Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Pilkada Surabaya 2024 Tanpa Bakal Calon Perseorangan

KPU Kota Surabaya menyatakan pemilihan kepala daerah tahun 2024 tanpa diikuti pasangan bakal calon kepala daerah perseorangan karena faktor kurangnya syarat dukungan yang harus dipenuhi oleh para bakal calon tersebut.

Wali Kota Eri Cek Penggunaan Dana Kelurahan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi blusukan ke perkampungan untuk mengecek penggunaan Dana Kelurahan (Dakel) yang digunakan untuk membangun saluran.

Bapaslon Independen Pilkada Kecewa Sikap KPU Surabaya

Bapaslon independen Pilkada Surabaya, Pandu Budi Raharjono-Kusrini Purwijanti menyasalkan sikap komisioner KPU Surabaya yang tak mau menerima copy data pendukung meskipun hanya terlambat cuma dua menit.

Sambut HJKS ke-731, Pegawai Pemkot Surabaya Cat Ulang Curbing Median Jalan

Menyambut Hari Jadi Kota Surabaya ke-731, seluruh pegawai di lingkup Pemkot Surabaya melakukan kerja bakti dengan mengecat ulang curbing median jalan atau pembatas jalan yang meliputi 51 ruas jalan di Kota Surabaya.

Pemkot Surabaya Bangun 8 Wisata Rakyat

Upaya Pemkot Surabaya memanfaatkan aset agar memberikan kontribusi sekaligus menciptakan lapangan kerja antara lain dilakukan dengan membangun Wisata Rakyat di 8 lokasi, khususnya di wilayah Surabaya Barat.

Selasa, 13 Mei 2014

Pakar Kebun Binatang Luar Negeri Beri Pelatihan Keeper KBS




KABARPROGRESIF.COM : Para pakar satwa dari luar negeri silih berganti memberikan perhatiannya kepada kebun binatang Surabaya (KBS). Tidak hanya assesement, kerjasama para ahli tersebut kini mulai dituangkan ke dalam tindakan nyata berupa pelatihan. Seperti yang ditunjukkan tiga anggota SEAZA (South East Asian Zoos Association) dengan memberikan pelatihan kepada para keeper KBS.

Mereka adalah Distinguished Research Professor dari Tajen University Prof. G Agoramoorthy PhD, Assistant Director of Zoology at Singapore Zoo Sam Alagappasamy dan Senior Wildlife Veterinarian and Director of Taiping Zoo Dr. Kevin Lazarus. Ketiganya dijadwalkan memberikan training langsung kepada para penjaga hewan KBS mulai 12-14 Mei 2014.

Menurut Dirut Perusahaan Daerah Taman Satwa KBS (PDTS KBS) Ratna Achjuningrum, pelatihan bertajuk Animal Keeper Traning Course “Responsible Zoo Keeping” ini tidak hanya diikuti oleh para keeper, melainkan juga paramedik, ahli nutrisi satwa serta dokter hewan. Total peserta berjumlah sekitar 60 orang.

Tujuannya, yakni untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mencintai satwa. “Jadi, pemahaman akan pekerjaan keeper itu tidak sekadar pagi datang kasih makan terus selesai. Namun lebih dari itu, seorang keeper harus mengetahui lebih dalam tentang perilaku satwa. Kalau satwa sakit apa yang harus dilakukan,” ujarnya saat ditemui dalam acara pembukaan pelatihan di KBS, Senin (12/5).

Kegiatan pelatihan keeper KBS diawali dengan pemberian teori oleh ketiga pakar di ruang auditorium. Setelah itu, dilanjutkan dengan peninjauan ke seluruh area kandang KBS. Rombongan mulai bergerak bersama-sama dari kandang kera yang letaknya kebetulan paling dekat dengan auditorium. Sesampai di area karantina dekat kandang gajah, perhatian Agoramoorthy tertuju pada dua orangutan kecil yang dikurung dalam kandang kecil. Usut punya usut, kedua orangutan tersebut sengaja dipisah dari kandangnya karena induknya tidak merawat dengan baik. Tanpa pikir panjang, dia langsung menginstruksikan penjaga kandang untuk melepas orangutan tersebut dan melihat reaksi yang ditunjukkan.

Selain kandang kera, kandang gajah, rusa, sapi, dan beberapa hewan lain juga tak luput dari pengamatan ketiga pakar tersebut. Komunikasi antara Agoramoorthy dkk dengan para keeper pun berlangsung dua arah. Tak jarang mereka terlibat diskusi serius soal tata cara penanganan satwa di KBS. “Hari ini kita baru identifikasi masalah secara sekilas. Besok baru lebih kepada praktik para keeper. Nanti akan kami minta mereka (keeper) untuk mempraktikan bagaimana cara menangani hewan. Nah, dari situ akan diberikan masukan,” kata Agoramoorthy.

Pria berperawakan tinggi besar ini mengatakan bahwa keeper merupakan elemen penting dalam penanganan hewan. Keeper adalah pilar sebuah kebun binatang. Itulah sebabnya, pihak SEAZA berinisiatif membantu memberi pelatihan dari elemen yang memang paling dekat dengan satwa. “Pembenahan kebun binatang perlu dimulai dari struktur yang paling bawah dan paling dekat dengan satwa,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Agoramoorthy juga mengungkapkan bahwa dia sempat melakukan assesement di KBS pada 2001. Hasilnya sangat mengejutkan. Kala itu, KBS ternyata menduduki posisi kebun binatang terbaik kedua se-Indonesia. Bahkan, untuk kategori kesejahteraan dan tanggung jawab akan satwa, KBS tercatat yang terbaik. Semua rincian hasil itu dituangkan Agoramoorthy kedalam bukunya tentang kumpulan hasil audit kebun binatang-kebun binatang di Malaysia, Singapura, Indonesia dan sejumlah negara di Asia.

Agoramoorthy menilai, ada banyak faktor sebuah kebun binatang bisa berubah kondisi. Namun, terlepas dari itu semua menurut dia KBS masih menyimpan potensi untuk kembali menjadi kebun binatang terbaik. Apalagi, dia tahu betul bahwa Pemkot Surabaya sangat mendukung dengan berkomitmen mengembalikan KBS pada masa kejayaannya. “Kedatangan saya ini juga karena diminta oleh Walikota Surabaya. Beliau bertekad membenahi KBS dan itu sangat bagus bagi perkembangan kebun binatang ini,” paparnya.

Adanya training ini direspon positif oleh para keeper di KBS. “Kami memang membutuhkan pelatihan-pelatihan semacam ini. Khususnya tentang bagaimana cara penanganan satwa liar. Jujur saja kami ini masih merasa kurang informasi tentang satwa yang kami rawat. Oleh karenanya, pelatihan ini sangat berguna sekali,” tukas salah seorang keeper.

Di sisi lain, dia juga berharap perlengkapan perlindungan keeper perlu ditingkatkan. Selain untuk faktor keamanan, hal itu juga untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari satwa kepada keeper.

Jumat, 09 Mei 2014

Penilaian Lomba Tenaga Kesehatan Teladan Dimulai




KABARPROGRESIF.COM : Kota Surabaya mendapat dua nominasi dalam Lomba Tenaga Kesehatan Teladan (LTKT) tingkat Provinsi Jawa Timur. Yakni, nominasi dokter (medis) dan perawat (paramedis). Nominasi dokter diwakili oleh Puskesmas Sememi sedangkan Puskesmas Peneleh merepresentasi untuk kategori perawat.

Rombongan tim penilai LTKT diterima Sekretaris Kota (sekkota) Surabaya Hendro Gunawan di rumah dinas walikota, Jl. Sedap Malam no. 1, Kamis (8/5). Turut hadir Kepala Dinas Kesehatan (dinkes) Provinsi Jawa Timur, Harsono.

Harsono menjelaskan, tujuan diadakannya lomba ini adalah untuk meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat melalui program-program yang memotivasi tenaga kesehatannya. Menurut Harsono, Surabaya termasuk kota yang kompleks dengan berbagai permasalahan kesehatan. Namun, fasilitas layanan kesehatan Kota Pahlawan juga selalu berkembang. Dari sekian kriteria yang ada, kata Harsono, hal yang paling penting sekaligus susah yaitu memotivasi masyarakat supaya secara mandiri dapat berpartisipasi dalam program-program kesehatan.

Sekkota Hendro Gunawan memaparkan, pemkot telah menerapkan konsep penanganan kesehatan secara terintegrasi. Artinya, kesehatan bukan merupakan tanggung jawab satu dinas/instansi saja, melainkan gabungan beberapa SKPD.

Dia mengatakan, secara garis besar pola penerapan program kesehatan di Surabaya terbagi dalam dua konsep. Yakni, promotif dan preventif. Tidak hanya menyembuhkan penyakit, pemkot juga sudah berpikir jemput bola sebagai upaya pencegahan. Misalnya, kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.

Masih kata Hendro, dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, pemkot memberikan permakanan tambahan bagi lansia miskin dan anak yatim. “Dengan berbagai program intervensi tersebut, diharapkan angka indeks kesehatan masyarakat selalu meningkat,” ungkapnya.

Dijumpai di tempat yang sama, Kadinkes Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, bobot penilaian didasarkan pada enam komponen, antara lain penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, tenaga pemberdayaan masyarakat, pemberi pelayanan kesehatan strata pertama, pegawai puskesmas, tenaga kesehatan profesional, dan anggota masyarakat.(*/arf)