Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Pilkada Surabaya 2024 Tanpa Bakal Calon Perseorangan

KPU Kota Surabaya menyatakan pemilihan kepala daerah tahun 2024 tanpa diikuti pasangan bakal calon kepala daerah perseorangan karena faktor kurangnya syarat dukungan yang harus dipenuhi oleh para bakal calon tersebut.

Wali Kota Eri Cek Penggunaan Dana Kelurahan

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi blusukan ke perkampungan untuk mengecek penggunaan Dana Kelurahan (Dakel) yang digunakan untuk membangun saluran.

Bapaslon Independen Pilkada Kecewa Sikap KPU Surabaya

Bapaslon independen Pilkada Surabaya, Pandu Budi Raharjono-Kusrini Purwijanti menyasalkan sikap komisioner KPU Surabaya yang tak mau menerima copy data pendukung meskipun hanya terlambat cuma dua menit.

Sambut HJKS ke-731, Pegawai Pemkot Surabaya Cat Ulang Curbing Median Jalan

Menyambut Hari Jadi Kota Surabaya ke-731, seluruh pegawai di lingkup Pemkot Surabaya melakukan kerja bakti dengan mengecat ulang curbing median jalan atau pembatas jalan yang meliputi 51 ruas jalan di Kota Surabaya.

Pemkot Surabaya Bangun 8 Wisata Rakyat

Upaya Pemkot Surabaya memanfaatkan aset agar memberikan kontribusi sekaligus menciptakan lapangan kerja antara lain dilakukan dengan membangun Wisata Rakyat di 8 lokasi, khususnya di wilayah Surabaya Barat.

Senin, 28 September 2015

Sebelum Letakkan Jabatan, Risma Berpesan agar Pegawai Pemkot Jaga Integritas


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Hari terakhir menjabat Walikota Surabaya periode 2010-2015 dimanfaatkan Tri Rismaharini dengan menggelar apel pagi di Taman Surya, Senin (28/9). Risma -sapaan Tri Rismaharini- berdampingan dengan Wakil Walikota Wisnu Sakti Buana menyampaikan amanat sekaligus statement perpisahan kepada para pegawai pemkot.

Pada kesempatan itu, Risma mengucapkan terima kasih atas kerja keras para pegawai selama dirinya menjabat. Menurut mantan kepala bappeko ini, berbagai prestasi dan penghargaan yang diperoleh Surabaya, baik dari dalam maupun luar negeri, tak mungkin digapai tanpa kerja keras para pegawai.

“Terima kasih atas dukungan rekan-rekan sekalian. Surabaya sekarang menjadi salah satu kota yang dipandang di kancah internasional. Tanpa bantuan rekan-rekan, tidak mungkin bisa seperti sekarang ini,” katanya.

Sebelum resmi meletakkan jabatan walikota, Risma berpesan agar para pegawai pemkot tetap menjaga integritas dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Menurut dia, kualitas pelayanan di Surabaya harus konsisten, tidak boleh berubah. Baik saat dirinya menjabat maupun tidak.

Dikatakan Risma, Surabaya selalu masuk tiga besar kota berintegritas versi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama lima tahun berturut-turut. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa selama ini prinsip integritas sudah diterapkan oleh pemerintah maupun masyarakat. “Karena penilaian KPK itu tidak hanya pemerintahnya, tapi mereka (KPK) juga menilai masyarakatnya. Integritas ini yang penting untuk dijaga,” terangnya.

Dia memahami bahwa melayani penduduk Surabaya yang jumlahnya tiga juta jiwa tentu bukan perkara mudah. “Saya tahu, rekan-rekan sudah bekerja yang terbaik. Selanjutnya harus bisa dipertahankan, bila perlu ditingkatkan demi masyarakat,” ujarnya.

Tak lupa, Risma juga memohon maaf bila saat menjabat ada sesuatu hal yang kurang berkenan. “Biar bagaimana pun kami ini juga manusia yang tak luput dari kesalahan. Oleh karenanya kami mohon maaf jika ada kesalahan baik yang disengaja maupun tidak,” kata Risma.
Pernyataan senada juga disampaikan Wisnu Sakti Buana. Menurut Wisnu, dalam menjalankan tugas, dirinya pasti pernah berbuat kesalahan. Untuk itu, dia meminta maaf serta berharap kinerja para pegawai terus ditingkatkan. “Terima kasih atas dukungannya dan mohon maaf bila saat menjalankan tugas ada kekurangan maupun kesalahan,” tuturnya. Seusai apel, Risma dan Wisnu menjabat tangan pegawai pemkot satu per satu. (arf)

Bos Deluxe, Kris Lo Diburu Imigrasi

Diduga Salah Gunakan Ijin Tinggal 


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Sudah hampir 6 bulan, bos Club Deluxe, Kris Lo diburu petugas imigrasi. Kris Lo yang merupakan orang kepercayaan tempat hiburan di Jl. Gentengkali, Surabaya ini, diduga telah menyalahi ijin tinggal di Surabaya. Bahkan sebelumnya, diduga telah menyalahi peruntukan terkait pekerjaan.

Kris Lo yang merupakan WNA (warga negara asing) asal Singapura, sudah belasan tahun bekerja di Deluxe sebagai salah satu owner. Sementara ia diduga telah mengelabui petugas pajak untuk menghindari pajak penghasilan atas pekerjaanya selama ini dilakukan di Surabaya.

"Hampir 6 bulan kita memburunya. Beberapa kali kita coba cari tahu di tempat ia bekerja, dianya tidak ada. Makanya, sekarang ini sedang kita cari," ujar Romi Yudianto, Kabid Pengawasan dan Penindakan (Wasdak) Kantor Imigrasi Klas I Khusus Surabaya, Senin (28/9).

Informasi di lapangan menyebutkan, jika saat pertama kali datang di Surabaya, Kris Lo bekerja sebagai salah satu juru masak (koki) di club tersebut. Rupanya, keahlian memasak itu kabarnya hanya dijadikan alasan untuk mengelabui petugas pajak agar jabatan sesungguhnya dirahasiakan.

Tetapi yang terjadi, Kris Lo di club tersebut bukan sebagai juru masak, tetapi masuk di dalam jajaran manajemen direksi perusahaan. Beberapa karyawan mengakui, jika Kris Lo merupakan salah satu bos yang diberikan kepercayaan langsung oleh pemilik tempat hiburan cukup bergengsi di kota Pahlawan ini.

"Sebelumnya memang dia pemegang KITAS, tetapi sejak enam bulan itu yang bersangkutan sudah tidak memegang lagi. Sementara kita dapat laporan, jika dia masih beraktifitas di club Deluxe," sambung Romi.
Dipastikan, jika Kris Lo masih melakukan aktifitas di Club Deluxe, pihak imigrasi berani memastikan jika yang bersangkutan tidak memiliki ijin sama sekali.

"Kami sangat berharap peran serta masyarakat. Bila perlu merekam kegiatan dia, biar kita tangkap. Yang jelas, saat ini yang bersangkutan tidak memegang KITAS," pungkasnya.

Berdsarkan pengakuan pegawai setempat, jika Kris Lo masih menjadi bos di Club Deluxe. Hanya saja sejak diburu imigrasi, Kris Lo hanya sesekali muncul di kantor. Apalagi sejak bermasalah dengan pemkot menyangkut uang sewa gedung, Kris Lo kerap menghilang. (arf)