Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Pilkada Surabaya 2024 Tanpa Bakal Calon Perseorangan

KPU Kota Surabaya menyatakan pemilihan kepala daerah tahun 2024 tanpa diikuti pasangan bakal calon kepala daerah perseorangan karena faktor kurangnya syarat dukungan yang harus dipenuhi oleh para bakal calon tersebut.

Wali Kota Eri Cek Penggunaan Dana Kelurahan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi blusukan ke perkampungan untuk mengecek penggunaan Dana Kelurahan (Dakel) yang digunakan untuk membangun saluran.

Bapaslon Independen Pilkada Kecewa Sikap KPU Surabaya

Bapaslon independen Pilkada Surabaya, Pandu Budi Raharjono-Kusrini Purwijanti menyasalkan sikap komisioner KPU Surabaya yang tak mau menerima copy data pendukung meskipun hanya terlambat cuma dua menit.

Sambut HJKS ke-731, Pegawai Pemkot Surabaya Cat Ulang Curbing Median Jalan

Menyambut Hari Jadi Kota Surabaya ke-731, seluruh pegawai di lingkup Pemkot Surabaya melakukan kerja bakti dengan mengecat ulang curbing median jalan atau pembatas jalan yang meliputi 51 ruas jalan di Kota Surabaya.

Pemkot Surabaya Bangun 8 Wisata Rakyat

Upaya Pemkot Surabaya memanfaatkan aset agar memberikan kontribusi sekaligus menciptakan lapangan kerja antara lain dilakukan dengan membangun Wisata Rakyat di 8 lokasi, khususnya di wilayah Surabaya Barat.

Selasa, 13 Januari 2015

Alasan Sakit, Roger Minta Pembacaan Vonis Ditunda


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Andrew Roger alias Yeo (52), tertuntut 16 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) I Wayan Oja Miasta belum mendapatkan kepastian hukuman. Pasalnya, vonis yang sedianya dibacakan, Senin (12/1/2015) oleh majelis hakim yang diketuai Ainor Rofik terpaksa tertunda lantaran terdakwa merengek sakit.

Alasan itulah dikemukan Terdakwa Roger melalui penterjemahnya, sesaat Hakim Ainor Rofiq mengetukkan palu sebagai tanda persidangannya digelar untuk umum.

Bahkan , Roger mengaku tidak mendapatkan fasilitas kesehatan. " saya sudah berobat tapi obat di rutan medaeng kosong,"ujar Roger menjawab pertanyaan hakim Ainor yang meminta agar sebelum sidang terlebih dahulu minum obat.

Alasan itulah yang membuat hakim Ainor Rofiq membatalkan persidangan ini dan akan menunda pada Rabu (14/1/2015) mendatang.

"Karena memang ini hak terdakwa, dan terdakwa merasa terganggu kesehatannya, maka persidangan ini ditunda selama dua hari kedepan,"kata Hakim Ainor sambil menggetukan palunya.

Usai persidangan. JPU I Wayan Oja Miasta mengaku menghormati keputusan hakim atas penundaan persidangan ini." ini kewenangan hakim, kita hargai itu,"cetusnya usai petsidangan.

Sementara, Erick Komala selaku kuasa hukum terdakwa Roger mengaku  rasa sakit itu dikeluhkan Terdakwa  Sejak mobil tahanan Kejari Surabaya tiba di PN Surabaya.

"Dia memang bilang tidak siap dan sakit. tadi dia lupa minum obat dan Roger bilang , jangan sampai kalau saya tideak minum obat dan mendengar putusan lalu ada apa apa atau saya mati setelah mendengar putusan siapa yang akan bertanggung jawab, untuk itu, dia minta sidangnya ditunda,"ucap Erick menirukan omongan Roger.

Seperti diketahui Roger ditangkap oleh Polisi di  rumahnya di Petemon Timur nomor 51, Surabaya pada 7 Mei 2014. Sekitar pukul 21.30 WIB, polisi menggrebeknya dan mendapati Roger sedang melinting ganja di atas meja. Petugas kemudian menggeledah isi kamar terdakwa. Hasilnya cukup mengejutkan. Petugas menemukan 800 gram ganja dalam bungkusan koran yang ditemukan di bawah meja.

Selain menemukan memiliki 800 gram ganja, dalam penggerebekan itu, Polisi juga menemukan  dua poket SS seberat 2,15 gram dan 2 butir ekstasi serta 0,57 gram keytamine. (Komang)

Jaksa Tambah Penterjemah dari BNN Untuk Dampingi Lisa


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Sidang lanjutan perkara narkoba, dengan terdakwa Zeng Quiyun alias Lisa, WNA Tiongkok kembali digelar di Pengadikan Negeri (PN) Surabaya, Senin (12/1/2015).

Persidangan yang dihelat diruang sidang Cakra ini terlihat berbeda dari sidang-sidang sebelumnya, dimana Terdakwa asal Negara tirai bambu hanya didampingi oleh satu penterjemah, namun kali  ini didampingi dua penterjemah.

Dia adalah Welly Go, dosen disalah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. saat ditanya siapa yang menunjuknya sebagai penterjemah?, pria berkacamata dan bertubuh tambun ini mengaku utusan dari Badan Narkotika Nasional. "saya diminta oleh BNN untuk mendampingi Terdakwa,"kata Welly.

Saat disinggung apakah dirinya akan terus mendampingi terdakwa Lisa  hingga akhir persidangan, Welly mengaku masih belum bisa memastikannya. "Belum tau, apakah cuma hari ini atau dibutuhkan lagi dalam sidang berikutnya,"ujarnya usai persidangan.

Welly Go datang bersama dengan anggota BNN berkelamin wanita, Saat ditanya anggota BNN ini menolak jika dikatakan menyediakan jasa penterjemah. "Ini permohonan dari Kejaksaan bukan dari BNN,"ujar Kompol Ninayani, anggota BNN Kabupaten Gresik.

Terpisah, dalam persidangan, JPU Joko Susanto  menghadirkan tiga orang saksi, diantaranya, Petrus Subagyo dari Petugas Pos Internasional Juanda, I Putu Yudistira dan Brafiman Sitanggang, Keduanya merupakan petugas Bea dan Cukai Juanda. Ketiga saksi ini didengarkan keterangannya secara terpisah.

Petrus Subagyo, petugas Pos Internasional Juanda diperiksa lebih dahulu dan kemudian dilanjutkan kesaksisan I Putu Yudistira dan Brafiman Tarigan

Saat bersaksi, ketiganya menceritakan kronologis seputar penemuan paket dari Inggris, berisi Narkoba yang dikirimkan untuk terdakwa Lisa.

Terdakwa Lisa dan Penasehat Hukumnya, Cendy D Wenas menolak keterangan para saksi tersebut. Saat dikonflotir dengan keterangan para saksi,  pengacara wanita  dari Kantor Hukum Oegroseno and Parners ini tetap menolak keterangan para saksi yang dihadirkan oleh JPU.

Usai persidangan, JPU Djoko Susanto mengaku, kehadiran Welly Go sebagai penterjemah merupakan permintaan  dirinya. " memang kita yang minta penterjemah ke BNN," terang Joko.

Sementara, saat disinggung keberadaan Lanny selaku penterjemah sebelumnya, Jaksa yang bertugas di Kejati Jatim mengaku tak memiliki kapasitas menjawabnya." ini kewenangan hakim, tapi kami menginginkan penterjemah yang legal dan memiliki sertifikasi," pungkasnya.

Permononan penterjemah ke BNN ini diajukan sejak perkara ini dilimpahkan ke PN Surabaya. "BNN sendiri kesulitan mencari penterjemah dan baru hari ini bisa dihadirkan,"katanya seraya meninggalkan area PN Surabaya.

Seperti diketahui,  terdakwa Lisa dijerat dengan pasal berlapis. Dalam dakwaan pertama, terdakwa Lisa dijerat dengan  tuduhan sebagai importir Narkoba. Lisa dianggap melanggar  pasal  113 ayat 2 UU RI No 35 Tahun 2009 tentang narkotika.

Dalam dakwaan ke dua perbuatan terdakwa melanggar 114 ayat 2 UU RI No 35 Tahun 2009 tentang narkotika dan dakwaan ke tiga melanggar  Pasal 112 ayat 2 UU RI No 35 Tahun 2009 tentang narkotika.

Dijelaskan dalam surat dakwaan, perkara yang menjerat Lisa sebagai pesakitan ini bermula dari paket kiriman dari cina melalui jasa NPC yang ditujukan ke Lisa.

Karena paketan tersebut merupakan importir, maka petugas NPC melakukan pengecekan. Dan hasilnya paket yang dibungkus dalam karton berwarna coklat itu berisi 10 pil dan 18 pil serta 1 plastik yang diduga metapamine.

Atas temuan itu lalu pihak NPC melaporkan temuannya ke Bea Cukai Bandara Juanda dan dilanjutkan ke Ditreskoba Polda Jatim untuk ditindak lanjuti.

Didit dan junaidi anggota satreskoba polda jatim melakukan akhirnya melakukan  kontrol delievery

Mereka mengirimkan paket tersebut ke alamat rumah Lisa yang terletak di Jalan Jalan raya darmo permai gang II B Room 102. Namun Setelah sampai di lokasi, ternyata Lisa sudah pidah ke Kupang Jaya.

Tak mau kecolongan, petugas langsung menuju  kediaman Lisa di Kupang Jaya dan berhasil menemuinya.

Setibanya, Polisi yang menyamar langsung menyerahkan paketan tersebut. Dikarenakan terdakwa tidak bisa berbahasa Indonesia, terdakwa akhirnya menghubungi temannya bernama Fushau.

Kepada Petugas yang menyamar sebagai juru kirim ini, Fushau  membenarkan jika nama Zeng Qiuyun adalah nama Lisa, dan akhirnya menerima paket tersebut disertai tanda tangan terdakwa Lisa.

Lalu, Lisa mendantangani bukti paket tersebut. Paket warna coklat, ekstasi 28 butir berat 27,5 gram dan 4 gram petamhine dan HP, dua kotak kartu blist dan paspor milik terdakwa, 1 kotak kartu nama. (Komang)

Media Center, Wadah Pengaduan Publik yang Diapresiasi Secara Internasional


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Keterbukaan dan transparansi merupakan unsur penting dalam mewujudkan suatu tata kelola pemerintahan yang baik. Menyadari hal itu, Pemkot Surabaya membentuk media center sebagai wadah menampung keluhan dan aspirasi publik.

Media center digagas untuk menampung partisipasi masyarakat baik dalam bentuk keluhan, informasi, maupun saran pada proses pembangunan kota yang dilaksanakan oleh Pemkot Surabaya. Kini, pintu komunikasi antara publik dengan pemkot dibuka selebar-lebarnya. Pemkot juga menyediakan banyak cara untuk menyampaikan keluhan, namun tetap ditangani satu pintu.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (diskominfo) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, warga bisa mengakses media center melalui beberapa cara. Antara lain, telepon (031-5456290), toll free – bebas pulsa (08001404122), faks (031-5463435), dan SMS/MMS (081230257000).

Disamping itu bisa pula via website www.surabaya.go.id, facebook sapawarga kota Surabaya, twitter@SapawargaSby, email mediacenter@surabaya.go.id, serta portal sapawarga.surabaya.go.id. Tak hanya itu, warga juga bisa datang langsung ke kantor media center, tepatnya di Jl. Jimerto 6-8 Surabaya.

“Respon terkait pengaduan akan disampaikan melalui jalur yang sama dengan yang digunakan pihak pelapor. Misalnya, warga mengadu lewat website nanti jawaban juga akan tampil di website tersebut. Begitu pula dengan facebook, email maupun twitter. Kalau warga datang langsung ke kantor media center, yang bersangkutan akan dimintai data untuk dihubungi,” terang Antiek.

Mantan Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya ini menjelaskan, media center menerima segala bentuk pengaduan yang ada kaitannya dengan kinerja pemerintah kota. Mulai dari saluran air mampet, jalan berlubang, lampu jalan padam hingga masalah pendidikan/sekolah.

Sesuai standar operasional media center, pengaduan dari masyarakat akan mendapat respon maksimal 1x24 jam hari kerja. Antiek lantas mengungkapkan teknis tindak lanjut keluhan agar bisa segera direspon. Berdasar surat keputusan (SK) Walikota Surabaya Nomor 188.45/54/436.1.2/2013, menyebutkan bahwa masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) menugaskan satu personel sebagai Tim Pelayanan Keluhan/Pengaduan Masyarakat (TPKPM). Keluhan warga yang diterima operator langsung dikirimkan ke personel TPKPM yang ada di dinas terkait. Kemudian, jawaban dari tim harus diberikan kepada pelapor sesuai tenggat waktu dalam SOP.

“Jadi meski satu pintu, tapi pelayanan bisa cepat karena ada tim gabungan yang bekerja menindaklanjuti laporan. Kualitas pelayanan juga terkontrol karena media center telah mengantongi sertifikat ISO 9001:2008” kata Antiek.

Sejak pertama kali di-launching pada 28 November 2011, media center telah banyak dimanfaatkan masyarakat. Berdasar data dari Diskominfo Surabaya, laporan yang masuk pada tahun pertama sebanyak 698 keluhan. Pada 2012, tercatat 2.717 keluhan. 2013 ada 4.176 keluhan dan 2014 sebanyak 4.298 keluhan. Antiek menyatakan, seluruh laporan tersebut telah direspon dengan baik.

Tren kenaikan dari tahun ke tahun menggambarkan masyarakat semakin partisipatif menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah kota. Di sisi lain, laporan dari masyarakat sebagai alat bantu bagi pemkot guna membenahi segala bentuk pelayanan publik.

Agar lebih peka terhadap apa yang terjadi di lapangan, Pemkot Surabaya mengintegrasikan media center dengan salah satu radio di Surabaya. “Jadi, meskipun pendengar melaporkan ada permasalahan melalui radio tersebut, aduannya tetap akan kami respon,” terang pejabat berjilbab ini.

Dikatakan Antiek, pelayanan prima yang diberikan media center diapresiasi positif oleh banyak pihak. Termasuk salah satunya penghargaan berskala internasional yang datang dari FutureGov. Pada 2013, media center berhasil meraih penghargaan FutureGov tingkat Asia-Pasifik untuk kategori Data Center.

Warga Terbantu dengan Media Center

Salah seorang warga yang mengaku terbantu dengan keberadaan media center adalah Gregorius Rudy Katopo. Pada Desember 2014, Rudy melaporkan saluran di depan Gereja St. Maria Tak Bercela, Jl. Ngagel Madya 1 yang mampet. Karena tutup saluran tersebut dicor, maka pihak gereja kesulitan melakukan pembersihan saluran. Dengan kondisi saluran seperti itu, saat hujan datang aliran air memasuki halaman gereja.

Setelah Rudy membuat laporan kepada media center melalui website, selang satu hari petugas dari Dinas PU dan Bina Marga Surabaya langsung menindaklanjuti keluhannya. “Besoknya, petugas langsung datang, membongkar penutup saluran serta mengeruk tanah yang menutupi saluran itu,” ujar bapak dua anak ini saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Selain itu, sebelumnya Rudy juga pernah mengadukan penerangan jalan umum (PJU) di daerah Menur Pumpungan. Problemnya PJU mati sehingga kondisi jalan gelap. Tak lama setelah Rudy melapor via media center, PJU tersebut sudah menyala kembali.

Secara keseluruhan, Rudy sangat puas dengan respon cepat yang diberikan pemkot. Pria kelahiran Purbalingga ini berharap kinerja media center dipertahankan. Serta, sosialisasi kepada masyarakat lebih ditingkatkan agar warga lebih mengetahui kemana harus mengadu.

Manfaat adanya media center juga dirasakan Leander Tanuwijaya. Persoalannya juga terkait saluran air tepatnya di Jl. Kutisari IX. Menurut dia, sebelum mengadu ke media center, kondisi saluran buruk dan kurang bersih. Namun, setelah mendapat respon dari pemkot, saluran tersebut kini jauh lebih baik.

“Saya mengucapkan terima kasih karena keluhan saya ditindaklanjuti. Semoga kinerja ini jangan sampai kendor,” tandas mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Surabaya Selatan ini.

Kabag Humas Pemkot Surabaya M. Fikser menambahkan, kehadiran media center diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi apa pun terkait pelayanan di pemerintah kota. Warga hendaknya memanfaatkan kemudahan ini, dengan demikian harmoni antara Pemkot Surabaya dengan masyarakatnya terjaga dengan baik demi kemajuan kota. “Masa sudah mendapat apresiasi internasional tapi tidak dimanfaatkan dengan baik, kan rugi,” pungkas Fikser. (arf)

Risma Wanti-wanti Satpol PP agar Bekerja Sesuai Aturan


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Walikota Surabaya Tri Rismaharini menghendaki pembenahan menyeluruh dalam tubuh pemkot, termasuk satpol PP. Untuk itu, Senin (12/1) pagi, walikota mengumpulkan semua jajaran aparat penegak perda tersebut di Graha Sawunggaling guna diberi pengarahan. Sebelumnya, guru dan kepala sekolah serta pegawai kelurahan/kecamatan juga mendapat pembinaan dari Risma -sapaan Tri Rismaharini-.

Pertemuan langsung antara walikota dengan segenap jajaran pegawai pemkot merupakan langkah yang ditempuh guna memperkokoh komitmen pelayanan masyarakat. Momen tersebut sekaligus sebagai warning bagi aparat agar tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan aturan.

Beberapa hari terakhir, Walikota Risma memang secara intens mengumpulkan pegawai pemkot, utamanya yang berkaitan dengan pelayanan publik. Tujuan utamanya yakni mengingatkan kembali kepada komitmen awal sebagai abdi masyarakat. Intinya, dia tidak ingin ada pegawainya yang tersandung masalah. “Coba ingat kembali sumpah pegawai ketika pertama kali mulai bekerja,” ujarnya.

Temuan Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Jawa Timur yang berujung pada ditindaknya enam oknum kelurahan dan kecamatan beberapa waktu lalu seharusnya dijadikan pelajaran agar kejadian serupa tidak terulang. “Sudah cukup itu yang terakhir, saya tidak mau lagi dengan ada kasus seperti itu,” tegas Risma dihadapan 800-an jajaran satpol PP mulai level kota, kecamatan hingga kelurahan.

Pada akhir pengarahan, mantan kepala Bappeko Surabaya tersebut mengajak satpol PP untuk tidak mudah tergoda dan pandai menempatkan diri. Dia mengatakan, godaan ke depan mungkin sangat kuat, tetapi konsekuensi yang ditanggung juga sangat berat karena melanggar aturan. Di sisi lain, satpol PP dalam pelayanannya kepada publik wajib mengedepankan sisi humanis. “Jangan mentang-mentang pakai seragam terus selalu bertindak arogan. Kita bersikap tergantung kapan dan dimana kita sedang berada. Berikan yang terbaik untuk masyarakat,” paparnya.

Sementara, Kasatpol PP Irvan Widyanto memaknai pengarahan langsung dari walikota sebagai bentuk kepedulian orang nomor satu di pemkot tersebut kepada jajaran satpol PP. Dia berharap, apa yang disampaikan walikota bisa dijadikan motivasi dalam bekerja. “Pada intinya, tadi bu walikota mengingatkan agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan,” katanya.

Terkait pengawasan anggota satpol PP di kelurahan dan kecamatan, Irvan menjelaskan, pihaknya akan meningkatkan intensitas pembinaan rutin yang dilakukan periodik. Hal tersebut guna menyamakan visi dan persepsi satpol PP di seluruh wilayah Kota Pahlawan. Di samping itu, satpol PP juga berencana mempertajam fungsi monitoring dan pelaporan para anggotanya di kecamatan dan kelurahan. Dengan demikian, pengawasan dan penindakan pelanggaran perda bisa lebih baik.(arf)

Senin, 12 Januari 2015

SCREENING DALAM RANGKA OPERASI KATARAK GRATIS BAGI MASYARAKAT OLEH KODIM 0814/JOMBANG



KABARPROGRESIF.COM : (Jombang) Bakti Sosial oleh Kodim 0814/Jombang dalam rangka serbuan teritorial di wilayah merupakan pelaksanaan salah satu tugas TNI-AD dalam OMSP yakni Pemberdayaan wilayah pertahanan yang biasa diimplementasikan dalam bentuk pembinaan Teritorial ( Binter ), dalam rangka membantu tugas pemerintah didaerah guna menyiapkan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan di wilayah Kab. Jombang, sehingga Binter harus dilaksanakan secara terus menerus dengan melibatkan instansi maupun komponen bangsa lainnya secara terpadu.

Bertempat di Aula Makodim 0814/Jombang, pada hari Minggu 11 Januari 2015 diselenggarakan screening dalam rangka operasi Katarak gratis oleh Kodim 0814 bekerja sama dengan Pemda Kab. Jombang, Rs. NU dan Lembaga Sosial Ponpes Tebuireng serta LSM INTI. Kegiatan ini digelar sebagai wujud kepedulian sosial yang bersifat positif dalam merespon kesulitan rakyat yang menderita penyakit mata Katarak, terutama untuk meringankan beban finansial mereka , dengan melibatkan dokter - dokter yang berpengalaman dalam membantu penyembuhan penyakit mata mereka, sementara pelaksanaan screening ini bertujuan untuk menentukan tingkat kelayakan penyakit mata katarak yang diderita masyarakat untuk dioperasi.

Harapan kami selaku aparat teritorial tentunya untuk membantu pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat berupa penyakit mata katarak , sehingga dapat menggugah instansi terkait lainnya selaku sesama komponen bangsa untuk  turut berpatisipasi dan meningkatkan kepedulian sosialnya terhadap masyarakat Jombang, demikian dikatakan Dandim 0814/Jombang Letkol Arm Muhammad Haidir S.I.P di sela kegiatan screening tersebut.  Ditambahkan olehnya, bahwa tercatat sebanyak 1500-an orang telah mendaftar, dan hari ini yang hadir mengikuti screening sebanyak 820 orang, dan oleh Tim dokter dinyatakan terdapat 300 orang yang layak untuk operasi.

Adalah suatu kehormatan bagi kami Tim Dokter karena atas inisiatif Kodim 0814/Jombang, kami bersama komponen bangsa lainnya dapat memperoleh kesempatan berbuat sesuatu yang berarti dalam mengurangi beban atau permasalahan masyarakat Kab. Jombang, juga berharap agar bisa mendapatkan hasil seperti yang diharapkan setelah operasi nanti, dan kami juga harus berterima kasih kepada Pak Dandim yang telah mengajak kami untuk terlibat langsung dalam kegiatan ini, ungkap dr. Teguh dari Surabaya setelah memeriksa kondisi mata bapak Amali umur 74 tahun petani asal Dsn. Benjeng, Ds. Kepuhkajang, Kec. Perak, Kab. Jombang.

Bapak Amali salah satu pasien yang kondisi matanya layak untuk dioperasi, juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada segenap panitia yang terlibat dalam kegiatan ini, karena tanpa kegiatan ini ( Operasi Katarak Gratis ) saya tidak tau apa yang harus saya lakukan sementara kondisi mata saya semakin parah dan tidak punya uang.

Hari ini adalah tahap screening yang harus diselesaikan, sementara pelaksanaan operasi direncanakan akan dilaksanakan pada  hari  Jum’at  s/d  Selasa  tanggal 23 s/d 27 Januari 2015, bertempat di  Rumah Sakit NU Jombang mulai pukul 07.30 sampai dengan selesai, demikian dikatakan Alumni Akmil 1995 tersebut dari kecabangan Artileri Medan. (arf)

Jumat, 09 Januari 2015

GELAR SEDEKAH BUMI UNTUK MEMPERERAT TALI PERSAUDARAAN


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Peringatan di bulan Muharam ini banyak masyarakat di wilayah pinggiran melakukan Sedekah Bumi atau juga yang dikenal dengan sebutan Bersih Desa.Seperti Di Wilayah Kelurahan Wiyung Kecamatan Wiyung Warga sekitar melakukan Bersih desa dengan banyak Menggelar Acara diantaranya Pengajian Umum, Wayang Kulit, Sepak Bola dan Jalan Sehat.

Berbagai acara yang digelar untuk memperingati Bersih Desa ini Disambut antusias oleh warga sekitar,Seperti Jalan sehat animo masyarakat bertumpah ruah di depan Pasar wiyung,mereka menjadi peserta  untuk mengikuti Jalan sehat.

Sebanyak 1000 peserta jalan sehat memadati depan Pasar dari mulai anak-anak, orang dewasa hingga para lansia ikut serta dalam acara jalan sehat.

Menurut Ghufron, S.Sos. M.Si Untuk Jalan Sehat para peserta berjalan mengelilingi Wilayah Kelurahan wiyung dengan menempuh jarak sekitar 2 Km,’’ Peserta Jalan Sehat diberangkatkan mulai Jalan Raya Wiyung DPR, Wiyung Tengah, Wiyung Sejahtera dan berakhir di Depan Pasar Wiyung.”Jrentek mantan Lurah Perak Timur

Masih Kata Ghufron berbagai hadiah untuk peserta jalan sehat ini telah disediahkan oleh Panitya,” untuk Para peserta yang beruntung dalam undian akan mendapatkan berbagai hadiah diantaranya hadiah Utama Sepeda Motor, Sepeda ,kulkas, Magic Coom, setrika, kipas angin dan berbagai hadiah door prize.’’ terangnya.

Ghufron menambahkan Peringatan Bersih desa yang digelar di Wilayah ini adalah untuk memupuk rasa kebersamaan, ajang tali silahturahmi dan menjaga keamanan untuk warga,” Agenda peringatan tahunan Bersih Desa ini untuk menjaga kekompakan kegotong royongan warga, menjaga Silahturahmi dan warga wilayah Wiyung ini  diberi keselamatan dan dijauhi dari bencana.” Ujarnya

Ghufron berharap dengan adanya Ritual bersih desa ini, semoga warga kedepannya bisa diberikan ketetraman dan sejahtera,” Harapan kedepan dengan kegiatan ini warga di kelurahan wiyung bisa diberikan kemakmuran oleh  Allah SWT.”pintahnya. (Adji)

KELURAHAN RUNGKUT KIDUL GELAR CARNIVAL JALAN SEHAT DAN BAZAR KULINER


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Untuk memperingati Hari Pahlawan Kelurahan Rungkut Kidul Kecamatan Rungkut,Menggelar Carnival  Jalan Sehat dengan memakai kostum Perjuangan.Acara yang digelar di Area sentra PKL Kelurahan Rungkut Kidul di padati oleh para peserta Jalan Sehat.

Sebanyak  800 peserta  antusias untuk mengikuti Carnival Jalan Sehat,para peserta jalan sehat yang diikuti oleh Anak-anak , Orang dewasa bahkan para Usia Lanjut ini berjalan sekitar 3 Km,” mereka hanya mengelilingi Wilayah Kelurahan Rungkut kidul,dengan melewati Area Jalan Rungkut Asri Timur, Rungkut Madya, Rungkut dan berakhir Di Lapangan Area Sentra PKL.” Ujar Diah Ernawati pada Kabarprogresif.com

Menurut Erna diselenggarakannya Kegiatan Carnival tersebut adalah untuk mengingat kembali sejarah para Pahlawan yang telah mempertahankan Tanah Air Indonesia tercinta ini,’’ Digelarnya Jalan Sehat ini untuk mengenang kembali para Jasa-jasa Pahlawan.” Katanya

Masih Erna,selain untuk mengenang jasa-jasa para  Pahlawan kegiatan ini juga merupahkan bentuk ajang silahturahmi bagi warga yang ada di Wilayah Kelurahan Rungkut  Kidul,” sebagai ajang untuk mempererat tali persaudaraan bagi warga setempat.”bebernya

Erna menambahkan, dalam kegiatan ini berharap untuk selanjutnya kedepan bisa digelar setiap Tahunnya,” Kegiatan carnival jalan sehat ini akan dijadikan agenda rutin tiap Hari Pahlawan.”terang mantan Lurah jemur Wonosari

Dan untuk memeriahkan  jalan sehat,panitya banyak memberikan berbagai macam hadiah yang diperuntukan bagi peserta yang beruntung Diantaranya Lemari Es, Mesin Cuci, sepeda, Dispenser dan Ratusan Doorprise diantaranya berupa sembako..

Peringatan Hari Pahlawan ini tidak hanya kegiatan Jalan sehat saja yang digelar Di Kelurahan Rungkut Kidul Kecamatan Rungkut,Namun untuk menyemarakannya kegiatan ini juga digelar Stan Bazar UKM yang diikuti oleh warga setempat.

Kegiatan yang digelar di sentra PKL Kelurahan tersebut adalah untuk memberikan para pelaku UKM agar Bisa memfaatkan area sentra yang telah disediahkan Oleh Pihak Pemkot,” Kita berikan fasilitas stan ini agar bisa difungsikan sebagai area atau sentra kuliner.” Ujar Drs. Ridwan Mubarun, M.Si Camat Rungkut.

Diselenggarakannya bazaar UKM kuliner yang ada dilapangan area sentra PKL ini,masih menurut Ridwan sapaan akrabnya, adalah untuk menciptakan para pelaku usaha kecil maupun menengah yang ada di wilayah Kecamatan rungkut ini bisa berkembang dan bisa menumbuhkan UKM yang baru,” Dengan adanya stan bazaar ini,nantinya akan memberikan para pelaku Usaha Kecil maupun Menengah ini untuk bisa meningkatkan hasil usaha kuliner yang diolah oleh warga setempat,sehingga nantinya  bisa berkembang dan bisa menciptakan UKM – UKM baru.”terang Ridwan.
 
Ridwan berharap dengan kegiatan jalan sehat dan Bazar Kuliner tersebut dijadikan agenda dalam tiap tahunnya,” kita harapkan acara seperti  ini akan dijadikan kalender setiap tahunnya.” Pintahnya ( Adji )

Satpol PP Klarifikasi Temuan ORI


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Adanya temuan dari Ombudsman Republik Indonesia (ORI) perwakilan Jawa Timur yang menyebut ada  oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya melakukan pungutan liar terkait minimarket, direspon oleh Pemerintah Kota Surabaya. Pemkot Surabaya menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar.

“Kita sudah klarifikasi ke ORI Perwakilan Jatim bahwa yang muncul dalam pemberitaan tersebut tidak benar,” tegas Asisten I Sekkota, Yayuk Eko Agustin, ketika jumpa pers di ruang rapat Sekda Kota Surabaya, Jumat (9/1).

Dalam temuan ORI tersebut dinyatakan bahwa ada personel Satpol PP yang bertemu dengan pengusaha minimarket di sebuah rumah makan guna membahas perihal perizinan minimarket. Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Irvan Widyanto menegaskan bahwa pertemuan antara anggota Satpol PP dengan pengusaha minimarket seperti yang muncul dalam pemberitaan media tersebut sama sekali tidak benar. Dijelaskan Kasatpol PP, dirinya bersama dengan Kepala Inspektorat Kota Surabaya, Sigit Sugiharso telah melakukan klarifikasi terkait isu tersebut ke ORI Perwakilan Jatim pada Kamis (8/1).

“Kami tegaskan bahwa pertemuan yang katanya di rumah makan itu tidak pernah ada. Ini kami menggelar jumpa pers untuk mengklarifikasi. Pihak ORI Perwakilan Jatim pun juga mengakui,” tegas Irvan Widyanto.

Irvan menyatakan, pemberitaan media yang menyebutkan ada anggota Satpol PP Kota Surabaya yang melakukan pungutan liar terhadap pengusaha minimarket tersebut sangat memukul pihaknya sebagai institusi penegak Peraturan Daerah (Perda). Karenanya, pihaknya langsung mengkonfirmasi kabar itu ke ORI Perwakilan Jatim.

“Sekali lagi saya tegaskan, pernyataan ORI Jatim di media yang menyatakan ada pertemuan anggota Satpol PP yang kemudian diberi uang dalam jumlah tertentu itu tidak betul. Pak Agus Widiyarta (Kepala ORI Perwakilan Jatim) mengakui hal itu,” jelas Irvan.

Selain melakukan klarifikasi perihal isu pungli minimarket, mantan Kabag Pemerintahan Kota Surabaya ini juga menegaskan telah menindaklanjuti temuan ORI Perwakilan Jatim perihal adanya oknum Satpol PP yang terlibat pungli RHU dan sudah diberitakan media pada pekan lalu. Nama-nama yang diduga terlibat dalam kasus tersebut kini sedang di proses di Inspektorat. “Kalau yang masalah RHU itu, kita tahu siapa orangnya dan sudah kita tindaklanjuti. Sekarang masih diproses di Inspektorat sesuai aturan yang berlaku,” terangnya.

Sementara menjawab pertanyaan perihal penertiban minimarket yang belum berizin, Irvan menegaskan bahwa selama ini, Satpol PP Kota Surabaya menghadapi kendala dalam setiap penertiban minimarket. Menurutnya, pihak minimarket selama ini beralasan bahwa izinnya berada di kantor pusat (Jakarta).  Karenanya, ke depannya, surat izin tersebut diminta ada di kantor minimarket masing-masing.

“Selama ini, pihak minimarket selalu bilang suratnya di kantor pusat. Ke depannya, dengan surat izin ditaruh di kantor masing-masing, alasan seperti itu tidak lagi relevan,” ujarnya.

Kasatpol PP juga menegaskan, pihaknya sudah membentuk tim terpadu yang berasal dari beberapa dinas seperti Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Tim terpadu ini sudah mengumpulkan data minimarket. “Kita ajak teman-teman SKPD untuk ikut menertibkan sehingga kita punya database mana minimarket yang belum ada IMB, HO dan sebagainya,” sambung Irvan Widyanto.(arf)

11 Kapolres di Jatim Diganti


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Sebanyak 11 Kapolres di Jawa Timur diganti dalam upacara serah terima jabatan yang dipimpin Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf di lapangan apel Mapolda Jatim di Surabaya, Jumat.

"Kami harapkan proses pergantian kepemimpinan akan lebih meningkatkan pelayanan kepada publik, karena itu Kapolres harus melakukan inovasi yang dapat dilihat masyarakat," katanya, didampingi Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono.

Ke-11 Kapolres baru di Jatim adalah Kapolres Pamekasan, Blitar, Mojokerto, Kediri Kota, Mojokerto Kota, Tuban, Malang Kota, Lumajang, Pelabuhan Tanjung Perak, Lamongan, dan Sumenep.

Kapolres Pamekasan dijabat oleh AKBP Sugeng Muntana SKI (sebelumnya Analis Kebijakan Muda Bidang Watpers Ro SDM Polda Jatim), sedang Kapolres Blitar dijabat oleh AKBP Muji Ediyanto SH SIK (sebelumnya Kapolres Mojokerto).

Untuk Kapolres Mojokerto dijabat oleh AKBP Budhi Herdi Susianto SH SIK MSi (sebelumnya Kapolres Kediri Kota), sedang Kapolres Kediri Kota dijabat oleh AKBP Bambang Widjanarko SIK MSi (sebelumnya pamen Polda Metro Jaya).

Untuk Kapolres Mojokerto Kota dijabat oleh AKBP Bambang Widiatmoko SH MM MSi (sebelumnya Kabag Ops Polrestabes Surabaya), sedang Kapolres Tuban dijabat oleh AKBP Guruh Arif Darmawan SIK MH (sebelumnya Kapolres Donggala, Polda Sulteng).

Untuk Kapolres Malang Kota dijabat oleh AKBP Singgamata SIK (sebelumnya Kapolres Lumajang), sedang Kapolres Lumajang dijabat oleh AKBP Aries Syahbudin SIK MHum (sebelumnya Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak).

Untuk Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak dijabat oleh AKBP Arnapi SH SIK MHum (Kasubdit I Tpid Indagsi Ditreskrimum Polda Jatim), sedang Kapolres Lamongan dijabat oleh AKBP Trisno Rahmadi SIK (sebelumnya Kapolres Palu, Sulteng).

Untuk Kapolres Sumenep dijabat oleh AKBP Rendra Radita Dewayana SIK (Kadensis PPSS Korbintarsis Ditbintalat Akpol Lemdiklat), sedangkan Kapolres Sumenep sebelumnya yakni AKBP Marjoko SIK MSi menjabat Kabagstrajemen Rorena Polda Jatim.

Selain jabatan Kapolres, serah terima jabatan juga dilakukan untuk jabatan lainnya, di antaranya Kabagdalprogar Rorena Polda Jatim, Kabagbinkar Ro SDM Polda Jatim, Kabagbinlatops Roops Polda Jatim, dan sebagainya. (*/arf)

Kamis, 08 Januari 2015

Reformasi Birokrasi Melalui Inovasi Pelayanan Publik


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Sistem perizinan online Surabaya Single Window (SSW) yang digagas Pemkot Surabaya merupakan inovasi pelayanan publik berskala internasional. Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) Yuddy Chrisnandi saat melakukan kunjungan kerja ke balai kota Surabaya, Kamis (8/1).

Untuk memudahkan warga mengakses pelayanan publik yang terintegrasi, pemkot meluncurkan e-Kios. Keberadaan e-Kios yang juga memuat aplikasi SSW, dapat dijumpai di kantor-kantor kelurahan, kecamatan, rumah sakit dan sejumlah fasilitas publik lainnya. Dengan berbagai keunggulannya, SSW berhasil meraih penghargaan The Best Public Service Excellence secara nasional.

Yuddy mengatakan, SSW termasuk satu diantara lima produk inovasi asal Indonesia yang dipamerkan dalam eksebisi Public Service Excellence di Busan, Korea Selatan. “Jadi SSW ini sebenarnya sudah bertaraf dunia. Tak heran kalau sekarang program tersebut menjadi percontohan bagi pemerintah daerah lain,” ungkapnya.

Mantan anggota DPR RI periode 2004-2009 ini menuturkan, berbagai terobosan yang dilakukan Pemkot Surabaya sudah sangat selaras dengan semangat reformasi birokrasi. Menurut dia, format reformasi birokrasi menyangkut dua unsur utama, yaitu mindset (pola pikir) dan struktur.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan, demi menerapkan implementasi reformasi birokrasi, pihaknya telah menempuh beberapa hal. Diantaranya, perampingan struktur kepegawaian di tubuh lembaga eksekutif Kota Surabaya. Konkretnya, pemkot  memerger sejumlah sekolah dan kantor kelurahan. Dengan demikian, beberapa pos yang sebelumnya dijalankan lebih dari satu orang, kini hanya membutuhkan seorang pegawai saja. Untuk kantor kelurahan, sebelum merger jumlahnya mencapai 163 kantor. Pasca merger, hanya tinggal 154 kelurahan.

“Kebijakan merger sekolah dan kelurahan ini, selain memberikan efisiensi signifikan, juga bentuk optimalisasi kinerja aparatur sipil negara,” katanya. Dia menambahkan, dengan kebijakan merger, pemkot dapat berhemat 154 jabatan eselon IV. Kebijakan tersebut berjalan cukup lancar karena sudah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.

Di samping penggabungan instansi, salah satu cara pemkot menerapkan reformasi birokrasi yakni dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam setiap jenjang kinerja pemerintahannya. Mulai dari perizinan, pelayanan administrasi kependudukan, pendaftaran sekolah, hingga administrasi internal pemerintahan, semuanya berbasis TIK.

Dikatakan Risma, dengan mengandalkan TIK, kinerja birokrasi terbukti efektif dan efisien. Untuk perizinan, pemohon yang memiliki lahan di Surabaya dapat mengajukan perizinannya dari luar kota maupun luar negeri.

Sedangkan untuk keperluan internal kepegawaian, pemkot memanfaatkan aplikasi e-SDM. Adapun keunggulan e-SDM disamping seluruh data pegawai terekam secara paperless, untuk kenaikan gaji dan pangkat berkala juga dilakukan secara otomatis by system. Akurasi dan detail perekaman data pegawai pun tak perlu diragukan. “Segala data pegawai meliputi absensi, biodata, sertifikat, riwayat pendidikan dan rekam jenjang karir, semua terintegrasi,” terang walikota kepada MenPAN dan RB beserta rombongan.

Revitalisasi Peran Inspektorat

Pertemuan antara MenPAN dan RB Yuddy Chrisnandi dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini pada Kamis (8/1) juga menyinggung revitalisasi peran inspektorat. Menurut MenPAN dan RB, fungsi inspektorat bukan sekadar mencari-cari kesalahan, namun lebih dari itu yakni melakukan langkah-langkah preventif agar aparatur sipil negara (ASN) betul-betul bekerja dengan baik.

Langkah preventif yang dimaksud Yuddy antara lain, memberikan bimbingan, meminta laporan kinerja secara periodik, hingga melakukan inspeksi mendadak (sidak). “Jadi inspektorat bukan sebatas unit organisasi pelengkap di pemerintah kota, melainkan unit fungsional pengawasan internal. Artinya, inspektorat tidak perlu menunggu instruksi kepala daerah dalam menjalankan tugas-tugas pengawasannya. Inspektorat bisa melakukannya (pengawasan,red) dengan kreatif sesuai koridor kewenangan dan tugasnya,” katanya.

Soal maraknya pemberitaan dugaan pungutan liar (pungli) di Surabaya, Yuddy tidak meragukan komitmen pemkot yang akan menindak tegas jika terbukti bersalah. Terlepas dari itu, menteri kelahiran Bandung ini menilai pungli terjadi bukan atas kesalahan sistem birokrasinya, melainkan faktor manusianya yang harus diperbaiki.

Menurut Yuddy, upaya peningkatan kualitas birokrasi sudah dilakukan Pemkot Surabaya dengan inovasi pemanfaatan TIK dan pemangkasan birokrasi. Selanjutnya, yang perlu dilaksanakan secara konsisten adalah tata kelola dan disiplin pegawai yang dibarengi dengan pengawasan yang berkesinambungan.

Dia meminta publik dan media juga mengawasi kinerja pemerintahan. Laporan atau pengaduan terkait kinerja birokrasi diperbolehkan asalkan beracuan dari data dan fakta yang kuat. “Jadi, pelaporan jangan atas dasar ‘katanya’ atau hal-hal yang masih rancu kebenarannya. Lebih-lebih pengaduan untuk kepentingan tertentu, hal itu sebaiknya dihindari,” tandasnya.

Sementara Walikota Risma ketika ditanya soal perkembangan kasus SMAN 15, mengatakan, pihaknya perlu kejelasan definisi pungli. Dia sepakat kalau ada unsur pemerasan atau pemaksaan itu dikatakan salah. Namun, yang terjadi di SMAN 15 adalah siswa mutasi sudah diterima di sekolah tersebut dan sudah ada surat dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya. “Sesuai aturan, kalau surat dari dinas pendidikan sudah terbit, sekolah tidak bisa menolak,” kata walikota perempuan pertama di Surabaya ini.

Terkait definisi pungli, dia menerangkan bukan menjadi kewenangan walikota menentukannya, melainkan bagian hukum. Untuk itu, Risma masih menunggu perkembangan dari bagian hukum serta pihak kepolisian.

Agar tidak terjadi ambiguitas istilah pungli di dunia pendidikan Kota Pahlawan, walikota menyatakan telah mengumpulkan para kepala sekolah se-Surabaya. Pertemuan tersebut guna menyamakan persepsi supaya tidak rancu. “Kalau sekolah butuh apa-apa, jangan minta sumbangan. Sudah langsung saja ajukan ke saya,” tegasnya. (arf)

Kuli Pembunuh Mandor Bangunan Terancam Hukuman Mati

Habisi Korban Pakai Paving, Palu dan Disemen




KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Nurhadi Santoso warga Dusun Sedapur, Desa Bakalan Kecamatan Sumobito Jombang,  yang menjadi terdakwa kasus pembunuhan di Jalan Dharmahusada Indah Surabaya tertunduk lesu saat Jaksa Penuntut Umum (JPU) Dedi Agus Oktavianto mendakwanya dengan pasal berlapis dalam persidangan yang digelar diruang sidang Kartika PN Surabaya, Kamis (8/1/2015).

Dihadapan majelis hakim yang diketuai Hariyanto, terdakwa kelahiran 19 tahun silam ini dianggap terbukti membunuh Nurawi dengan menggunakan paving.

"Karena korban masih bertahan, akhirnya terdakwa menggunakan palu besar dan memukul kepala Nurawi hingga meninggal dunia. Selain terdakwa juga menyemen mayat korban,"terang Jaksa Dedi saat membacakan surat dakwaannya.

Akibat perbuatannya itu, terdakwa terancam hukuman mati, seperti terlihat pada pasal yang didakwakan JPU Dedi Agus Oktavianto.

"Pada dakwaan pertama , terdakwa terbukti melakukan pembunuhan berencana, karena itu terdakwa dianggap membunuhi unsur  melanggar Pasal 340 KUHP, dan pada dakwaan kedua, terdakwa didakwa melanggar pasal 338 KUHP tentang pembunuhan,"terang Jaksa Dedi.

Dijelaskan dalam surat dakwaan, peristiwa maut itu terjadi pada Rabu 15 Oktober sekira pukul 20.00 WIB. Saat itu, dua orang ini tengah kerja lembur dalam satu rumah di Perumahan Dharma Husada Indah Blok B/154, Surabaya.

Dalam proyek renovasi rumah itu ada 10 Pekerja, satu orang mandor dan pengawas. Rupanya, pada saat itu hanya terdakwa dan tersangja  saja yang lembur. Mereka setiap hari juga tidur di lokasi proyek. Hingga suatu ketika keduanya berselisih paham.

Perselisihan ternyata belum selesai, hingga pada Rabu 16 Oktober pukul 17.00 WIB, tersangka meluapkan sakit hatinya dengan cara memukul kepala korban menggunakan paving blok sebanyak tiga kali.

Sebelum kejadian, korban baru saja selesai mandi lalu duduk di teras depan rumah sekitar pukul 17.00 WIB. Oleh tersangka yang berada di dalam rumah, mengambil paving blok lalu memukulkannya ke kepala korban tiga kali hingga terjatuh.

Mayat korban ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan. Selain sudah terbalut semen, jasad korban ditanam di dalam lantai paving.

Mayat korban pertama kali ditemukan oleh Yanto salah satu mandor bangunan di kawasan tersebut. Yanto mencurigai ada gundukkan paving di sebelah kiri rumah. Saat dibongkar, bau busuk langsung menyengat.

Tak lama kemudian, Unit Jatanum Polrestabes Surabaya berhasil menangkap terdakwa Nurhadi yang bersembunyi dirumah orang tuanya yang berada di dusun Tangjik Desa Pait, Kecamatan Kesambon, Kabupaten Malang. (Komang)

Tipu Klien Untuk Nyuap Kapolrestabes, Pengacara Senior Jadi Pesakitan


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Akibat melakukan penggelapan uang senilai ratusan juta milik kliennya, pengacara senior, Hairandha Suryadinatan (54), warga Jl. Sono Indah VI atau tinggal di Jl. Sono Kwijenan, Sukomanunngal, Rabu (7/1) duduk sebagai pesakitan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

Uang senilai hampir Rp 160 juta itu, oleh terdakwa dipakai untuk menyuap sejumlah pejabat kepolisian Polrestabes Surabaya. Seperti dituturkan korban, jika uang itu dipakai untuk menyuap Kapolrestabes Surabaya, Kanitreskrim, Wakasatreskrim, Kanit Resmob, Propam Polda Jatim dan penyidik yang menangani kasus penganiayaan yang dilakukan oleh korban.

“Kepada korbannya, terdakwa ini menjanjikan jika perkara yang menimpa korban akan di SP-3. Makanya terdakwa meminta sejumlah uang untuk diberikan kepada pejabat kepolisian. Karena dijanjikan, korban mau menyerahkan sejumlah uang itu, secara bertahap, ” terang JPU Dedi Agus Oktavianto, SH asal KejariSurabaya usai sidang, Rabu (7/1).

Kronologisnya, korban Mulyanto Wijaya, AK yang kala itu tengah tersangkut kasus pidana yakni penganiayaan, mendatangi rumah terdakwa di Jl. Sono Indah sekitar bulan Pebruari 2013 selaku seorang pengacaa. Kedatangan korban ini, meminta pendampingan atas kasusnya yang sedang diproses di PolrestabesSurabaya.

Setelah terdakwa bersama rekannya Agus Hariyanto, siap mendampingi terdakwa dalam pemeriksaan itu. Setelah tejadi kesepakatan, tanggal 3 Maret 2013 sekitar pukul 10.00, korban ditemani anak istri mendatangi rumah terdakwa. Dalam konsultasi itu, tedakwa mengatakan jika kasus yang membelitnya tersebut bisa dihentikan alias di SP3 dengan persyaratan harus menyediakan uang senilai Rp 100 juta.

“Rincianya, uang itu akan diberikan kepada Kapolrestabes Surabaya Rp 50 juta, Kanitreskrim Rp 25 juta, Wakasatreskrim Rp 10 juta, Kanitresmob Rp 5 juta, Propam Polda Jatim Rp 10 juta dan penyidik Rp 2 juta,” sambug Dedi.

Untuk meyakinkan korbannya, terdakwa mengatakan jika Kapolrestabes Tri Maryanto adalah teman dekatnya. Terdakwa pun meminta uang muka Rp 30 juta. Lalu pada tanggal 4 Maret 2013, korban diminta menyiapkan uang senilai Rp 15 juta guna melobi Kapolrestabes dan Kanitreskrim dengan menungu di Polrestabes sekitar pukul 11.00. Riancianya, untuk Kapolrestabes Rp 10 juta dan Kanitreskrim sebesar Rp 5 juta. Tetapi uang itu tidak diberikan dan dipakai sendiri.

Langkah demi langkah dilakukan terdakwa guna meyakinkan korban jika perkara penganiayaan mulai masuk pada tahap SP3 berkat lobinya selama ini. Sekitar tanggal 11 Maret, terdakwa kembali meminta uang Rp 65 juta untuk ditransfer ke rekening yang sudah diberikan nomernya. Bahkan untuk meyakinkan korban, terdakwa memberikan kartu nama Tri Maryanto.

“Setelah menstranfer uang yang diminta itu, korban diajak bertemu di ruang Resmob dan diberikan kartu nama atas nama Tri Maryanto yang diakui teman dekat terdakwa,” beber Dedi.

Kembali pada tanggal 13 Maret, korban diminta menyediakan uang Rp 35 juta untuk Kapolrestabes dan ditunggu di rumah Jl. Sono Indah VI sekaligus diberi surat kuasa oleh terdakwa untuk didampingi dalam gelar perkara di Polrestabes sebagai langkah penghentian perkara penganiayaan. Kenyataannya tidak sampai disitu, sebagai tindak lanjut terdakwa kembali meinta uang senilai Rp 25 juta untuk ditrasnfer ke nomer rekening yang telah disiapkan. Lagi-lagi, terdakwa berdalih uang itu untuk proses SP3.

Masalah ini terbongkar ketika korban mendatangi penyidik untuk menanyakan proses perkaranya yang katanya bakal SP3. Ternyata penyidik menjelaskan jika perkara itu masih berlanjut. Mendapati itu, korban lantas menanyakan ke terdakwa di rumahnya. Terdakwa mengatakan jika masalahnya masih dalam proses pengurusan. Saat itu juga, terdakwa masih meminta lagi uang Rp 10 juta untuk diberikan ke Propam Polda Jatim.

Hingga uang korban terkumpul mencapai Rp 160 juta, proses pidana yang menimpa Mulyanto masih berlanjut. Korban pun lantas melaporkan terdakwa ke Polrestabes yang diduga melanggar Pasal 372 KUHP. Informasinya, sebelum ke pidana, korban sudah ingin mengajak damai dan hanya meminta uang dikembalikan Rp 50 juta. Tetapi terdakwa ngotot tidak mengembalikan dan korban masih harus membayar terdakwa. Tetapi setelah terdakwa sudah dilaporkan polisi, kabarnya terdakwa meminta damai namun korban menolak. (Komang)