Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Pilkada Surabaya 2024 Tanpa Bakal Calon Perseorangan

KPU Kota Surabaya menyatakan pemilihan kepala daerah tahun 2024 tanpa diikuti pasangan bakal calon kepala daerah perseorangan karena faktor kurangnya syarat dukungan yang harus dipenuhi oleh para bakal calon tersebut.

Wali Kota Eri Cek Penggunaan Dana Kelurahan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi blusukan ke perkampungan untuk mengecek penggunaan Dana Kelurahan (Dakel) yang digunakan untuk membangun saluran.

Bapaslon Independen Pilkada Kecewa Sikap KPU Surabaya

Bapaslon independen Pilkada Surabaya, Pandu Budi Raharjono-Kusrini Purwijanti menyasalkan sikap komisioner KPU Surabaya yang tak mau menerima copy data pendukung meskipun hanya terlambat cuma dua menit.

Sambut HJKS ke-731, Pegawai Pemkot Surabaya Cat Ulang Curbing Median Jalan

Menyambut Hari Jadi Kota Surabaya ke-731, seluruh pegawai di lingkup Pemkot Surabaya melakukan kerja bakti dengan mengecat ulang curbing median jalan atau pembatas jalan yang meliputi 51 ruas jalan di Kota Surabaya.

Pemkot Surabaya Bangun 8 Wisata Rakyat

Upaya Pemkot Surabaya memanfaatkan aset agar memberikan kontribusi sekaligus menciptakan lapangan kerja antara lain dilakukan dengan membangun Wisata Rakyat di 8 lokasi, khususnya di wilayah Surabaya Barat.

Senin, 30 November 2020

HUT Korpri di Lingkungan Kodam Brawijaya Jadi Motivasi Peningkatan Layanan Publik



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Meski digelar secara virtual, peringatan HUT Korpi ke-49 di lingkungan DPK Sub Unit Kodam V/Brawijaya, ternyata memberikan kesan tersendiri.

Pada tema Korpri Berkontribusi Melayani dan Mempersatukan Bangsa dalam upacara virtual yang digelar di Aula Makodam V/Brawijaya, Minggu (29/11).

Kepala Staf Kodam, Brigjen TNI Agus Setiawan mengimbau para Korpri agar bisa meningkatkan kinerja, terutama di bidang pelayanan publik sekaligus mendukung program Pemerintah melalui taat protokol kesehatan.

Beberapa penekanan lainnya pun, dijelaskan oleh Kasdam yang hadir mewakili Pangdam, Mayjen TNI Suharyanto dalam upacara virtual tersebut, salah satunya menjaga netralitas dalam Pilkada serentak mendatang.

“ASN harus netral, serta memantapkan fungsi organisasi Korpri sebagai perekat dan pemersatu bangsa,” katanya.

Terpisah, Ketua Korpri DPK Sub Unit Kodam V/Brawijaya, Artik menilai jika penekanan yang dijelaskan oleh Kasdam itu, seakan menjadi motivasi bagi seluruh anggota Korpri lainnya, terlebih memberikan pelayanan prima pada masyarakat.

Menurutnya, pelayanan prima itu bisa dilakukan secara transparan dan akuntabel. 

“Itu masuk pada pelayanan eksternal. Sedangkan pelayanan prima internal yaitu, pelayanan yang mudah dan cepat,” jelasnya. (Pendam V/Brw/Ar).

Minggu, 29 November 2020

Pendukung Machfud Arifin -Mujiaman Serukan “Hancurkan Risma Sekarang Juga”, Kantor Risma Malah Banjir Bunga Tanda Dukungan Warga



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Video viral berisi nyanyian “Hancurkan Risma Sekarang Juga” yang dinyanyikan para pendukung Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin dan Calon Wakil Wali Kota Mujiaman ternyata membuat masyarakat kota Surabaya semakin geram.

Masyarakat kota pahlawan ini mulai bahu-membahu memberikan dukungan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Kantor Wali Kota perempuan pertama di Kota pahlawan ini dibanjiri rangkaian bungan tanda dukungannya.

“Ibu-Ibu Pemantau Jentik Rungkut siap mengawal dan mendukung Bu Risma,” bunyi salah satu karangan bunga.

Karangan bunga dengan tulisan sama juga dikirim oleh Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama Bunda PAUD dan Relawan Rungkut. Begitu juga dari Relawan Kedung Baruk.

Selain itu, ada juga karangan bunga bertuliskan “Dulu musuh kita penjajahan, sekarang mafia wani geradak Bu Risma” yang berasal dari Laskar 10 November 1945.

Tulisan lainnya: “Jaga Bu Risma Jaga Surabaya”. “Berani menghina Bu Risma, lembut di dunia maya”, “Bu Risma Wani Lawan Mafia”, dan lainnya.

Mayoritas di karangan bunga juga bertuliskan tagar #SaveBuRisma serta #SaveEriCahyadidanArmudji.

Ibu-ibu dari wilayah Simokerto dan Wiyung juga mengirimkan karangan bunga, bertuliskan "Militan Emak-Emak Wiyung Bersama Bu Risma Wani Lawan Premanisme dan Mafia"

"Kami siap berdiri menandingi dan melawan mereka yang tidak peduli dengan kemajuan Surabaya, kami akan melawan para pendukung calon wali kota tertentu yang ingin menghancurkan Bu Risma dan Surabaya," kata Lena Rini Melati selaku perwakilan Emak-emak. Minggu (29/11/2020).

"Sebagai Ibu kenapa mesti dihancurkan? Tetapi kita tidak melawan dengan sama-sama kekerasan. Ini adalah salah satu bentuk kecintaan kita kepada Ibu Risma," lanjut Lena.

Seperti yang diketahui, sebelumnya viral video berisi nyanyian plesetan refrain lagu “Menanam Jagung” ciptaan Ibu Sud. Refrain tersebut diubah dengan lirik nada provokatif.

“Hancur, hancur, hancurkan Risma, hancurkan Risma sekarang juga. Hancur, hancur, hancurkan Risma, hancurkan Risma sekarang juga,” teriak pendukung Machfud Arifin-Mujiaman, sembari mengacungkan dua jari ke atas. Mereka juga memakai kaus warna-warni khas Machfud-Mujiaman. Di belakang mereka, tampak spanduk besar bertuliskan “Silaturahmi Pendukung” dengan foto Machfud dan Mujiaman. (Ar)

Bentuk Komunitas Pasti Siji, Alumni ITS Surabaya Deklarasi Dukung Er-Ji



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Mendekati hari pencoblosan Pilkada Surabaya, Rabu 9 Desember, dukungan ke pasangan calon (Paslon) Wali Kota - Wakil Wali Kota nomer urut 1, Eri Cahyadi - Armuji terus mengalir.

Kali ini dari alumni muda Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya yang mendeklarasikan dukungannya untuk Paslon nomer 1 di Historisma Cafe, Sabtu(28/11/2020) malam.

Selain deklarasi, para alumni ITS ini juga membentuk Komunitas Pasti Siji Surabaya. Mereka yakin Paslon nomer urut 1 yang bisa meneruskan program-program Wali Kota Tri Rismaharini.

"Banyak prestasi yang ditorehkan oleh Eri Cahyadi saat menjabat sebagai Kepala Bappeko (Badan Perencanaan Pembangunan Kota) Surabaya," ungkap Brian Vernando, Koordinator Alumni ITS Pasti Siji.

Paslon Eri Cahyadi - Armuji(Er-Ji) yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan juga diyakini mampu memimpin dan mengelola kota Surabaya sesuai track yang telah di gagas oleh Wali Kota Risma.

"Cuma Er-Ji yang bisa melanjutkan program bu Risma untuk membangun Surabaya," tandasnya.

Deklarasi tersebut, juga dihadiri oleh Fuad Benardi putra sulung Wali Kota Risma sebagai ketua Gerakan Arek Suroboyo(GAS).(Ar)

Aksi Warga Bela Risma Terus Bergulir: Hancurkan Risma Berarti Hancurkan Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dukungan terus mengalir kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, pasca viralnya video “Hancurkan Risma Sekarang Juga” yang dinyanyikan pendukung Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota (Cawali-Cawawali) Surabaya nomor 2, Machfud Arifin-Mujiaman.

Kali ini datang dari puluhan warga yang menggelar aksi dukungan di depan Balai Kota Surabaya, Sabtu (28/11/2020). 


Aksi ini dilakukan karena merasa tak rela jika “emaknya” akan dihancurkan.

“Kami tergerak untuk ikut mendukung Bu Risma secara moral. Kami tak ingin Bu Risma dihancurkan. Kata hancurkan yang disampaikan dalam yel-yel itu memiliki banyak makna dan persepsi. Dihancurkan karirnya, dihancurkan hidupnya, atau dihancurkan prestasinya. Makanya kami tegas menyuarakan ‘Save Bu Risma, Save Surabaya,” kata koordinator aksi, Albert Kurniawan.

“Menghancurkan Bu Risma yang saat ini masih menjabat sebagai wali kota, berarti ingin menghancurkan Kota Surabaya,” tegasnya.


Menurut dia, nyanyian yel-yel “Hancurkan Risma” dari pendukung Machfud Arifin sangat tidak manusiawi. 

Sebagai pendukung, seharusnya memiliki rasa santun, harus memfilter kata-kata yang kasar yang tidak bermoral tersebut.

“Kita ingin pesta demokrasi di Surabaya ini berjalan damai, aman, tenteram dan menyenangkan. Seharusnya tidak menggunakan kata-kata yang provokatif seperti “Hancurkan Risma”. Jelas cara ini tidak santun. Apalagi dalam nyanyian yel-yel tersebut juga diikuti politisi senior. Seharusnya mereka bisa memberikan contoh kampanye yang elegan, santun dan menyejukkan kepada generasi milenial,” sesalnya.

Dalam aksinya itu, warga membawa sejumlah poster dengan berbagai ragam tulisan. Seperti “Bu Risma Ibumu... Bu Risma Ibuku.... Ibu Kita Semua!!! Ibuke Arek-arek Suroboyo. Terus Arep Koen Ancurn ??? Mikiro!!!!”

Selain itu, juga ada “Menghancurkan Bu Risma Berarti Menghancurkan Surabaya. Anake Bu Risma Siap Melawan”. 

Juga ada “Hanya Orang-orang Tolol yang Mau Menghancurkan Wanita Utama Surabaya!!! Bu Risma di Hati Arek Suroboyo”.

Kemudian ada juga yang menulis poster “Arek-arek Suroboyo, Anak-anake Bu Risma, Bela Bu Risma, Selamatkan Surabaya”. 

Tak hanya itu, para remaja ini juga ada yang memuji Bu Risma karena telah membangun jiwanya. “Wanita Tangguh Itu Membangun Surabaya Tidak Hanya Sekadar Badannya. Tapi Jiwa Surabaya Dibangun  dengan Jiwa dam Hatinya. Bu Risma Ibuku!!!”. (Ar)

Sabtu, 28 November 2020

Temukan Potensi Masyarakat, Pemkot Surabaya Ciptakan Perpustakaan Herbal



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Demi memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya menghadirkan inovasi dengan menciptakan perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan Herbal. 

Perpustakaan yang terletak di Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo itu, sudah berdiri sejak tahun  2016 silam.

Awalnya perpustakaan tersebut dibuat lantaran warga setempat menginginkan adanya tempat baca di sekitar wilayah itu. Namun ternyata, setelah ditelusuri di lokasi tersebut, ditemukan potensi masyarakat yang dapat dikembangkan yakni pengelolaan tumbuh-tumbuhan herbal. 

Dari situlah maka perpustakaan ini diberi nama Perpustakaan Herbal.

“Kebetulan di lingkungan perpustakaan itu ada tumbuh-tumbuhan herbal yang dikelola oleh masyarakat setempat. Nah tanah yang ditanami itu milik fasilitas umum (fasum) pemkot,” kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, Musdiq Ali Suhudi, Sabtu (28/11).

Ia menjelaskan, melihat potensi itu akhirnya koleksi buku yang terdapat dalam perpustakaan didominasi oleh buku-buku herbal. Bahkan Musdiq merinci dari total koleksi 1.119 judul buku yang tersusun rapi dalam rak, 500 buku diantaranya membahas seputar tentang dunia perherbalan. 

“Jadi itu kenapa koleksinya lebih spesifik tentang pengolahan tanaman herbal,” urainya.

Sementara itu, Kepala Seksi Informasi dan Layanan Perpustakaan Dispusip Kota Surabaya, Imam Budi Prihanto menambahkan, saat sebelum pandemi Covid-19, dalam sehari pengunjung perpustakaan silih berganti. 

Ia menyebut jika di pagi hari sebagian besar pengunjung dipenuhi dari kalangan ibu-ibu yang hendak membaca literasi herbal. 

Sedangkan, di siang hingga sore hari perpustakaan tersebut dipadati oleh anak-anak sekolah.

“Alhamdulillah antusias masyarakat setempat cukup banyak untuk datang ke perpustakaan kami. Biasanya anak-anak itu ada proses bimbingan belajar (bimbel), membaca serta mengerjakan tugas sekolahnya,” urainya.

Tidak hanya itu, setelah mendapatkan literasi yang ada di dalam perpustakaan, masyarakat langsung mengimplementasikan ilmunya di lahan milik pemkot itu. 

Sebagian besar dari mereka disibukkan dengan pengolahan herbal minuman seperti misalnya pengolahan jare merah. 

Namun tak jarang pula dari mereka yang juga tertarik mengolah herbal menjadi makanan.

“Jadi ada hasil yang dapat diterpakan warga setelah membaca koleksi herbal dari kami. Kalau selama ini yang sering itu minuman herbalnya.” ungkapnya.

Untuk koleksi buku herbal yang paling sering dibaca, Imam menyebut salah satunya adalah buku berjudul Asyiknya Menjadi Herbalis Cilik. 

Menurutnya, buku itu berisi tentang cara menanam herbal dan cara pembuatan minuman herbal yang dikemas secara bagus dan ramah untuk anak-anak. 

"Oleh sebab itu, hampir sebagian besar pemula herbalis membaca buku ini,” ungkapnya.

Bahkan, salah seorang Petugas Teknis Perpustakaan Herbal, Nginden Jangkungan bernama Restya Andaru Winandita, menceritakan pernah seorang warga datang membawa produk herbal buatan sendiri yaitu jamu-jamuan di bawa ke perpustakaan. 

“Ibu itu membawakan kami jamu sinom. Dan produk itu juga dijual ke rumah-rumah,” pungkasnya. (Ar)


Babinsa Nyamplungan Beraksi Putus Pandemi Covid-19



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Seakan tak patah semangat, Babinsa di wilayah kodim 0830/Surabaya Utara terus mengambil sikap tegas memutus rantai penyebaran Covid-19 di wilayah teritorialnya.

Kali ini, upaya itu digencarkan oleh Babinsa Nyamplungan bersama instansi terkait lainnya, Sabtu, (28/11).

Kolonel Inf Sriyono menjelaskan, upaya itu merupakan tindak lanjut adanya instruksi Presiden, sekaligus Peraturan Daerah (Perda) nomor 02 tahun 2020, sekaligus Peraturan Gubernur (Pergub) Trantibum Jatim nomor 53 tahun 2020 terkait adanya sanksi bagi warga yang kedapatan melanggar protokol kesehatan.

“Pengendara juga kita razia. Ada sanksi berupa teguran atau sosial, dan juga kita lakukan swab test,” ujarnya.

Dari hasil yustisi tersebut, setidaknya terdapat 5 warga yang kedapatan tak patuh protokol kesehatan. 

Kelimanya, diberikan sanksi beragam, termasuk salah satunya mengucapkan isi Pancasila. 

“Supaya kesadarannya meningkat. Memang sengaja kita berlakukan sanksi sosial serupa,” bebernya. (Pendam V/Brw/Ar)

Viral di Medsos, Kini Video “Hancurkan Risma Sekarang Juga” Dilaporkan ke Bawaslu



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Sekitar dua puluh ibu-ibu alias emak-emak melaporkan video nyanyian "Hancurkan Risma Sekarang Juga" yang diduga melanggar kampanye pilkada ke kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Surabaya, Jalan Tenggilis Mejoyo. Sabtu (28/11/2020).

Puluhan emak-emak ini datang sambil membawa bukti dugaan pelanggaran kampanye yang berisi ujaran kebencian di video "Hancurkan Risma" dan ditemui Ketua Bawaslu Kota Surabaya, Muhammad Agil Akbar.

"Kami baru saja menerima kehadiran masyarakat yang melaporkan beberapa kegiatan yang menurut mereka melakukan suatu pelanggaran Pemilukada," kata Agil. 

Bawaslu Kota Surabaya menerima bukti pelanggaran kampanye tersebut untuk dipelajari, dan akan memanggil terlapor untuk dimintai keterangan.

"Secara umum kita terima lebih dulu berkas-berkas yang disampaikan, tadi ada foto, ada CD yang isinya video," tambah Agil.

Ketua koordinator emak-emak, Renny Arijani, mengatakan, pelaporan ini adalah tindak lanjut dari demonstrasi membela Risma pada Jumat lalu. (27/11/2020). 

Karena video nyanyian "Hancurkan Risma" yang dilakukan kubu Cawali nomor urut 2 tersebut harus ditindak secara hukum.

"Ini bukan sekadar teriakan kita tidak bisa menerima, tapi ini harus ditindak secara hukum, karena ada dasar hukumnya, ada pasal-pasalnya," ucap Renny.

Seperti yang diketahui, sebelumnya viral video berisi nyanyian plesetan refrain lagu “Menanam Jagung” ciptaan Ibu Sud. Refrain tersebut diubah dengan lirik nada provokatif.

“Hancur, hancur, hancurkan Risma, hancurkan Risma sekarang juga. Hancur, hancur, hancurkan Risma, hancurkan Risma sekarang juga,” teriak pendukung Machfud Arifin-Mujiaman, sembari mengacungkan dua jari ke atas. 

Mereka juga memakai kaus warna-warni khas Machfud-Mujiaman. Di belakang mereka, tampak spanduk besar bertuliskan “Silaturahmi Pendukung” dengan foto Machfud dan Mujiaman.

Renny mengatakan, ada potensi pelanggaran pidana dan administrasi kampanye dalam video “Hancurkan Risma” tersebut. 

Di antaranya adalah UU 6 Tahun 2020, yang di dalamnya mengatur larangan kampanye menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan kekerasan kepada perseorangan, kelompok masyarakat dan/atau partai politik.

Ada pula larangan kampanye menghina seseorang dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat 3 bulan atau paling lama 18 bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 600 ribu atau paling banyak Rp 6 juta.

“Di Peraturan KPU juga diatur bahwa materi kampanye harus sopan, edukatif, beradab, dan tidak bersifat provokatif. Semestinya kita berkampanye adu program, bukan teriak-teriak ingin menghancurkan seorang perempuan yang telah bekerja untuk Surabaya seperti Bu Risma,” pungkasnya. (Ar)

Viral! Ketua Demokrat Bagikan Bantuan BNPB untuk Kampanye Machfud Arifin di Pilkada Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Viralnya foto-foto paket bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diduga digunakan untuk kampanye Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifn dan Calon Wakil Wali Kota Mujiaman mulai menemukan jawaban.

Kini, di berbagai kanal media sosial dan grup WhatsApp beredar foto Plt Ketua Partai Demokrat Surabaya, Lucy Kurniasari, sedang membagikan paket bantuan itu dalam sebuah acara kampanye untuk pemenangan Machfud-Mujiaman.

Lucy tampak memakai busana hijau lengan panjang bermotif kuning. Acara dihadiri warga yang sebagian memakai kaus warna-warni khas Machfud-Mujiaman. Ada tenda yang dipasang untuk peneduh dari cuaca panas.

Dalam foto, Lucy juga berada di tempat untuk para pembicara. Di sampingnya ada seorang pria mengenakan kaus bertuliskan ”Wis Pasti Machfud Arifin-Mujiaman”.

Di belakang para pembicara ada spanduk jumbo bergambar Machfud-Mujiaman dengan tulisan besar ”Maju Kotane, Makmur Wargane”.

Kemudian, ada penyerahan paket bantuan tersebut. Lucy dan warga menunjukkan paket bantuan BNPB tersebut.

Tak lupa, ada salam dua jari, merujuk pada nomor urut 2 milik duet Machfud-Mujiaman di Pilkada Surabaya.

Di paket bantuan itu ada tulisan “Bantuan Dana Siap Pakai BNPB”. Di BNPB memang ada alokasi anggaran “Dana Siap Pakai” yang digunakan pada saat tanggap darurat bencana.

Saat ini sendiri pemerintah telah menyatakan ada bencana pandemi Covid-19.

Sebelumnya, salah seorang warga Surabaya bernama Albert Kurniawan juga telah melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Surabaya, Kamis (19/11/20), atas viralnya foto-foto paket bantuan BNPB untuk kampanye Machfud-Mujiaman.

Hanya saja, ketika itu, tak ada foto dalam sebuah acara. Hanya ada foto yang menunjukkan satu truk besar memuat paket bantuan BNPB dan sejumlah orang memakai kaus warna-warni khas Machfud Arifin.

Dihubungi media, Albert mengatakan, beredarnya foto-foto kegiatan kampanye Machfud yang digerakkan Lucy telah menguatkan dugaannya.

”Sekarang sudah ada foto-foto baru. Ini bukti dugaan penyelewenangan bantuan BNPB untuk kepentingan politik semakin kuat. Silakan aparat yang berwenang memprosesnya agar tidak mencederai keluhuran demokrasi kita,” kata Albert, Sabtu (28/11/2020). (Ar)

Kepala Bakesbangpol Instruksikan Pasang Baliho "Bela Bu Risma, Malah Dimarahi Oleh Risma



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Usai emak-emak melakukan unjuk rasa mengutuk para penghujat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Kini jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga tak tinggal diam atas ulah dari oknum pendukung pasangan calon (paslon) nomer urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman.

Pemkot Surabaya melalui Kepala Bakesbangpol Surabaya, Irvan Widyanto mengimbau melalui pesan di WhatsApp yang bertuliskan, camat dan lurah agar memasang baliho di wilayahnya masing-masing. 

Pemasangan baliho ini dilakukan sebagai bentuk pembelaan terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"Ini adalah murni saya pribadi. Dan secara kedinasan, saya adalah anak buah Ibu Wali Kota. Jadi saya juga menangkap keresahan teman-teman semua yang artinya sama perasaannya," kata Irvan, Sabtu (28/11).

Menurut dia, pihaknya bersama rekan-rekan di lingkungan Pemkot Surabaya merasa sakit hati dan resah ketika Wali Kota Risma akan dihancurkan.

"Karena bagaimanpun juga kami ini dibangun sebagai tim oleh Ibu Wali Kota, kami dibangun tim yang dinahkodai Ibu Wali Kota. Ketika Ibu Wali Kota kita kemudian dikata-katain hancur, itu sama saja dengan menghancurkan kami semua," terangnya.

Bagi Irvan, secara pribadi Wali Kota Risma bukan hanya sekadar pemimpin Surabaya atau atasannya.

Namun, dirinya sudah menganggap Tri Rismaharini sebagai ibu kandungnya sendiri.

"Apalagi saya sudah kehilangan ibu saya. Saya sendiri melihat ibu wali kota itu sama seperti ibu kandung saya. Bu Risma semata-mata bukan hanya memberikan tugas kedinasan tapi apa-apa yang disampaikan itu seperti petuah atau pitutur bagi kami," ungkap dia.

Untuk itu ketika Wali Kota Risma dihujat,  Irvan merasa tidak terima dan ingin membela wali kota.

Dirinya merasa tidak bisa berdiam diri ketika melihat ibunya dihujat.

"Itu yang membuat kami merasa resah ketika ibu seolah-olah mau dihancurkan seperti itu. Dan jujur saya tidak bisa berdiam diri," tegas dia.

Namun, kata Irvan, ketika Wali Kota Risma mendengar kabar ini, spontan langsung menelepon dan melarangnya.

Bahkan, dia mengaku, Wali Kota Risma juga memarahinya.

"Ketika ibu mendengarkan kabar ini, Jum'at (27/11) sore, beliau (Bu Risma) spontan langsung menelepon saya dan memarahi saya. Jadi saya dimarahi agar supaya tidak meneruskan apa yang saya lakukan. Saya disuruh hentikan," tambahnya.

Menurut Irvan, ketika Wali Kota Risma yang melarang, itu sama dengan perintah yang diberikan ibu kandungnya.

Sehingga dia merasa wajib untuk mentaati perintah itu.

"Bagi saya itu bentuk rasa sayang beliau (Bu Risma) kepada kami semua. Apa yang saya lakukan itu adalah bentuk kecintaan kepada sosok ibu. Kalau ada yang pasang, itu adalah inisiatif warga, karena ibu wali kota juga ibunya warga Kota Surabaya," jelas dia.

Irvan kembali menegaskan telah melarang memasang baliho "Bela Bu Risma".

Apabila masih saja ada yang pasang baliho, maka itu merupakan inisiatif warga.

"Kalau ada warga spontan sudah memasang (Baliho Bela Bu Risma) itu adalah hak mereka. Mungkin warga itu memiliki rasa yang sama kecintaannya kepada ibu wali kota," pungkasnya. (Ar)

Antisipasi banjir di Lamongan dengan Karya Bakti



KABARPROGRESIF.COM: (Lamongan) Berbagai langkah antisipasi terjadinya banjir, mulai dilakukan oleh pihak Kodim 0812/Lamongan.

Setelah sebelumnya simulasi penanggulangan banjir, kali ini pihak Kodim mengajak masyarakat untuk mengikuti adanya karya bakti yang menyusur beberapa titik saluran air yang berada di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (28/11).

Dihubungi melalui via seluler miliknya, Dandim 0812/Lamongan, Letkol Inf Sidik Wiyono menjelaskan jika bersih-bersih itu, sengaja ia instruksikan guna mencegah terjadinya bencana banjir.

“Apalagi sekarang potensi hujan mulai meninggi di Lamongan,” jelasnya.

Ternyata, inovasi yang digagas oleh pihak Kodim itu mendapat apresiasi dari warga sekitar. Lukman (31) mengaku jika adanya karya bakti itu, dinilai sangat penting untuk digelar di Desanya.

Pasalnya, selain mengantisipasi terjadinya banjir, sebelumnya, tumpukan-tumpukan sampah yang berada di area tersebut, dinilai sangat mengganggu.

“Alhamdulillah, semua warga mendukung adanya kegiatan yang dilakukan oleh Kodim Lamongan,” pungkasnya. (Pendam V/Brw/Ar)

Warga Laporkan Dugaan Penyelewengan Bantuan BNPB ke Polrestabes Surabaya



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Munculnya pemberitaan terkait dugaan penyelewengan paket bantuan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) memantik reaksi masyarakat. 

Mereka khawatir dugaan itu benar adanya, sehingga sangat menyakiti hati masyarakat.

Dua warga Kota Surabaya, Hari Listyo Santoso dan Renny Arijani, pun melaporkan dugaan penyelewenangan tersebut ke Polrestabes Surabaya.

Menurut Hari, laporan itu harus dilakukan karena sangat merugikan warga. 

Selain itu, dugaan penyalahgunaan tersebut juga masuk dalam tindak pidana yang memiliki ancaman hukuman cukup berat.

"Pekan lalu saya membaca berita dari sejumlah media mainstream terkait dugaan penyalahgunaan bantuan kemanusiaan dari BNPB. Dalam peberitaan itu disebutkan adanya pernyataan seorang anggota Komisi IX DPR RI dari Partai Demokrat, Lucy Kurniasari yang mengakui bahwa dirinya menerima 10 ribu paket bantuan dari BNPB dan 20 ribu dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," ujar Hari, Sabtu (28/11/2020).

Dalam pemberitaan tersebut, lanjut Hari, Lucy juga mengaku bantuan tersebut disalurkan kepada warga Surabaya terdampak Covid-19 melalui relawan dan kader partai yang tersebar di 31 kecamatan yang ada di Surabaya.

"Lucy hanyalah anggota DPR yang tidak memiliki kapasitas dan sumber daya memadai untuk menyalurkan puluhan ribu paket bantuan. Akhirnya Lucy menggunakan relawan dan kader partai untuk menyalurkan bantuan tersebut. Tentunya kondisi ini sangat sulit untuk dikontrol dan dimonitor," ungkapnya.

Oleh karena itu, kata Hari, patut diduga telah ada penyalahgunaan terhadap bantuan penyaluran bantuan sembako dari BNPB, yang dapat mengakibatkan kerugian negara. 

Terlebih kerugian bagi masyarakat yang seharusnya menerima bantuan ini, tetapi tidak kebagian bantuan.

"Bisa terbangun persepsi bahwa bantuan ini bukan dari pemerintah, tapi bantuan dari kader partai dan relawan kelompok tertentu. Apalagi sekarang ini sedang musim Pilkada. Penyalahgunaan bantuan ini merupakan tindak pidana," tegasnya.

Sebelumnya, memang viral foto-foto paket bantuan BNPB diduga digunakan untuk kepentingan politik tertentu. Terdapat dua foto yang viral. 

Foto pertama bergambar satu truk besar yang mengangkut paket bantuan BNPB. 

Sedangkan foto kedua, terdapat tiga orang memakai kaus kampanye bergambar pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota Surabaya, Machfud Arifin dan Mujiaman, tengah membawa paket bantuan tersebut sembari mengacungkan salam dua jari. Dua adalah nomor urut Machfud di Pilkada Surabaya.

Salah seorang warga Surabaya bernama Albert Kurniawan juga telah melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Surabaya, Kamis (19/11/20), atas viralnya foto-foto tersebut.

"Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bagi yang menyalahgunakan bantuan ini bisa dihukum pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat empat tahun, dan denda paling sedikit Rp6 miliar dan paling banyak Rp12 miliar. Saya berharap pihak kepolisian melakukan penyelidikan atas dugaan ini. Karena sangat melukai hati rakyat," pungkas Hari. (Ar)

Jumat, 27 November 2020

Emak-emak di Surabaya Bersatu, Tuntut Penghujat Risma Sadar dan Segera Minta Maaf



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Tak hanya mengajak para penghujat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menjadi manusia yang bermartabat.

Kendati merasa sakit hati dan marah atas beredarnya video berdurasi 19 detik yang menampilkan sejumlah orang pendukung pasangan calon (paslon) nomer urut 2, Machfud Arifin-Mujiaman dalam Pilkada Surabaya 2020 menyanyikan lagu “Hancurkan Risma”.

Namun puluhan emak-emak di Surabaya yang menggelar aksi “Bela Bu Risma” dan Lawan Premanisme” di depan Balai Kota Surabaya itu juga mengajak para penghujat itu berkaca diri.

“Saya sebagai warga Surabaya dan sebagai seorang ibu sangat sakit hati, sangat terpukul karena kata-kata yang dihujat kepada ibu wali kota. Ibu-ibu yang ada di sini semua adalah warga Surabaya,” kata salah satu Koordinator Aksi ‘Bela Bu Risma’, Mercy Dwirahmanti di sela kegiatan aksi di Balai Kota Surabaya, Jum'at (27/11).

Menurut dia, selama ini Wali Kota Risma sudah berjuang dengan sepenuh hati, bahkan rela mengorbankan nyawanya untuk membangun Kota Surabaya. 

Namun, masih saja ada kelompok orang yang merasa iri hati dan dengki kepada Risma.

“Dia (Wali Kota Risma) rela mengorbankan nyawanya hanya untuk Surabaya, tapi kenapa ada kata-kata narasi seperti itu. Saya harap mereka-mereka itu khilaf. Karena Bu Risma sudah begitu berjuang untuk Kota Surabaya,” tegas Mercy.

Ia mengaku, aksi di Balai Kota Surabaya ini dilakukannya untuk membela Wali Kota Risma karena Mency juga sebagai seorang ibu. 

Mency juga memastikan bahwa aksi ini dilakukan bersama warga Surabaya lain tidak untuk membela pihak atau kelompok manapun.

“Kami tidak membela siapapun, pihak manapun, kami hanya membela ibu kita (Wali Kota Risma, red) dan siapapun yang menjadi pemimpin di Surabaya,” terangnya.

Karena itu, melalui aksi ini, pihaknya berharap kepada kelompok penghujat Wali Kota Risma agar sadar, meminta maaf, serta menyesali perbuatan mereka. 

Apalagi, selama ini Surabaya dikenal sebagai kota yang mencintai kedamaian.

“Semoga mereka sadar bahwa apa yang mereka orasi-kan, apa yang mereka katakan dan viral itu segera mereka hapus, atau mereka meminta maaf, atau mereka membuat yang lebih sopan dan santun,” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu peserta aksi lain, Endang dengan lantang berteriak marah karena wali kotanya sudah dihujat. 

Bagi Endang, Wali Kota Risma sudah berjuang dengan susah payah untuk membangun Kota Surabaya hingga saat ini dikenal di seluruh dunia.

“Dia (Wali Kota Risma) sudah memperjuangkan Surabaya. Surabaya bukan kota metropolitan lagi, Surabaya sudah menjadi go internasional,” tegas Endang dalam orasinya.

Sebagai seorang perempuan, Endang juga merasa sakit hati dan marah mendengar hujatan yang ditujukan kepada Risma. 

“Aku gak terimo nek Bu Risma diilokno koyok ngunu. (Saya tidak terima kalau Bu Risma dihujat seperti itu),” pungkas Endang. (Ar)