagai sesuatu yang substansial dan strategis. Artinya, tidak hanya bertujuan untuk mengenang, tetapi selalu menanamkan jiwa kepahlawanan dalam diri generasi muda. 

"Jangan sampai kita kehilangan jadi diri sebagai bangsa yang besar, bangsa yang selalu menghargai jasa pahlawannya," tegasnya.

Karenanya, pihaknya juga berharap, Sekolah Kebangsaan ini tak hanya sekadar digelar rutin setiap tahun. Namun bagaimana esensi dari kegiatan ini selalu tertanam jiwa kepahlawanan kepada generasi muda Surabaya. 

"Mari kita ambil hikmah yang positif dari acara Sekolah Kebangsaan ini," imbuhnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga serta Pariwisata (DKKORP) Surabaya Wiwiek Widayati menjelaskan, bahwa Sekolah Kebangsaan merupakan rangkaian agenda dalam memperingati Bulan Bakti Bung Karno. 

Sebelumnya, kegiatan serupa juga digelar di Gedung Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya pada Sabtu (11/6/2022).

"Selain di rumah kelahiran Bung Karno, kita nanti juga gelar di museum HOS Tjokroaminoto dan di sekolah HBS (Hoogere Burgerschool) Kebon Rojo. Jadi, agenda ini kami lakukan sampai nanti akhir Juni 2022," kata Wiwiek.

Selain Sekolah Kebangsaan, di Bulan Bakti Bung Karno ini, pihaknya juga melakukan revitalisasi rumah kelahiran Presiden Pertama RI tersebut. 

Nantinya, rumah yang berada di Jalan Pandean IB No 40 Surabaya itu akan dilengkapi dengan benda-benda atau dokumen yang berkaitan dengan Bung Karno.

"Rencananya akan menjadi rumah sejarah lahirnya Bung Karno. Di situ akan kami isi semua hal-hal yang berkait dengan Bung Karno. Ini teman-teman juga melakukan  riset untuk meng-collect bahan-bahan atau data informasi yang nanti kita akan visualkan di rumah itu," papar dia.

Menurut Wiwiek, rencana itu sebagaimana yang diinginkan Wali Kota Eri Cahyadi agar rumah kelahiran Bung Karno menjadi museum. 

Dalam proses riset dan pengumpulan data, pihaknya mengaku juga menggandeng komunitas maupun ahli sejarah. 

"Bulan Juni ini kita mulai running. Mudah-mudahan bulan Agustus sudah ada bahan yang bisa kita masukkan ke rumah lahirnya Bung Karno," harapnya.

Melalui museum itu, pihaknya berharap, dapat semakin menguatkan bukti sejarah jika Presiden Pertama RI lahir dan pernah tinggal di Kota Surabaya. 

Hal ini pun diharapkan pula menjadi edukasi bagi semua warga Surabaya, terutama para generasi muda.

"Bahwa kota (Surabaya) ini sangat luar biasa history-nya, sangat luar biasa pernah ditinggali tokoh-tokoh Nasional. Ada Bung Karno, H.O.S Cokroaminoto, juga ada dr Soetomo," papar dia.

Yang lebih penting pula, kata Wiwiek, pihaknya juga mengharapkan ketika orang berkunjung atau datang ke Kota Surabaya dapat teringat betul akan jasa-jasa dan semangat kepahlawanan.

"Ketika orang melihat Surabaya ini tumbuhnya tokoh-tokoh bangsa Indonesia, harapan kita mereka semakin tersemangati, semakin bergelora. Sama seperti tagline kita Warisi Apinya, Jangan Abunya," pungkasnya.

Dampak Air Rob, Pemkot Surabaya Kerahkan Belasan Mobil Damkar untuk Mengatasi Genangan


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Hujan lebat yang terjadi pada Senin, 13 Juni 2022 pagi, membuat sejumlah wilayah di Kota Surabaya terjadi genangan. 

Selain karena tingginya intensitas hujan, adanya air rob dan fenomena La Nina juga menjadi penyebab terjadinya genangan tersebut.

Untuk mengatasi genangan itu, Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) langsung bergerak cepat. 

Langkah taktis pun dilakukan dengan mengerahkan belasan unit mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk menyedot genangan air agar segera surut.

"Jadi tadi malam itu di Ketintang, di Jalan Srikana dan di rumah pompa rungkut. Karena laporan dari wilayah itu ternyata pagi jam 07.00 WIB airnya naik agak tinggi. Sehingga saat ini dikerahkan ke Pandugo 13 unit (Mobil Damkar) Srikana 4 unit, serta di rumah pompa ketintang ada phyton dan tiga unit," kata Kepala DPKP Kota Surabaya, Dedik Irianto, Senin (13/6).

Bahkan hingga Senin siang, Dedik menyatakan, pihaknya masih bekerja keras melakukan penyedotan air yang masih merendam di sejumlah wilayah. 

Menurutnya, efek dari penyedotan ini bisa lebih cepat mengurangi genangan.

"Sekarang masih proses, ini kita sedot dari Yekape (Jalan Medokan Ayu) ke selatan mengarah ke Eco Medayu. Efek penyedotan ini bisa mengurangi genangan yang ada di kawasan rungkut hingga pandugo," jelas dia.

Di samping upaya taktis, pemkot melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, juga bergerak ekstra untuk menanggulangi genangan. Langkah itu dilakukan melalui normalisasi dan pembersihan saluran-saluran primer.

"Yang pasti kami pertama normalisasi saluran berupa pengerukan dan pembersihan saluran-saluran primer. Serta melakukan optimalisasi pompa-pompa kita yang ada di muara-muara laut," kata Kepala DSDABM, Lilik Arijanto.

Normalisasi itu, kata Lilik, saat ini lebih difokuskan untuk saluran-saluran yang berada di dekat muara laut. Seperti di antaranya normalisasi dan pembersihan pada avour Wonorejo. "Kita optimalkan pengerukan di avour Wonorejo. Serta di lokasi saluran pompa Wonorejo 1 dan 2," tandasnya. 

Dinkopdag Surabaya Juga Selidiki Oknum ASN yang Diduga Jadi Mafia Perizinan


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Tak hanya Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya yang menyelidiki dugaan mafia perizinan yang dilakukan oleh salah satu oknum ASN di Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya.

Namun hal yang sama juga dilakukan oleh Inspektorat serta Dinkopdag.

Saat ini Dinkopdag Kota Surabaya memastikan sudah melakukan sejumlah langkah untuk ikut serta menyelidiki kasus tersebut.

“Tim Pemeriksa sudah melakukan pemeriksaan sejumlah pihak, termasuk oknum ASN itu. Semuanya sudah dilakukan sesuai dengan prosedur. Pemeriksaan itu dilakukan pada 1 April 2022," kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos, Senin (13/6).

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Dinkopdag, kata Yos sapaan Kadinkopdag ternyata aksinya itu dilancarkan pada akhir tahun 2021, dan baru terkuak pada bulan Maret 2022. 

Sedangkan korbannya sudah sekitar 10 outlet, dan oknum ASN ini diduga mendapatkan uang puluhan juta rupiah dari aksinya ini.

“Modus yang dilakukannya adalah dengan terlibat aktif dalam tim pembinaan para pelaku usaha. Ketika melihat ada cela bahwa pelaku usaha itu tidak bisa melengkapi perizinannya, akhirnya satu dua hari kemudian dia datang secara pribadi dan menjanjikan pengurusan perizinannya itu, tentu dengan nominal uang yang sudah disepakati,” paparnya.

Saat ini, lanjut dia, oknum ASN yang diduga menjadi mafia perizinan itu sudah dilakukan pembinaan secara internal. 

Artinya, tidak diberikan tugas yang berkaitan dengan pelayanan perizinan maupun pembinaan kepada pelaku usaha. 

“Kasus ini ternyata juga sudah diusut oleh pihak Kejaksaan Negeri Surabaya, semoga ada titik temu dan ini menjadi pembelajaran bagi kita semua,” pungkasnya.

Fenomena La Nina, Supermoon hingga Air Rob Sebabkan Terjadinya Genangan di Surabaya


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi potensi terjadinya banjir rob atau air laut pasang pada pertengahan bulan Juni tahun 2022. 

Bahkan, banjir rob itu telah terjadi mulai hari ini sekitar pukul 09.00 hingga 11.00 WIB.

Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Fajar Setiawan mengatakan, bahwa prediksi banjir rob ini masih akan terjadi hingga tanggal 17 Juni 2022. 

Banjir rob itu diprediksi tidak hanya melanda Kota Surabaya, tapi juga sebagian besar wilayah pesisir Jawa Timur.

"Puncaknya banjir rob terjadi pada tanggal 15 Juni mendatang. Dimana ketinggian banjir rob berada pada level 160 dari rata-rata muka laut. Nah, kondisi ini akan menyebabkan terjadinya genangan di wilayah pesisir mencapai 30 hingga 40 cm," kata Fajar Setiawan, Senin (13/6).

Menurut Fajar, banjir rob itu juga menyebabkan aliran sungai ke laut menjadi terhambat. 

Terlebih lagi, kondisi ini bisa diperparah dengan adanya fenomena La Nina. Apalagi, meski sekarang sudah memasuki musim kemarau, namun potensi hujan itu terbilang masih lebih tinggi. 

"Nah, jika ketiganya terjadi secara bersamaan, ada hujan, terus terjadi pasang, maka otomatis air di sungai akan lebih sulit lagi untuk mengalir ke laut," papar dia.

Fajar menerangkan, bahwa akhir-akhir ini kondisi air laut juga masih hangat. Oleh sebabnya, hujan akan sering terjadi meskipun intensitasnya ringan hingga sedang jika di daratan. 

Sedangkan kondisi di laut, intensitas hujan bisa mencapai kategori sedang hingga lebat.

"Karena memang saat ini La Nina, jadi kita prediksi hingga akhir tahun mendatang meskipun musim kemarau itu masih akan sering terjadi hujan. Sebagian besar masyarakat itu menyebutnya kemarau basah," ungkap dia.

Dia menjelaskan, bahwa La Nina sebenarnya adalah fenomena global yang tidak hanya melanda di wilayah Jawa Timur. Namun dikatakannya, jika La Nina lebih intens melanda wilayah Indonesia terutama bagian Tengah dan Timur. 

"Jadi mulai akhir-akhir ini dan kita prediksi untuk suhu muka laut yang menghangat itu hingga akhir tahun. Jadi, sampai akhir tahun nanti Insyaallah curah hujannya masih akan sering terjadi," ujarnya.

Oleh sebabnya, pihaknya mengimbau kepada masyarakat terutama yang tinggal di pesisir agar lebih meningkatkan kewaspadaan. 

Pasalnya, saat ini suplai uap air di wilayah Indonesia masih banyak, sehingga hujan bakal sering terjadi. 

Juga, karena menguapnya Angin Timuran yang dapat menyebabkan angin kencang dan gelombang pasang mengalami peningkatan.

"Ketiga itu karena adanya fenomena supermoon atau perigee, yang mana bulan berada pada posisi dekat dengan bumi. Ini akan menyebabkan banjir pasang yang akan lebih intensif terjadi. Prediksi kami terjadi mulai dari pertengahan sampai akhir Juni, juga akan terjadi pada pertengahan Juli," katanya.

Dari ketiga faktor ini, Fajar kembali berpesan kepada masyarakat agar senantiasa update informasi cuaca. Utamanya terhadap adanya potensi-potensi bahaya yang timbul. 

Nah, apabila menemukan kondisi bahaya atau peringatan bahaya dari BMKG, pihaknya berharap masyarakat tidak memaksakan diri beraktivitas.

"Prediksi kami puncak supermoon itu terjadi besok sekitar pukul 18.00 WIB, yakni bulan purnama yang jaraknya dekat dengan bumi. Untuk fenomenanya terjadinya besok, tapi kalau dampaknya bisa dirasakan mulai saat ini sampai tanggal 17 Juni. Dampak yang paling utama adalah air pasang," imbuhnya.

Di tempat terpisah, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Juanda Sidoarjo, Teguh Tri Susanto menyatakan hal yang sama. 

Menurutnya, saat ini memang tengah ada fenomena global La Nina yang masih berlanjut. Juga, fenomena suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar wilayah Jawa Timur.

"Kalau pertanyaan apakah ini kemarau basah, mungkin masyarakat dibebaskan saja dalam memberikan sebutan, yang penting sadar bahwa ada potensi hujan sepanjang tahun ini," kata Teguh.

Teguh kembali menegaskan, bahwa BMKG memprediksi potensi hujan akan tetap ada sepanjang tahun 2022. 

Namun demikian, ia berpesan, bahwa kondisi kemarau basah karena anomali iklim ini tidak bisa dijadikan patokan akan terjadi selamanya.

"Ini sebagai gambaran umum, untuk penguatannya bisa tetap memantau perkembangan cuaca dalam skala meteorologi (1 harian, 3 harian, 7 harian) di kanal-kanal resmi atau kontak BMKG," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Lilik Arijanto memastikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menyiapkan kekuatan penuh untuk mengatasi genangan dampak dari air rob. 

Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui normalisasi dan pembersihan saluran-saluran primer.

"Yang pasti kami pertama normalisasi saluran berupa pengerukan dan pembersihan saluran-saluran primer. Serta melakukan optimalisasi pompa-pompa kita yang ada di muara-muara laut," kata Lilik.

Lilik menyatakan, bahwa saluran yang berada di muara laut menjadi prioritas. Itu lantaran posisi rumah pompa harus ditutup  karena air laut pasang. 

"Makanya kita optimalkan pengerukan di avour Wonorejo. Serta di lokasi saluran pompa Wonorejo 1 dan 2," papar dia.

Menurut dia, yang jelas posisi genangan air itu terjadi pada casement saluran Kebon Agung dan avour Wonorejo namun tidak keseluruhan. 

Artinya, genangan hanya terjadi di bagian tengah dan hilir. 

"Pompa Kebon Agung sudah optimal. Cuma Wisma Penjaringan kena pasang air laut jadi mungkin ada genangan di daerah situ," terangnya.

Sekarang ini, pihaknya pun intens melakukan penelusuran di avour Wonorejo untuk meninjau kondisi geometri saluran. 

Termasuk pula intens melakukan normalisasi dan pembersihan saluran untuk menanggulangi genangan.

"Kita sekarang menelusuri avour Wonorejo, mulai Kalirungkut sampai air laut kita lihat geometri salurannya ada pendangkalan. Jadi, konsentrasi sekarang normalisasi," pungkasnya.

Dorong Pengembangan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi, Pemkot Surabaya Terbitkan Payung Hukum Penyelenggaraannya


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama DPRD Kota Surabaya telah sepakat untuk menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan. 

Hal ini juga bertujuan untuk menyediakan layanan perpustakaan pada masyarakat secara cepat dan tepat, menyelenggakan budaya gemar membaca hingga memperluas wawasan serta pengetahuan.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan bahwa kemajuan Kota Surabaya harus diiringi dengan budaya ilmiah di tengah masyarakat. 

Salah satunya dibangun melalui keberadaan perpustakaan. Menurutnya, perpustakaan ini dapat menumbuhkembangkan budaya gemar membaca, sehingga dapat mendukung dan dan meningkatkan kecerdasan kehidupan masyarakat.

"Makanya, sudah sepantasnya sekolah atau madrasah wajib menyisihkan paling sedikit lima persen dari anggaran operasionalnya untuk pengembangan perpustakaan berbasis teknologi dan informasi," kata Armuji, Senin (13/6).

Ia juga mengungkapkan bahwa tren masyarakat terkini agar bisa ditangkap oleh penyelenggara perpustakaan, baik yang ada di bawah Pemkot Surabaya maupun pihak lain, supaya bisa memprioritaskan pengembangan sistem layanan perpustakaan berbasis teknologi dan informasi.

"Sekarang sudah banyak di kenal perpustakaan elektronik, buku elektroniik hingga jurnal Elektronik, sehingga kita harus mampu menyesuaikan. Nah, salah satu caranya taman baca atau perpustakaan yang sudah ada selama ini harus bisa dikemas sedemikian rupa untuk co - working space,” tegasnya.

Ia juga memastikan bahwa di Kota Surabaya ini sudah ada sekitar 532 Taman Bacaan yang dikelolah oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. Semua itu sudah tersebar di balai RW, rumah susun hingga sejumalh taman kota.

Wawali juga memastikan bahwa hingga saat ini sudah ada 461 taman bacaan dan perpustakaan di Kota Surabaya yang telah terintegrasi secara digital menggunakan DILS (Digital Integrated Library System).

“Setahap demi setahap kita akan dorong pengembangan layanan perpustakaan berbasis digital ini agar memudahkan warga masyarakat,” pungkasnya. 

Minggu, 12 Juni 2022

Dorong Pengembangan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi, Pemkot Surabaya Terbitkan Payung Hukum Penyelenggaraannya


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama DPRD Kota Surabaya telah sepakat untuk menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan. 

Hal ini juga bertujuan untuk menyediakan layanan perpustakaan pada masyarakat secara cepat dan tepat, menyelenggakan budaya gemar membaca hingga memperluas wawasan serta pengetahuan.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan bahwa kemajuan Kota Surabaya harus diiringi dengan budaya ilmiah di tengah masyarakat. 

Salah satunya dibangun melalui keberadaan perpustakaan. Menurutnya, perpustakaan ini dapat menumbuhkembangkan budaya gemar membaca, sehingga dapat mendukung dan dan meningkatkan kecerdasan kehidupan masyarakat.

"Makanya, sudah sepantasnya sekolah atau madrasah wajib menyisihkan paling sedikit lima persen dari anggaran operasionalnya untuk pengembangan perpustakaan berbasis teknologi dan informasi," kata Armuji.

Ia juga mengungkapkan bahwa tren masyarakat terkini agar bisa ditangkap oleh penyelenggara perpustakaan, baik yang ada di bawah Pemkot Surabaya maupun pihak lain, supaya bisa memprioritaskan pengembangan sistem layanan perpustakaan berbasis teknologi dan informasi.

"Sekarang sudah banyak di kenal perpustakaan elektronik, buku elektroniik hingga jurnal Elektronik, sehingga kita harus mampu menyesuaikan. Nah, salah satu caranya taman baca atau perpustakaan yang sudah ada selama ini harus bisa dikemas sedemikian rupa untuk co - working space,” tegasnya.

Ia juga memastikan bahwa di Kota Surabaya ini sudah ada sekitar 532 Taman Bacaan yang dikelolah oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. Semua itu sudah tersebar di balai RW, rumah susun hingga sejumalh taman kota.

Wawali juga memastikan bahwa hingga saat ini sudah ada 461 taman bacaan dan perpustakaan di Kota Surabaya yang telah terintegrasi secara digital menggunakan DILS (Digital Integrated Library System).

“Setahap demi setahap kita akan dorong pengembangan layanan perpustakaan berbasis digital ini agar memudahkan warga masyarakat,” pungkasnya. 

Rumah H.O.S Tjokroaminoto di Surabaya, Dapur Nasionalisme Bung Karno


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kisah perjalanan sosok Sukarno atau yang akrab disapa Bung Karno itu bukan sekadar soal kegigihan perjuangan hidup dan romantisme saja, akan tetapi ada pula kisah semangat nasionalisme yang tinggi di dalam jiwanya. 

Semangat berapi-api Sukarno muda dalam memperjuangkan bangsa Indonesia itu, diungkap dalam Sarasehan Kebangsaan Memperingati Hari Lahir Bung Karno yang bertajuk “Warisi Apinya, Jangan Abunya” di gedung Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya, Sabtu (11/6/2022).

Dalam sarasehan, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Purnawan Basundoro menjelaskan secara rinci, bagaimana Sukarno melawan ketidakadilan yang terjadi di nusantara selama zaman pendudukan Belanda. 

Sikap dan semangat juang tinggi Sukarno itu dilatarbelakangi oleh sosok Tjokroaminoto dan kota kelahirannya Surabaya.

Menurut Purnawan, selama tahun 1916 - 1921 itu adalah masa keemasan Sukarno, karena pada saat itu lah jiwa dan kepribadian Sukarno diasah di Kota Surabaya. 

Di awal abad ke 20, selama Sukarno tinggal bersama di indekos H.O.S Tjokroaminoto menganggap Kota Surabaya adalah sebagai dapur dari nasionalisme. 

“Artinya, di Surabaya itu lah, pemikiran mengenai nasionalisme Sukarno terbentuk, semangat juang melawan pendudukan Belanda di Surabaya,” kata Purnawan. 

Hal tersebut terbukti ketika di awal abad 20-an, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah industri besar di nusantara. Kala itu kawasan industri terbesar di Surabaya berada di Jalan Dapuan dan Jalan Gatotan. 

Kemudian di tahun 1916, pada saat Sukarno datang kembali ke Kota Pahlawan, kawasan industri di Ngagel mulai dibangun. 

Ketika Surabaya sudah terbentuk menjadi sebuah kota industri besar, secara tidak langsung membentuk sebuah komunitas sosial baru yakni golongan buruh. 

Golongan buruh pada saat itu adalah kelompok sosial yang lemah secara ekonomi, karena pendidikannya yang juga redah. 

“Ketika di Surabaya pertama kali ada sensus penduduk, tercatat warga Surabaya saat itu hanya 17 persen yang sekolah. Tentu, sebagian besar saat itu buruh yang bekerja di Surabaya adalah pekerja rendahan dan kasar. Meskipun buruh rendahan, hal itu justru mendapat perhatian Sukarno,” kata Purnawan. 

Kenapa bisa, buruh rendahan itu menjadi perhatian Sukarno? Karena para buruh itu menjadi salah satu dasar pembentukan ideologi Marhaenisme, sebagai bentuk kepedulian Sukarno terhadap para buruh. 

Selain itu, ideologi Marhaenisme itu juga menjadi dasar Sukarno dalam merumuskan Pancasila. 

Di tahun 1910, Kota Surabaya muncul gerakan protes kuat dari rakyat yang tinggal di lingkup tanah partikelir pada masa itu. Protes itu muncul lantaran rakyat yang tinggal di tanah partikelir itu tidak terima jika harus tunduk terhadap tuan tanah. 

“Karena perbuatan tuan tanah yang semena-mena dan menjadikan tanahnya itu untuk membangun kota dan perumahan, secara otomatis rakyat yang tinggal di tanah partikelir itu pun banyak yang tergusur,” sebut Purnawan. 

Seiring dibangunnya tanah partikelir menjadi sebuah pemukiman dan pertokoan, muncul salah satu tokoh pergerakan dari Ondomohen, yaitu Pak Siti alias Sadikin yang menggerakkan warga Surabaya kala itu untuk protes. 

Saat itu Sadikin tidak sendiri, ia bersama seorang temannya Prawirodirdjo, membela rakyat yang tinggal di tanah partikelir itu hingga tuntas di pengadilan kolonial (Landraad) kini Pengadilan Negeri Surabaya. 

Hingga akhirnya, pada tahun 1916 gugatan dari masyarakat yang menolak penggusuran paksa itu diterima oleh pengadilan, sehingga muncul keputusan hakim, yakni muncul aturan larangan mengusir penduduk yang tinggal di lahan partikelir. 

Di dalam buku catatan A.P.E Korver berjudul “Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?”, tertulis setelah surat putusan dibacakan oleh hakim pengadilan Landraad setidaknya ada sekitar 4.000 orang berkumpul di taman kota yang kini menjadi bagunan Monumen Tugu Pahlawan. 

Ribuan orang yang diinisiasi oleh Sadikin CS serta didukung oleh Tjokroaminoto sebagai pimpinan Sarekat Islam (SI) waktu itu merayakan pesta kemenangan melawan pendudukan bangsa Belanda. 

“Artinya, pada tahun 1916, Sukarno pasti mengetahui adanya gerakan dan protes besar-besaran yang dilakukan oleh rakyat Surabaya secara masif kala itu. Sayangnya, peristiwa ini tidak banyak yang tahu sebagai bentuk perjuangan masyarakat melawan pendudukan Belanda, selama ini tahunya hanya gerakan 10 November 1945,” ungkap Purnawan. 

Di periode yang sama, gerakan buruh yang bekerja di industri Surabaya menguat begitu masif, bahkan mulai melakukan mogok massal dan lain sebagainya. 

Hal itu disebabkan oleh pendatang asal Eropa/Belanda yang menduduki Kota Surabaya memandang sebelah mata orang pribumi. 

Selain tindakan semena-mena warga Belanda, pemicu kedua pergerakan penduduk pribumi adalah H.O.S Tjokroaminoto. 

Pada saat Sukarno tiba di Surabaya, Tjokroaminoto tengah menjadi pusat perhatian pengikut SI di Kota Pahlawan bahkan di belahan nusantara lainnya. 

Di mata Sukarno, sosok Tjokroaminoto adalah seorang yang dia idolakan dalam hidupnya. Seperti yang dikutip dalam buku Cindy Adam halaman 46, “Pak Tjokro adalah Idolaku. Aku muridnya. Secara sadar atau tidak, ia menggemblengku. Aku duduk di dekat kakinya dan dia memberikan buku-bukunya kepadaku, dia memberikan miliknya yang berharga kepadaku,” kata-kata Sukarno di dalam karya buku Cindy Adams “Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Purnawan menambahkan, di rumah Tjokroaminoto, insting politik Sukarno terbentuk, hal itu juga diungkap di dalam buku karya Cindy Adams. Di dalam buku yang sama, dituliskan Tjokroaminoto sendiri lah yang mengenalkan kepada Sukarno kepada para tokoh pergerakan yang hilir mudik masuk ke rumahnya saat itu. Dengan demikian, pandangan Sukarno di usia remaja sangat banyak dan kaya ilmu pengetahuan dari berbagai segi ideologi. 

Purnawan melanjutkan, kala itu Sukarno juga menulis soal rumah Tjokroaminoto yang menjadi dapur nasionalismenya. “Aku meresapi lebih banyak lagi persoalan politik di rumah Pak Tjokro, dapur dari nasionalisme.” 

Bahkan, saat itu Sukarno juga sempat menuangkan ide dan gagasan yang ada di kepalanya melalui media cetak Oetoesan Hindia yang dimiliki oleh Tjokroaminoto. 

“Bung Karno mengakui, saat di Surabaya ia menulis tidak kurang dari 500 tulisan yang dimuat di surat kabar. Di rumah Tjokroaminoto itu pula Sukarno mengenal Alimin, Muso, Semaun dan SM Kartosuwiryo yang memiliki ideologi berbeda-beda,” imbuhnya. 

Di usianya yang ke 20 tahun, Sukarno sudah matang secara politik dan ideologi. Sehingga pada saat itu lah Sukarno menemukan ideloginya sendiri yaitu Marhaenisme yang melambangkan kepribadian nasional. 

Di dalam media massa Fikiran Ra’jat tanggal 1 Juli 1932 No.1 tertulis, Marhaen adalah ideologi yang meliputi kelompok miskin Indonesia, baik buruh atau bukan, termasuk petani miskin yang tidak bekerja untuk siapapun melainkan hanya untuk sehari-harinya.

“Secara detail, di dalam buku Adams 2014: 90 tertulis, Marhaenisme merupakan Sosialisme Indonesia, gabungan dari Nasionalisme, Agama, dan Marxisme yang ditambah dengan Gotong Royong,” sebut Purnawan. 

Pada tanggal 4 Juli 1927, Sukarno bersama dengan dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Tjokrohadikusumo, dan Mr. Sunaryo, mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia pada tahun 1928 berganti menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). PNI saat itu. dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan gagasan kemerdekaan sehingga pemerintah mengeluarkan surat penangkapan tokoh-tokoh partai pada tanggal 24 Desember 1929.

Sukarno kemudian diadili pada 18 Agustus 1930, dengan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat yang isinya banyak menguraikan kekejaman imperialisme dan kapitalisme. 

Menurut Sukarno kolonialisme dan imperialisme merupakan gaya baru akan muncul dalam bentuk bantuan modal asing dengan bunga jangka panjang yang sangat tinggi.

Hal Ini merupakan transformasi baru dari kapitalisme, yang mana semulanya hanya berdagang, tetapi lambat laun bertujuan untuk menguasai suatu negara. 

Lembaga-lembaga donor ini menurut Sukarno merupakan cara untuk memperkuat cengkraman barat terhadap negara bekas jajahan seperti dalam buku Jati 2013 : 172.

Hingga di pada tanggal 1 Juni 1945, Sukarno menyampaikan lima prinsip dasar negara, yakni Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau perikemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial dan Ketuhanan yang berkebudayaan. 

“Di saat itu Bung Karno menggali nilai-niai Pancasila. Tujuannya adalah untuk menggalang negara baru merdeka untuk saling membantu negara yang masih terjajah, selain itu ia tidak ingin Indonesia tercerai-berai dan ingin bangsanya mandiri, berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan,” pungkasnya. 

Soekarno Pernah Menjadi Pegawai Kereta Api di Stasiun Semut Surabaya


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Sosok Sukarno menjadi daya tarik tersendiri bagi Inisiator Komunitas Begandring Soerabaia, Kuncarsono Prasetyo. 

Menurutnya, Bapak Pemersatu Bangsa itu lekat dengan Kota Surabaya, khususnya dengan kawasan Peneleh yang menjadi saksi bisu lahirnya Presiden Republik Indonesia (RI) Pertama.

Dalam Sarasehan Kebangsaan, Memperingati Hari Lahir Bung Karno bertajuk "Warisi Apinya, Jangan Abunya" yang digelar di Gedung Merah Putih, Kompleks Balai Pemuda itu, Kuncarsono menjelaskan, kelekatan Presiden RI ke-1 itu dengan Kota Pahlawan, berdasarkan buku berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Mulanya, berawal dari kedua orang tua Sukarno yakni, Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai yang menjalin hubungan sebagai seorang sepasang kekasih hingga akhirnya menikah pada tahun 1897.

"Saat itu, Sukemi (Sosrodihardjo) dan Srimben (Ida Ayu Nyoman Rai) bertemu di Singaraja, Bali. Ketika itu, Sukemi menjadi seorang guru PNS yang ditugaskan di sana, kemudian saling kenal dan suka," kata Kuncar sapaan akrab Kuncarsono, Sabtu (11/6/2022). 

Benih-benih cinta itu muncul, karena indekos Sukemi dengan Puri Agung Singaraja atau kediaman Srimben kala itu jaraknya yang tidak begitu jauh, bahkan sejalur dengan tempat ayah Sukarno itu pergi dan pulang mengajar. 

Meskipun ada rasa saling suka hubungan keduanya tidak mendapatkan restu karena, Srimben adalah keturunan ningrat kerajaan Singaraja. 

“Karena Srimben adalah keturunan ningrat tinggi, sedangkan Sukemi bukan dari keluarga ningrat, sehingga ditolak oleh keluarga pujaan hatinya. Pada saat itu lah ia (Sukemi), tetap mengajak Srimben menikah,” papar Kuncar. 

Setelah menikah, Sukemi dan Srimben pun dikaruniai anak pertama pada 29 Maret 1898. Anak pertama berjenis kelamin perempuan itu mereka beri nama Sukarmini. 

Setelah itu, di tahun 1899, keluarga kecil ini pindah dari Bali ke Surabaya, seiring adanya surat pindah tugas dari kementerian pendidikan kalau itu. 

Setelah pindah dari Bali ke Surabaya, Sukemi mengajar di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) sekolah Belanda untuk bumiputera di Jalan Sulung, atau sekarang SDN Alun - Alun Contong I, Surabaya. Selang setahun kemudian, pada 6 Juni 1901, Srimben melahirkan anak keduanya, Kusno (Sukarno). 

“Tak berselang lama, setelah usia Kusno enam bulan, tepatnya 28 Desember 1901, bapaknya dimutasi lagi, ke Jombang, Ploso. Karena pada saat itu gaji PNS tidak terlalu tinggi, pada akhirnya Sukarno cilik dititipkan ke rumah kakeknya di Tulungagung dari tahun 1904 - 1906,” ujar Kuncar. 

Saat sarasehan, Kuncar juga menjelaskan, di tanggal 23 November 1907, Sukarno ikut pindah lagi bersama ayahnya, kemudian menetap lama di Mojokerto  pada 22 Januari 1909. 

Setelah itu, Sukarno kecil sekolah di Hoogere Burgerschool (HBS) Surabaya, sedangkan bapaknya pindah tugas lagi ke HBS Blitar. 

“Nah, cerita Blitar sebenarnya diawali dari sini. Jadi bapaknya dari dari Mojokerto pindah ke Blitar, kemudian kontrak di sebuah rumah kecil, lantas ketika libur sekolah, Sukarno muda pulang ke Blitar untuk bertemu orang tuanya. Jadi seolah-olah Bung Karno pada waktu itu mudik ke Blitar, padahal awal mulanya itu karena Bapaknya dimutasi,” urainya. 

Di tengah perjalanan Sukarno muda saat mengenyam pendidikan di HBS Surabaya, ada secuil kisah menarik yang dijalaninya. 

Saat itu di usianya yang baru menginjak ke 15 tahun, Sukarno rela berjauhan dari keluarganya dan memilih untuk merantau ke Kota Pahlawan. Saat itu ia, tinggal di rumah HOS Tjokroaminoto.

Saat mengenyam pendidikan, Sukarno muda tinggal bersama 30 pemuda lainnya di indekos milik HOS Tjokroaminoto yang terletak di Jalan Peneleh Gang VII No. 29 - 31, Surabaya. 

“Jadi yang tinggal di situ indekos Tjokroaminoto) gratis, tapi syaratnya harus makan di rumah itu. Karena waktu itu Sukarno makannya sedikit, sehari dua bahkan sekali, maka dia tinggalnya di indekos paling belakang, sekarang menjadi sekolah SD Muhammadiyah,” jelas Kuncar.

Bukan hanya tinggal di indekos, sebagai seorang yang kaya akan rasa ingin tahu, Sukarno muda sering kali ikut nimbrung bersama pendiri Sarekat Islam (SI) itu, ketika mempraktikkan pidato atau diskusi soal politik. 

Bahkan, saat itu Sukarno sempat menjadi wartawan tulis media yang dimiliki oleh Tjokoroaminoto.

“Di usianya yang masih 15 tahun, Sukarno itu pembaca ulung, makannya di kalau menulis itu runtun. Di bertemu banyak orang yang usianya jauh di atasnya. Yang paling keren, pertama kali Sukarno mengenal Islam itu di rumah HOS Tjokroaminoto,” ungkapnya. 

Di usianya yang menginjak ke 20 tahun, Sukarno remaja baru mengenal yang namanya cinta. 

Kala itu ia menyatakan cintanya kepada Utari, anak pertama HOS Tjokroaminoto. Saat itu, waktu sore hari menyatakan cintanya di atas Jembatan Peneleh, sembari menghadap ke selatan. 

Kemudian pada usia ke 21 tahun, Sukarno mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Bandung. Selang satu tahun kemudian, Sukarno mendengar kabar kalau istri Tjokroaminoto wafat pada tahun 1921. 

Setelah menerima telegram dari Surabaya, ia pun memutuskan untuk cuti selama tujuh bulan. 

Saat itu Tjokroaminoto merasa tiada harapan lagi, tanpa istrinya, tokoh politik itu akhirnya sempat ling-lung. 

Karena Tjokroaminoto sudah tidak lagi punya penghasilan dari hasil usaha istrinya. Pada saat Sukarno tinggal di Surabaya itu pula, ia melangsungkan pernikahan dengan Utari. 

Bukan hanya menikah dengan Utari, ketika dia cuti kuliah selama tujuh bulan, akan tetapi ia juga sempat bekerja sebagai pegawai tidak tetap di Stasiun Semut (Surabaya Kota) untuk membantu keuangan Tjokroaminoto sekaligus menghidupi biaya sehari-harinya bersama sang istri. 

“Jadi ini yang nggak banyak diungkap pertama kali Sukarno menikah di Surabaya, tentu ia bekerja susah payah di Stasiun Semut. Itu ada catatannya juga di sebuah buku di Jepang, ditulis bahwa Bung Karno bekerja sebagai outsourcing,” pungkasnya.

Bupati Brebes Minta Gerakan Pramuka Ikuti Perkembangan Teknologi


KABARPROGRESIF.COM: (Brebes) Brebes Idza Priyanti meminta gerakan pramuka dinamis dalam mengikuti perkembangan teknologi yang penuh kecakapan dan tantangan. 

Permintaan itu dilontarkannya sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Kamabicab) 11.29 Brebes melalui anggota Mabicab Khaerul Abidin saat menyambut tim penilai Lomba Kwarcab tingkat Provinsi Jawa Tengah di Sanggar Pramuka Brebes, Sabtu (11/6).

Abidin menuturkan. ketika ada perubahan teknologi informasi maka materi kepramukaan seperti Sandi, Morse dan Semaphore bisa dimodifikasi dan dilengkapi dengan ketrampilan mengolah teknologi informasi. 

Seperti halnya keterampilan mengelola website, youtube, blog, dan media sosial lainnya.

Selain itu, diperlukan juga kemampuan untuk melakukan kriptografi atau teknik menyampaikan pesan secara tersembunyi dengan memanfaatkan fitur enkripsi data.

"Gunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai sarana untuk menggiatkan pramuka di berbagai bidang," ujar Abidin.

Abidin menyebut seiring perkembangan zaman, kebutuhan generasi muda dan masyarakat banyak berubah. 

Tali temali dan baris berbaris sebagai salah satu keterampilan anggota pramuka, juga perlu ditambah bekal ketrampilan manajemen dan kewirausahaan.

"Kwartir Cabang Brebes telah berusaha untuk membenahi dan melakukan upaya profesional dalam menggiatkan pramuka di wilayah Kabupaten Brebes," terangnya.

Menurut Abidin, dengan adanya penilaian Lomba Kwartir akan makin meningkatkan kinerja dan pembaharuan inovasi.

"Semua itu demi kemajuan kwarcab di masa mendatang, " pungkasnya.

Ketua Tim Penilai Taufiq Rahmadi menjelaskan, penilaian Lomba Kwartir sebagai ajang untuk meningkatkan pembinaan yang dilakukan Kwartir Daerah Jateng setiap 2 tahun sekali. 

Kwartir Cabang Brebes masuk dalam kategori Kwarcab Madya dengan penilaian melalui dua tahap.

"Tahap pertama berupa merefleksikan dan pengisian lembar isian portofolio dari berbagai kegiatan. Sedangkan penilaian tahap kedua berupa kunjungan on the spot ke kwarcab untuk mencocokan antara potret laporan dengan kenyataan kegiatan di lapangan, " ujar Taufiq.

Taufiq yang juga Andalan Daerah bidang Organisasi dan Hukum Kwarda Jateng menjelakan ada 7 bidang yang dinilai. 

Yakni bidang Satuan Komunitas, Sarana Prasarana, Abdimas, Humas, Organisasi Hukum dan Keuangan serta Bina Muda.

"Kami berharapdengan saling melengkapi dan peningkatan kinerja serta kegiatan di tingkat Kwarcab akan membawa warna baru dan gairah baru dalam mewujudkan anggota Pramuka yang mandiri dan berkarakter, " harap Taufiq. 

Sabtu, 11 Juni 2022

Rumah H.O.S Tjokroaminoto di Surabaya, Dapur Nasionalisme Bung Karno


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kisah perjalanan sosok Sukarno atau yang akrab disapa Bung Karno itu bukan sekadar soal kegigihan perjuangan hidup dan romantisme saja, akan tetapi ada pula kisah semangat nasionalisme yang tinggi di dalam jiwanya. 

Semangat berapi-api Sukarno muda dalam memperjuangkan bangsa Indonesia itu, diungkap dalam Sarasehan Kebangsaan Memperingati Hari Lahir Bung Karno yang bertajuk “Warisi Apinya, Jangan Abunya” di gedung Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya, Sabtu (11/6/2022).

Dalam sarasehan, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Purnawan Basundoro menjelaskan secara rinci, bagaimana Sukarno melawan ketidakadilan yang terjadi di nusantara selama zaman pendudukan Belanda. Sikap dan semangat juang tinggi Sukarno itu dilatarbelakangi oleh sosok Tjokroaminoto dan kota kelahirannya Surabaya.

Menurut Purnawan, selama tahun 1916 - 1921 itu adalah masa keemasan Sukarno, karena pada saat itu lah jiwa dan kepribadian Sukarno diasah di Kota Surabaya. 

Di awal abad ke 20, selama Sukarno tinggal bersama di indekos H.O.S Tjokroaminoto menganggap Kota Surabaya adalah sebagai dapur dari nasionalisme. 

“Artinya, di Surabaya itu lah, pemikiran mengenai nasionalisme Sukarno terbentuk, semangat juang melawan pendudukan Belanda di Surabaya,” kata Purnawan. 

Hal tersebut terbukti ketika di awal abad 20-an, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah industri besar di nusantara. Kala itu kawasan industri terbesar di Surabaya berada di Jalan Dapuan dan Jalan Gatotan. 

Kemudian di tahun 1916, pada saat Sukarno datang kembali ke Kota Pahlawan, kawasan industri di Ngagel mulai dibangun. 

Ketika Surabaya sudah terbentuk menjadi sebuah kota industri besar, secara tidak langsung membentuk sebuah komunitas sosial baru yakni golongan buruh. 

Golongan buruh pada saat itu adalah kelompok sosial yang lemah secara ekonomi, karena pendidikannya yang juga redah. 

“Ketika di Surabaya pertama kali ada sensus penduduk, tercatat warga Surabaya saat itu hanya 17 persen yang sekolah. Tentu, sebagian besar saat itu buruh yang bekerja di Surabaya adalah pekerja rendahan dan kasar. Meskipun buruh rendahan, hal itu justru mendapat perhatian Sukarno,” kata Purnawan. 

Kenapa bisa, buruh rendahan itu menjadi perhatian Sukarno? Karena para buruh itu menjadi salah satu dasar pembentukan ideologi Marhaenisme, sebagai bentuk kepedulian Sukarno terhadap para buruh. 

Selain itu, ideologi Marhaenisme itu juga menjadi dasar Sukarno dalam merumuskan Pancasila. 

Di tahun 1910, Kota Surabaya muncul gerakan protes kuat dari rakyat yang tinggal di lingkup tanah partikelir pada masa itu. 

Protes itu muncul lantaran rakyat yang tinggal di tanah partikelir itu tidak terima jika harus tunduk terhadap tuan tanah. 

“Karena perbuatan tuan tanah yang semena-mena dan menjadikan tanahnya itu untuk membangun kota dan perumahan, secara otomatis rakyat yang tinggal di tanah partikelir itu pun banyak yang tergusur,” sebut Purnawan. 

Seiring dibangunnya tanah partikelir menjadi sebuah pemukiman dan pertokoan, muncul salah satu tokoh pergerakan dari Ondomohen, yaitu Pak Siti alias Sadikin yang menggerakkan warga Surabaya kala itu untuk protes. 

Saat itu Sadikin tidak sendiri, ia bersama seorang temannya Prawirodirdjo, membela rakyat yang tinggal di tanah partikelir itu hingga tuntas di pengadilan kolonial (Landraad) kini Pengadilan Negeri Surabaya. 

Hingga akhirnya, pada tahun 1916 gugatan dari masyarakat yang menolak penggusuran paksa itu diterima oleh pengadilan, sehingga muncul keputusan hakim, yakni muncul aturan larangan mengusir penduduk yang tinggal di lahan partikelir. 

Di dalam buku catatan A.P.E Korver berjudul “Sarekat Islam Gerakan Ratu Adil?”, tertulis setelah surat putusan dibacakan oleh hakim pengadilan Landraad setidaknya ada sekitar 4.000 orang berkumpul di taman kota yang kini menjadi bagunan Monumen Tugu Pahlawan. 

Ribuan orang yang diinisiasi oleh Sadikin CS serta didukung oleh Tjokroaminoto sebagai pimpinan Sarekat Islam (SI) waktu itu merayakan pesta kemenangan melawan pendudukan bangsa Belanda. 

“Artinya, pada tahun 1916, Sukarno pasti mengetahui adanya gerakan dan protes besar-besaran yang dilakukan oleh rakyat Surabaya secara masif kala itu. Sayangnya, peristiwa ini tidak banyak yang tahu sebagai bentuk perjuangan masyarakat melawan pendudukan Belanda, selama ini tahunya hanya gerakan 10 November 1945,” ungkap Purnawan. 

Di periode yang sama, gerakan buruh yang bekerja di industri Surabaya menguat begitu masif, bahkan mulai melakukan mogok massal dan lain sebagainya. 

Hal itu disebabkan oleh pendatang asal Eropa/Belanda yang menduduki Kota Surabaya memandang sebelah mata orang pribumi. 

Selain tindakan semena-mena warga Belanda, pemicu kedua pergerakan penduduk pribumi adalah H.O.S Tjokroaminoto. 

Pada saat Sukarno tiba di Surabaya, Tjokroaminoto tengah menjadi pusat perhatian pengikut SI di Kota Pahlawan bahkan di belahan nusantara lainnya. 

Di mata Sukarno, sosok Tjokroaminoto adalah seorang yang dia idolakan dalam hidupnya. Seperti yang dikutip dalam buku Cindy Adam halaman 46, “Pak Tjokro adalah Idolaku. Aku muridnya. Secara sadar atau tidak, ia menggemblengku. Aku duduk di dekat kakinya dan dia memberikan buku-bukunya kepadaku, dia memberikan miliknya yang berharga kepadaku,” kata-kata Sukarno di dalam karya buku Cindy Adams “Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Purnawan menambahkan, di rumah Tjokroaminoto, insting politik Sukarno terbentuk, hal itu juga diungkap di dalam buku karya Cindy Adams. Di dalam buku yang sama, dituliskan Tjokroaminoto sendiri lah yang mengenalkan kepada Sukarno kepada para tokoh pergerakan yang hilir mudik masuk ke rumahnya saat itu. Dengan demikian, pandangan Sukarno di usia remaja sangat banyak dan kaya ilmu pengetahuan dari berbagai segi ideologi. 

Purnawan melanjutkan, kala itu Sukarno juga menulis soal rumah Tjokroaminoto yang menjadi dapur nasionalismenya. “Aku meresapi lebih banyak lagi persoalan politik di rumah Pak Tjokro, dapur dari nasionalisme.” 

Bahkan, saat itu Sukarno juga sempat menuangkan ide dan gagasan yang ada di kepalanya melalui media cetak Oetoesan Hindia yang dimiliki oleh Tjokroaminoto. 

“Bung Karno mengakui, saat di Surabaya ia menulis tidak kurang dari 500 tulisan yang dimuat di surat kabar. Di rumah Tjokroaminoto itu pula Sukarno mengenal Alimin, Muso, Semaun dan SM Kartosuwiryo yang memiliki ideologi berbeda-beda,” imbuhnya. 

Di usianya yang ke 20 tahun, Sukarno sudah matang secara politik dan ideologi. Sehingga pada saat itu lah Sukarno menemukan ideloginya sendiri yaitu Marhaenisme yang melambangkan kepribadian nasional. Di dalam media massa Fikiran Ra’jat tanggal 1 Juli 1932 No.1 tertulis, Marhaen adalah ideologi yang meliputi kelompok miskin Indonesia, baik buruh atau bukan, termasuk petani miskin yang tidak bekerja untuk siapapun melainkan hanya untuk sehari-harinya.

“Secara detail, di dalam buku Adams 2014: 90 tertulis, Marhaenisme merupakan Sosialisme Indonesia, gabungan dari Nasionalisme, Agama, dan Marxisme yang ditambah dengan Gotong Royong,” sebut Purnawan. 

Pada tanggal 4 Juli 1927, Sukarno bersama dengan dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Tjokrohadikusumo, dan Mr. Sunaryo, mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia pada tahun 1928 berganti menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). PNI saat itu. dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan gagasan kemerdekaan sehingga pemerintah mengeluarkan surat penangkapan tokoh-tokoh partai pada tanggal 24 Desember 1929.

Sukarno kemudian diadili pada 18 Agustus 1930, dengan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat yang isinya banyak menguraikan kekejaman imperialisme dan kapitalisme. Menurut Sukarno kolonialisme dan imperialisme merupakan gaya baru akan muncul dalam bentuk bantuan modal asing dengan bunga jangka panjang yang sangat tinggi.

Hal Ini merupakan transformasi baru dari kapitalisme, yang mana semulanya hanya berdagang, tetapi lambat laun bertujuan untuk menguasai suatu negara. Lembaga-lembaga donor ini menurut Sukarno merupakan cara untuk memperkuat cengkraman barat terhadap negara bekas jajahan seperti dalam buku Jati 2013 : 172.

Hingga di pada tanggal 1 Juni 1945, Sukarno menyampaikan lima prinsip dasar negara, yakni Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau perikemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial dan Ketuhanan yang berkebudayaan. 

“Di saat itu Bung Karno menggali nilai-niai Pancasila. Tujuannya adalah untuk menggalang negara baru merdeka untuk saling membantu negara yang masih terjajah, selain itu ia tidak ingin Indonesia tercerai-berai dan ingin bangsanya mandiri, berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan,” pungkasnya. 

Gubernur Khofifah Nyatakan Bojonegoro Miliki Desa Mandiri Terbanyak Se- Jatim


KABARPROGRESIF.COM: (Bojonegoro) Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah menghadiri peresmian gedung baru Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Jawa Timur oleh Ibu Gubernur Jawa Timur.

Acara sekaligus juga dirangkai dengan agenda penyerahan secara simbolis Bantuan Keuangan kepada Desa (BK-Desa), dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada pemerintah desa Tahun Anggaran 2022. Di Kabupaten Bojonegoro ada 4 desa yang menerima BK – Desa, penyerahan BK Desa dilakukan secara langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Sabtu (11/06/2022).

Gubernur Jawa Timur menyampaikan bahwa saat ini ada 1480 Desa Mandiri di Jawa Timur, dan dinyatakan sudah bebas dari desa tertinggal. 

Gubernur Jawa Timur juga mengungkapkan bahwa Kabupaten Bojonegoro menjadi Kabupaten yang memiliki desa mandiri tertinggi se-Jawa Timur. Hal ini merupakan sebuah prestasi tersendiri yang diperoleh Bupati Bojonegoro bagi Kabupaten Bojonegoro.

Gubernur Jawa Timur menyampaikan bentuk terima kasihnya atas kerja keras semua pihak, atas banyaknya desa-desa mandiri di Jawa Timur.

“Oleh karena itu, makin mandiri suatu desa maka juga akan semakin mensejahterakan masyarakat di desa. Saya mengucapkan terima kasih kepada kepala desa dan berpesan agar anggaran bisa dimanfaatkan sebaik baiknya untuk kepentingan masyarakat.”, Pungkas Gubernur Jawa Timur.

Adapun Desa di Kabupaten Bojonegoro yang menerima BK- Desa adalah:

1. Desa Jawik, Kecamatan Tambakrejo

2. Desa Sukorejo, Kecamatan Tambakrejo

3. Desa Kebonagung, Kecamatan Padangan

4. Desa Ngrejeng, Kecamatan Purwosari. 


Dukung Wisata Sontoh Laut, Pemkot Surabaya Berdayakan Kampung Warna-Warni dan Mangrove Tambak Sarioso


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya menggelar kerja bakti dan pelatihan di kawasan wisata Kampung Warna-Warni dan area Mangrove RW 02 Kelurahan Tambak Sarioso Kecamatan Asemrowo Kota Surabaya, Sabtu (11/6). 

Kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk berkontribusi dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang jatuh pada 5 Juni 2022, sekaligus memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengoptimalkan eco wisata disana.

Kepala DLH Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan, kelestarian lingkungan dan ekosistem kawasan wisata. 

Serta, untuk merealisasikan visi misi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan.

"Tempat ini adalah kawasan wisata yang memiliki potensi cukup besar. Maka, selain menjaga lingkungan, kami juga menguatkan warga sekitar untuk memproduksi karya yang dapat menambah penghasilan," kata Hebi.

Pada sisi lingkungan, Hebi menjelaskan DLH akan menggelar kerja bakti setiap bulan untuk melakukan pengecekan dan pemantauan, serta mengukur berapa banyak sampah yang dihasilkan oleh kawasan wisata tersebut.

"Kita juga menggugah masyarakat Surabaya, supaya tetap bergotong-royong melakukan kerja bakti. Seperti saat ini, terdapat 400 peserta yang berpartisipasi. Mereka tidak hanya dari DLH dan PD lainnya, tetapi juga dari komunitas, mahasiswa, pelajar, dan tentunya warga setempat," jelas dia.

Hasilnya, kegiatan kerja bakti Hari Lingkungan Hidup Sedunia di kawasan wisata Kampung Warna-Warni dan area Mangrove RW 02 Kelurahan Tambak Sarioso Kecamatan Asemrowo Kota Surabaya, berhasil mengangkut 581,48 Kg sampah. 

Dengan rincian, 348,625 Kg sampah plastik, 2,5 Kg sampah kertas, dan 230,355 Kg sampah basah/organik.

"Kami juga menerjunkan dua dump truck, sebagai alat untuk mengangkut sampah tersebut," ujarnya.

Dengan didominasi oleh banyaknya sampah plastik, Hebi mengaku DLH akan terus mengajak dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari.

Di sisi lain, untuk menguatkan SDM di kawasan wisata tersebut, pihaknya menggandeng komunitas peduli lingkungan, yakni Komunitas Nol Sampah untuk melakukan pelatihan dan pendampingan mengenai pengolahan buah dan daun Mangrove. 

Untuk buah Mangrove ini bisa diolah menjadi sirup, keripik, hingga pewarna. Sedangkan daun Mangrove bisa diolah menjadi rempeyek dan teh.

"Pelatihan akan diikuti oleh warga, supaya mereka bisa membuat produk olahan yang harapannya bisa menambah pendapatan masyarakat setempat. Kami menginginkan kawasan wisata ini akan hidup, salah satunya adalah melalui gerakan ekonomi kerakyatan," pungkasnya. 

Kejari Tanjung Perak Selidiki Dugaan Korupsi Satu BUMD Pemkot Surabaya


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Tak hanya membongkar kasus dugaan korupai Rp60 Miliar di bank plat merah, Namun ada kasus serupa yang saat ini menjadi bidikan Kejaksaan Negeri (Kejari) Tanjung Perak.

Ironisnya kasus dugaan korupsi ini terjadi di salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

"Iya, salah satu BUMD, masih dalam penyelidikan," kata Kajari Tanjung Perak, I Ketut Kasna Dedi, Sabtu (11/6).

Sayangnya mantan Kajari Panajam Paser Utara ini enggan menyebut siapa BUMD tersebut.

"Kan udah saya kasih tau masih dalam penyelidikan, ngak boleh keluar (dipublikasikan)," jelasnya.

Ia hanya memastikan bila dari hasil penyelidikan ini ditemukan ada nilai kerugiannya, namun tak sebesar seperti terjadi di bank plat merah.

"Sudah ada, ngak Sampai puluhan miliar, nanti aja kalau sudah naik ke penyidikan saya kabari," ungkapnya.

Bahkan pria asal Pulau Dewata ini berkeyakinan dengan terendusnya ada dugaan korupsi di perusahaan plat merah milik Pemkot Surabaya ini dipastikan akan menguak kasus-kasus serupa lainnya yang selama ini masih tenggelam.

"Kalau ditemukan ada dugaan korupsi, Kejari Tanjung Perak pasti mengusutnya," pungkas Kasna.

Berhasil Selesaikan Perahu Fiberglass Pemuda Papua: Terima Kasih Mama Menteri


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemuda asal Yapen, Yohanis Ayorbaba menyampaikan ucapan terima kasih kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini. Berkat bantuan "Mama Menteri" Yohanis bisa menyelesaikan pembangunan kapal longboat dengan bahan fiberglass.

"Saya ucapkan terima kasih atas bantuan "Mama Menteri". Berkat bantuan Mama, kami para pemuda Papua bisa menyelesaikan kapal. Di Yapen belum kapal mesin, kami masih pakai kapal tradisional," kata Yohanis usai mengikuti workshop pembuatan kapal (10/6).

Yohanis adalah satu dari 15 peserta workshop pembuatan kapal long boat dari fiberglass. 

Mereka berasal dari Kabupaten Jayapura, Asmat, dan Yapen. Workshop merupakan kerja sama Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Kewirausahaan Sosial Kemensos bersama Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).

Workshop digelar di Departemen Teknik Perkapalan ITS Surabaya selama 10 hari pada tanggal 1 - 10 Juni 2022.

Workshop merupakan kelanjutan arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk mendukung percepatan pembangunan di Papua, dengan  pemberdayaan ekonomi. 

Dalam penjelasannya usai meninjau kegiatan workshop, Mensos menyatakan kegiatan ini berawal dari permintaan kapal dari pemuda asal Mamberamo.

"Saya kasih. Tapi mereka harus membuat sendiri. Selanjutnya malah datang permintaan dari daerah lain. Akhirnya dibuatlah workshop, " katanya.

Pembahasan kapal dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Papua. 

Dengan beralih dari penggunaan kapal tradisional ke kapal fiberglass diharapkan makin meningkatkan hasil tangkapan para nelayan Papua.

"Kapal itu nanti juga tidak hanya untuk menangkap ikan. Tapi juga sebagai alat angkut," katanya. Saat ini pembuatan kapal ditargetkan sebanyak 27 unit untuk Kabupaten Asmat, 10 unit untuk Mamberamo, dan 12 unit untuk Yapen.

Kemensos tidak hanya menyasar pelaut. Namun Mensos juga akan menyiapkan program untuk memberdayakan mama-mama Papua baik yang berada di gunung maupun di pantai, dengan berbagai program pemberdayaan.

Di antaranya pelatihan menjahit, menenun dan bercocok tanam untuk para pemuda. 

"Sudah ada kegiatan cocok tanam. Tapi kami akan meningkatkan kemampuan anak-anak muda di bidang pertanian sehingga usaha mereka dilandasi pengetahuan bercocok tanam," kata Mensos.

Masih banyak program pemberdayaan sosial yang akan dilakukan untuk masyarakat Papua. 

Apabila hasil pertanian bisa dikembangkan, maka akan disiapkan sarana pengolahan pangan. 

Demikian pula dengan hasil tangkapan ikan, dan hasil laut, akan disiapkan sarana pengolahannya.

Bantuan usaha lainnya adalah usaha bengkel, packaging, branding, menanam bunga matahari dan pengolahan minyak dari bunga matahari.

Jumat, 10 Juni 2022

Kunjungi ITS, Mensos Risma Lihat Belasan Pemuda Papua Dilatih Buat Kapal Fiberglas


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan program pelatihan kepada masyarakat Papua. 

Program tersebut diwujudkan dengan menggandeng Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dengan pelatihan membuat kapal.

“Jadi awalnya mereka minta kapal, terus saya sampaikan okey, tetapi mereka harus belajar buat sendiri supaya mereka mengerti atau bahkan bisa menjadikan tempat atau ruang untuk berusaha,” kata Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini di ITS, Jumat (10/6).

Risma menjelaskan, bahwa awal mulanya ia mendapat permintaan kapal. 

“Jadi, saya sampaikan itu mereka agak kaget. Setelah itu saya langsung ke ITS minta bantuan, saya jelaskan saat itu ada pak rekto,” sambung Risma.

Risma juga menyebut program tersebut tidak hanya menggandeng ITS saja, pihaknya juga menggandeng Universitas Cendrawasi, Papua. 

“Kemudian, kami saya hubungi universitas Cendrawasi (Uncen) dan ternyata Uncen juga siap untuk bekerjasama dan sekarang inj terwujud. Diperjalannya, ternyata kami banyak bergerak ada permintaan dari beberapa daerah yang awalnya hanya mambramo, tetapi kemudian ada beberapa yang membutuhkan perahu ini,” lanjutnya.

Risma, juga mengatakan, ada permintaan dari beberapa daerah di Papua diantaranya, 27 unit unit kapal dari daerah Asmat, 12 dari daerah Yapen, dan daerah Sarmi 2, kemudian daerah mambramo 10. 

“Ini tadi saya minta 17 Agustus selesai. Kemarin 6, 3 bulan mudah-mudah ini karena bagiannya beda-beda mungkin bisa cepat prosesnya,” pinta Risma.

Selain Kapal, kata Risma,  pihaknya juga memberikan beberapa training, diantaranya menjahit hingga pertanian.

“Kami juga memberi pelatihan. Jadi, kami akan ambil mama-mama dari atas gunung juga pantai kami training untuk menjahit. Ke depan kami juga ajari mereka  bahan kainnya. Kami juga pikirkan untuk buat sutera di sana kemudian di tenun sehingga menjadi bahan, sehingga mereka nanti bisa mandiri,” urainya.



Berikutnya kata Risma, pihaknya akan memberikan training anak-anak muda untuk pertanian. 

“Kami sudah nanam, cuma kami ingin pertanian mereka lebih maksimal dengan pengetahuan. Ketiga kami akan training tentang pengolahan makan. Jadi, nanti kami tanam pepaya dan macam-macam buah-buahan, nanti bisa diolah untuk makanan olahan. Nanti juga kalau hasil ikannya lebih banyak, kami alan ajari pengolahan ikan. Ada program yang banyak lagi, ada bengkel, pembuatan packing, branding kami ajari. Sekarang produk mereka tadi disampaikan, padahal kami bantu 3.000 botol sudah habis. Artinya mereka sudah gerak, nantinya mungkin kami juga di beberapa tempat itu kami akan tanam bunga matahari untuk membuat minyak goreng dari bunga matahari," pungkasnya.

Sementara itu, Tim pembuat perahu fiber, Yohannes mengatakan pihaknya bersama teman-teman mengucapkan terima kasih atas program menteri Sosial. 

Dimana untuk kabupaten kepulauan Yapen sampai saat ini belum ada pembuatan perahu fiber.

“Kabupaten kepulauan Yapen masih dalam sistem manual, tetapi kami banyak terima kasih kepada mama menteri yang telah memprogramkan kami, sehingga kami ada di ITS ini kami sangat bersyukur. Kami disini didampingi para dosen dan para mahasiswa yang telah melatih kami walaupun waktunya singkat bagi kami, tetapi kami mampu menyelesaikan perahu fiber itu menandakan kami punya tekad besar,” katanya.

Kemudian, kata Yohanes, ia akan meneruskan kepada adik-adik untuk merangkul mereka agar ikut dilatih bersama-sama menciptakan lapangan kerja bagi mereka pembuatan perahu fiber.

“Agar ke depan mereka bisa mandiri dan kami seemua bisa menghidupi keluarga kami, bahkan anak-anak kami. Kami kembali kesana mungkin koordinasi dengan teman-teman yang punya lahan karena saudara-saudara kami punya lahan yang dimiliki di sana. Jadi, mungkin kami buka lapangan kerja di sana dengan bahan yang kami siapkan di lahan ayah kami buka untuk memperluas lahan kerja di kabupaten kepulauan yapen. Karena baru pertama kali dilatih di sini dengan peralataan yang sudah ada di sini. Itu yang kami harapan setelah kami kembali pada hari minggu, itu yang mungkin kami usulkan,” pungkasnya.

6 Pejabat Pemprov Sulteng Terlibat Jual Beli Jabatan


KABARPROGRESIF.COM: (Palu) Tim investigasi bentukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengungkap kasus dugaan jual beli jabatan. Sedikitnya ada enam pejabat yang terlibat dalam kasus jual beli jabatan tersebut.

Pernyataan itu disampaikan oleh Tim Investigasi yang dibentuk Gubernur Sulteng terkait isu penyalahgunaan kewenangan dalam pelantikan 28 April 2022.

"Kami dari tim sudah melakukan pemeriksaan terhadap kurang lebih sebanyak 28 orang saksi yang diduga mengetahui. Hasil pemeriksaan tersebut, ada terdapat 6 orang yang dinyatakan melakukan pelanggaran," ujar Kepala Inspektorat Provinsi Sulawesi Tengah M Muchlis dalam keterangannya, Jumat (10/6/2022).

Muchlis yang juga sebagai wakil ketua investigasi enggan menyebutkan nama para pejabat tersebut. Dia hanya memastikan bahwa ke enam orang tersebut di antaranya dua orang pejabat dari eselon II, dua orang dari eselon III dan dua orang dari eselon IV.

"Kami tidak bisa menyebutkan nama. Dari eselon II dua orang, eselon III dua orang dan eselon IV dua orang," jelasnya.

Dia menuturkan, tim investigasi telah merekomendasikan sanksi untuk enam orang yang terbukti tersebut kepada Gubernur Sulteng.

"Ada empat sanksi berat, satu orang sanksi sedang dan satu orang sanksi ringan. Sanksi berat berupa penurunan jabatan dan nonjob, sanksi sedang diberikan sanksi potongan tunjangan kerja dan sanksi ringan berupa teguran tertulis," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Sulteng Rusdy Mastura membentuk tim Investigasi terkait Isu dugaan jual beli jabatan di lingkup Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tengah.

Tim Investigasi tersebut melibatkan pihak Inspektorat Provinsi, Sekretaris Daerah, dan pejabat berwenang. "Tujuannya untuk segera menjawab hal-hal yang berkembang dan dapat mengganggu visi misi Pemprov Sulteng saat melakukan reformasi birokrasi," kata Rusdy.

Menurutnya, tim investigasi bekerja dengan gerak cepat. Siapapun yang kedapatan dan terbukti terlibat dalam dugaan jual beli jabatan tersebut akan ditindak tegas.

Rugikan Negara Rp60 Miliar, Kejari Tanjung Perak Usut Dugaan Korupsi Bank Plat Merah


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Diam-diam Kejaksaan Negeri Tanjung Perak mengusut dugaan korupsi di salah satu bank plat merah.

Yang paling mengejutkan lagi, dalam membongkar kasus ini, Kejari Tanjung Perak berhasil menemukan kerugian di bank plat merah tersebut mencapai angka yang cukup fantastis yakni mencapai Rp60 miliar lebih.

Bahkan kabarnya kasus dugaan korupsi di salah satu bank plat merah itu sudah ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan.

Namun sayangnya, Kejari Tanjung Perak belum berani membeberkan hasil penyidikan tersebut.

"Sabar lah, nanti saja ya, dalam waktu dekat ini," kata Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tanjung Perak, I Ketut Kasna Dedi, Jum'at (10/6).

Ia hanya memastikan akan segera mengumumkan hasil penyidikan tersebut.

Tentunya siapa saja yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut hingga mengakibatkan kerugian negara puluhan milyar rupiah.

"Yang pasti sudah ada tersangka," ujarnya.

Saat didesak modus dari tersangka ini dapat membobol bank plat merah, Kasna sapaan Kajari Tanjung Perak hanya menyebut, bila tersangka ini tak mempergunakan kredit dari bank sesuai dengan peruntukannaya.

"Dokumennya macet sekitar maret 2016," pungkasnya.

Pasar Rawan Terbakar, Komisi B Soroti Kinerja PD Pasar Surya


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Komisi B DPRD Surabaya menggelar rapat dengar pendapat, menindaklanjuti temuan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) kedaluarsa dan instalasi tak aman di sejumlah pasar.

Rapat dengar pendapat yang digelar pada Jumat (10/6) tersebut, dihadiri Manajemen PD Pasar Surya dan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamat (DPKP) Kota Surabaya. 

Wakil Ketua Komisi B Anas Karno, menyoroti lemahnya mitigasi bencana oleh PD Pasar Surya pasca temuan tersebut. 

"Kita menemukan APAR kadaluarsa dan instalasi listrik yang membahayakan karena bersinggungan dengan air. Padahal komponen ini kan harus aman. Dan di jawab masih dilakukan pengadaan. PD Pasar Surya mengatakan pembaruan APAR diajukan sejak Desember 2021, tapi sampai sekarang belum teralisasi," kata Anas Karno.

Selain itu menurut Anas, manajemen BUMD Pemkot Surabaya tersebut mengaku, belum memeriksa kondisi APAR dan instalasi listrik. 

"Kita mempertanyakan kinerja PD Pasar Surya, diantaranya soal keamanan pasar dari resiko bencana kebakaran," tegasnya.

Anas membandingkan kinerja PD Pasar Surya dengan program percepatan ekonomi wali kota dan wakil wali kota Surabaya. 

"Pak Eri dan Pak Armuji punya spirit untuk memajukan Surabaya. Ayo kita dukung bersama. Kalau BUMD PD Pasar lemah seperti ini, bagaimana bisa ikut memajukan Surabaya," tegasnya.

Komisi B memberi waktu 2 minggu kepada PD Pasar Surya untuk menindak lanjuti pembaruan APAR kedaluarsa dan perbaikan instalasi listrik agar aman. 

"Kalau belum juga direalisasikan kita panggil lagi. Berikut Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Serta Pertanahan kota Surabaya terkait dengan sanksi yang diberikan," paparnya.

Sementara itu Kepala DPKP Kota Surabaya Dedik Irianto menegaskan, dengan APAR yang kedaluarsa dan instalasi listrik tak aman, beresiko terhadap bencana kebakaran. 

"Kalau bicara mitigasi bencana kondisi di pasar itu rawan. Bagaimanapun juga harus disiapkan. Beberapa waktu lalu memang sudah kita lakukan pengecekan. Memang ada catatan kita. Dan yang paling sederhana itu soal APAR," ujarnya.

Lebih lanjut Dedik mengatakan, pihaknya sudah memberikan rekomendasi terkait dengan kondisi APAR

"Rekomendasi untuk Pasar Blauran sudah beberapa kali. Dan yang kita sampaikan dalam rapat tadi tadi satu bandel ada beberapa pasar. Ada Pasar Blauran, Pasar Kapasan, Pasar Rungkut dan sejumlah pasar lainnya. Kalau soal mitigasi bencana APAR expired harus segera diperbarui," imbuhnya.

Direktur Pembinaan Pedagang sekaligus PLT Direktur Teknik PD Pasar Surya M Taufiqurrahman mengaku kalau pembaruan APAR kedaluarsa masih dalam proses. 

"Kita sudah melakukan proses pengajuan, dan kita sudah menemukan suppliyer yang kompetitif. Paling cepat 2 minggu, selambatnya 1 bulan akan dilakukan pengisian secara bertahap. Tahap pertama 30 tabung," jelasnya.

Soal kelistrikan, Taufiqurrahman mengaku juga sudah dilakukan pemeriksaan, terutama pada ketidak stabilan daya.

"Karena mungkin termakan usia sehingga menimbulkan ketidak stabilan daya. Mitigasi dilakukan dalam skema prioritas yang urgent dulu dilakukan. Perbaikan dan perawatan ini kita anggarkan dan sekarang tinggal eksekusinya," pungkasnya.