Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Pilkada Surabaya 2024 Tanpa Bakal Calon Perseorangan

KPU Kota Surabaya menyatakan pemilihan kepala daerah tahun 2024 tanpa diikuti pasangan bakal calon kepala daerah perseorangan karena faktor kurangnya syarat dukungan yang harus dipenuhi oleh para bakal calon tersebut.

Wali Kota Eri Cek Penggunaan Dana Kelurahan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi blusukan ke perkampungan untuk mengecek penggunaan Dana Kelurahan (Dakel) yang digunakan untuk membangun saluran.

Bapaslon Independen Pilkada Kecewa Sikap KPU Surabaya

Bapaslon independen Pilkada Surabaya, Pandu Budi Raharjono-Kusrini Purwijanti menyasalkan sikap komisioner KPU Surabaya yang tak mau menerima copy data pendukung meskipun hanya terlambat cuma dua menit.

Sambut HJKS ke-731, Pegawai Pemkot Surabaya Cat Ulang Curbing Median Jalan

Menyambut Hari Jadi Kota Surabaya ke-731, seluruh pegawai di lingkup Pemkot Surabaya melakukan kerja bakti dengan mengecat ulang curbing median jalan atau pembatas jalan yang meliputi 51 ruas jalan di Kota Surabaya.

Pemkot Surabaya Bangun 8 Wisata Rakyat

Upaya Pemkot Surabaya memanfaatkan aset agar memberikan kontribusi sekaligus menciptakan lapangan kerja antara lain dilakukan dengan membangun Wisata Rakyat di 8 lokasi, khususnya di wilayah Surabaya Barat.

Jumat, 18 September 2020

Dikeroyok 9 Parpol di Pilwali Surabaya, Armuji; Enggak ngurus



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji mengaku tidak takut dengan 9 partai politik (Parpol) yang mengusung rivalnya Machfud Arifin - Mujiaman dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan digelar 9 Desember 2020 mendatang.

Kesembilan parpol yang nengusung Machfud Arifin - Mujiaman itu diantaranya PPP, PKS, Golkar, Nasdem, PKB, Demokrat, Gerindra, PAN dan Perindo.

"Kita ini di tawur oleh 9 partai, enggak ngurus. Ini yang tentunya harus kita renungkan, enggak opo-opo, 9 partai, sing penting kene menang (enggak apa-apa, 9 partai, yang penting sini menang)," kata Armuji saat berkunjung di kantor Pemuda Pancasila (PP) Surabaya, Jumat (18/9).

Menurut Armuji dalam Pilwali Surabaya, hanya rakyat yang bisa menentukan. Bukan banyak dukungan dari parpol.

Makanya PDIP bersama rakyat dan organisasi serta pendukung lainnya optimis dapat meraih simpati msyarakat kota Pahlawan.

"Kita ini mencari pemimpin opo jange tawuran? (apa mau tawuran?) Kalau cari pemimpin ya enggak usah keroyokan. PDI Perjuangan, Pemuda Pancasila, PSI dan Partai-partai non parlemen, cukup wis, sing penting karo rakyat (yang penting sama rakyat), sing nyoblos iku rakyat (yang menyoblos itu rakyat)," tegas Armuji dihadapan massa Pemuda Pancasila (PP) Surabaya.

Tak hanya itu, Armuji juga menyarankan massa Pemuda Pancasila (PP) Surabaya, jika menemui kecurangan di Pilwali Surabaya segera menangkapnya.

"Pemuda Pancasila, sudah terbiasa dengan Gerakan-gerakan seperti ini, maka nanti kalau ada orang-orang pada saat mereka mau bermain money politik, maka tugas Pemuda Pancasila untuk menangkap mereka," tandasnya.

Pada kesempatan itu, Armuji juga menegaskan jika pasangan calon (paslon) yang diusung PDIP yakni Eri-Armuji hanya mengandalkan kebaikan yang selama ini sudah ditanamkan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Bukan malah sebaliknya dengan memberikan sesuatu barang untuk mencari empati dari warga.

"Modal kita itu modal kebaikan, bukan uang, untuk bagi-bagi sarung, untuk bagi-bagi sembako. Maka sampaikan pada masyarakat Surabaya, ambil sembakonya, ambil sarungnya, coblos Eri Cahyadi dan Armuji, bukan mereka, itu yang harus kalian gaungkan pada seluruh rakyat Surabaya," pungkasnya.

Dalam deklarasi ini juga, Bacalon Eri Cahyadi - Armuji juga menorehkan tanda tangan kontrak politik dengan MPC Pemuda Pancasila Kota Surabaya, yang dilakukan di Kantor MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur. (Ar)

Pemkot Surabaya Semakin Intensif Gelar Razia Protokol Kesehatan


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya)
Razia protokol kesehatan (Prokes) di tempat-tempat umum masih terus berlanjut, bahkan semakin intensif.

Ini sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menekan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. 

Bahkan, razia tak hanya dilakukan pada pagi atau siang hari. Melainkan saat malam hingga dini hari dengan menyasar ke tempat-tempat yang aktivitas kegiatan dominan pada malam.

"Jadi kalau operasi itu kita laksanakan setiap hari. Kita operasi gabungan bersama TNI dan Polri di enam titik," kata Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto, Jum'at (19/9).

Sementara saat malam, kata Eddy, operasi gabungan berlangsung secara mobile dari satu tempat ke tempat lain.

Sasarannya di warung-warung atau kedai kafe yang biasa digunakan anak-anak nongkrong.

"Kalau malam ada tiga regu. Jadi satu regu dari Polrestabes Surabaya, Polres Pelabuhan Tanjung Perak dan kita sendiri," tegasnya.

Meski jumlah pelanggar prokes sudah menurun, namun Eddy menyatakan, bahwa masih ada saja beberapa warga yang terjaring karena tidak memakai masker.

Nah, jika operasi itu dilaksanakan oleh jajaran Polres, pelanggar prokes itu langsung dilaksanakan sidang di tempat.

"Kalau kita sanksi masih mengacu pada Perwali No 33 Tahun 2020 kita lakukan penyitaan KTP selama 14 hari," jelasnya.

Bahkan, untuk memberikan efek jera kepada pelanggar prokes, pihaknya bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) juga melakukan Rapid Antigen massal di tempat.

Sasaran lokasinya pun berada di tempat-tempat umum yang biasa digunakan anak-anak muda nongkrong.

“Kita akan terus lakukan seperti itu. Kita masih cari lokasi lagi, besok kita lakukan kegiatan serupa rapid antigen di tempat,” jelasnya.

Sejauh ini, Eddy menyatakan, bahwa jumlah pelanggar prokes di Surabaya sudah mulai berkurang.

Masyarakat dinilai semakin disiplin terhadap protokol kesehatan. Hal ini pula yang membuat hasil rapid antigen massal yang digelar di tempat hasilnya sebagian besar negatif.

“Contohnya kemarin di Keputran Selatan, dari 580 rapid antigen yang positif ada 2. Kemudian tadi di Pasar Genteng dari 136, yang positif ada 1. Artinya, pandemi ini sudah bisa dikendalikan oleh Pemkot Surabaya,” pungkasnya. (Ar)