Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Pilkada Surabaya 2024 Tanpa Bakal Calon Perseorangan

KPU Kota Surabaya menyatakan pemilihan kepala daerah tahun 2024 tanpa diikuti pasangan bakal calon kepala daerah perseorangan karena faktor kurangnya syarat dukungan yang harus dipenuhi oleh para bakal calon tersebut.

Wali Kota Eri Cek Penggunaan Dana Kelurahan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi blusukan ke perkampungan untuk mengecek penggunaan Dana Kelurahan (Dakel) yang digunakan untuk membangun saluran.

Bapaslon Independen Pilkada Kecewa Sikap KPU Surabaya

Bapaslon independen Pilkada Surabaya, Pandu Budi Raharjono-Kusrini Purwijanti menyasalkan sikap komisioner KPU Surabaya yang tak mau menerima copy data pendukung meskipun hanya terlambat cuma dua menit.

Sambut HJKS ke-731, Pegawai Pemkot Surabaya Cat Ulang Curbing Median Jalan

Menyambut Hari Jadi Kota Surabaya ke-731, seluruh pegawai di lingkup Pemkot Surabaya melakukan kerja bakti dengan mengecat ulang curbing median jalan atau pembatas jalan yang meliputi 51 ruas jalan di Kota Surabaya.

Pemkot Surabaya Bangun 8 Wisata Rakyat

Upaya Pemkot Surabaya memanfaatkan aset agar memberikan kontribusi sekaligus menciptakan lapangan kerja antara lain dilakukan dengan membangun Wisata Rakyat di 8 lokasi, khususnya di wilayah Surabaya Barat.

Sabtu, 01 September 2018

Pemkot Surabaya Beri Bantuan Kursi Roda kepada Seorang Generasi Emas


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Seorang penerima beasiswa generasi emas Surabaya, mendapat bantuan kursi roda dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Bantuan tersebut, diserahkan pemkot melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, disela-sela acara pembekalan kepada seluruh mahasiswa penerima generasi emas di SMPN 13, Sabtu, (01/9/2018).

Penerima bantuan itu adalah Avatachia Berliana Setiawan. Mahasiswi semeter 1 jurusan Agroteknologi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jatim. Berliana yang menderita lumpuh pun merasa terharu dan senang, usai menerima bantuan kursi roda.

"Tak disangka saya mendapatkan bantuan kursi roda dari Pemkot Surabaya," kata Berliana.

Berliana menuturkan, sebagai penerima beasiswa generasi emas, ia akan berupaya semaksimal mungkin dalam menuntaskan perkuliahan yang dibiayai Pemkot Surabaya dengan tepat waktu.

“Program beasiswa ini sangat membantu warga Surabaya dalam meraih pendidikan yang lebih tinggi, terutama menggapai masa depan yang gemilang,” imbuhnya.

Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan mengatakan, beasiswa generasi emas diberikan kepada warga Surabaya yang berstatus mahasiswa. Penerima adalah mahasiswa yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa dari keluarga kurang mampu yang telah diterima di perguruan tinggi negeri (PTN).

"Tahun ini ada 478 generasi emas," kata Ikhsan saat memberikan pembekalan kepada penerima generasi emas.

478 generasi emas tersebut, sebelumnya telah terdaftar sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Surabaya. Antara lain, Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), PPNS, PENS, UIN Malang, STAN, serta Poltekes Kemenkes.

Pada kesempatan itu, Ikhsan berpesan agar para penerima beasiswa berkuliah dengan rajin. Membulatkan tekad untuk lulus lebih cepat, atau lulus tepat waktu. Menurutnya, dengan lulus D3 atau S1, nilai tawar generasi emas lebih bagus saat mencari kerja, dibanding hanya lulusan SMA. "Bu wali kota ingin kalian selesai kuliah tepat waktu. Karena ini untuk memutus rantai kemiskinan," jelasnya.

Ikhsan mengungkapkan, Pemkot Surabaya akan menanggung biaya pendidikan para generasi emas. Selain itu, mereka juga menerima uang saku dan biaya kebutuhan pendidikan.

"Tugas utama kalian adalah berkuliah. Saya harap nilainya bagus-bagus dan lulus tepat waktu," tandasnya.

Sementara itu, Aston Tambunan Sekretaris Dispendik Surabaya menambahkan semua informasi terkait program beasiswa Generasi Emas ini dapat diakses masyarakat melalui website dispendik.surabaya.go.id. Menurutnya informasi itu juga dapat dilihat setiap saat melalui akun instagram resmi @dispendiksby.

"Saat ini arus kemajuan teknologi sudah menjadi bagian dari kinerja Pemkot Surabaya sehari-hari sebagi perwujudan Surabaya Smart City. Jadi adik-adik jangan sampai ketinggalan bahkan harus bisa lebih dari kami", pungkas Aston. (arf)

Buka Konferensi Internasional, Wali Kota Risma: Alat Kesehatan Kami Nomor 1 dan Modern


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka acara the 1st international conference on health administration and policy (ICoHAP) atau konferensi internasional pertama tentang administrasi dan kebijakan kesehatan di Hotel Wyndam Surabaya, Sabtu (1/9/2018). Acara yang digelar oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga selama dua hari itu mengangkat tema manajemen risiko pada pelayanan kesehatan.

Saat menjadi keynote session di konferensi internasional itu, Wali Kota Risma menjelaskan berbagai hal tentang perbaikan manajemen rumah sakit di Kota Surabaya. Bahkan, ia memastikan bahwa rumah sakit di Surabaya menggunakan alat-alat medis yang sangat berkualitas dan paling bagus.

“Saya minta alatnya yang paling canggih. Alat-alatnya pasti nomor 1 dan termodern. Silahkan boleh dicek, saya gak bohong,” kata Wali Kota Risma disambut tepuk tangan para peserta yang hadir saat itu.

Selain itu, Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan dirinya sendiri yang mengatur berbagai rumah sakit di Surabaya, termasuk ruangan-ruangan yang harus dipersiapkan untuk menampung alat-alat canggih itu.

“Karena bagi saya, kalau saya bisa menyelamatkan satu orang, maka saya bisa menyelamatkan satu generasi. Mungkin yang diselamatkan itu bapaknya, kan bapaknya kalau sudah sembuh bisa cari nafkah untuk keluarganya,” kata dia.

Bahkan, persoalan antrian di puskesmas atau di rumah sakit dipikirkan oleh Wali Kota Risma. Akhirnya, lahirlah aplikasi e-health, sehingga saat ini bisa antri lewan mesin atau by phone.

“Dengan menggunakan cara ini, maka nomor antrian dan jam pemeriksaannya akan diketahui, sehingga warga cukup datang mendekati jam pemeriksaannya itu, tidak perlu antri,” tegasnya.

Menurut Wali Kota Risma, yang diinginkan saat itu adalah catatan medis yang ada di puskesmas bisa diketahui pula di rumah sakit, sehingga apabila periksa ke rumah sakit tidak perlu lagi bawa berkas-berkas riwayat kesehatannya, namun tinggal menyebutkan nama dan alamatnya.

“Selain itu, dokter menuliskan resep obatnya melalui aplikasi juga dan dikirim ke apotek, sehingga lebih efektif dan efisien,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga menjelaskan tentang program Jamkesmas Non Kuota yang dikhususkan untuk mengcover biaya yang tidak ditanggung oleh asuransi. Ia mencontohkan apabila ada salah satu warga yang diharuskan cuci darah 4 kali, tapi yang ditanggung asuransi hanya 3 kali cuci darah, maka yang satu kali cuci darah itu akan diambilkan dari program Jamkesmas Non Kuota itu.

“Makanya saat ini Pemkot Surabaya menjadi tertinggi pembayar biaya asuransi untuk kesehatan, karena saya selalu katakan di Surabaya gratis. Dan alhamdulillah sekarang warga Surabaya bisa tersenyum karena kalau ke rumah sakit tidak takut biayanya,” imbuhnya.

Sementara itu, Kolonel Laut Bima Pramundita selaku Ketua Panitia Konferensi Internasional itu mengaku sangat luar biasa manajemen yang dilakukan oleh Wali Kota Risma dalam memperbaiki manajemen rumah sakit di Surabaya ini. Makanya, dia mengundang Wali Kota Risma untuk sama-sama belajar tentang manajemen rumah sakit di Surabaya.

“Saya kira beliau patut dijadikan contoh sukses dalam mengelola manajemen risiko dalam pelayanan kesehatan,” kata Bima di sela-sela acara.

Selain mengundang Wali Kota Risma, pihaknya juga mengundang Direktur Mutu Akreditasi Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Deputi Direksi Bidang Aktuaria dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan, serta pembicara internasional dan nasional yang berpengalaman secara akademisi maupun praktisi di bidang manajemen risiko pelayanan kesehatan.

“Goal akhirnya nanti munculnya solusi kebijakan yang pas tentang mengelola manajemen risiko pada pelayanan kesehatan. Mudah-mudahan nanti didengar oleh pemerintah sehingga memunculkan kebijakan yang lebih komprehensif,” pungkasnya. (arf)