Selasa, 02 Mei 2017



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih terus melakukan pengalihan fungsi tempat lokalisasi yang ada di Surabaya dan tidak berhenti, meskipun kawasan tersebut sudah tidak ada lagi. Hingga saat ini, kawasan eks lokalisasi terus berkembang ke arah yang lebih baik. Selain melakukan pembangunan di kawasan tersebut, operasi juga terus dilakukan oleh Pemkot Surabaya dalam pencegahan prostitusi terutama di eks lokalisasi.

Hal ini tercermin dalam upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk melakukan penegakan Perda dan pengamanan kota. Hingga saat ini, Pemkot Surabaya bersama dengan Satpol PP beserta dengan petugas lainnya terus melakukan langkah-langkah yang diperlukan, agar masyarakat juga turut membantu menolak kegiatan prostitusi.

Upaya pengalihan fungsi eks lokalisasi ini juga tidak terlepas dari keinginan kuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kasatpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, keinginan kuat Wali Kota Surabaya dalam menutup lokalisasi terlihat saat melakukan alih fungsi tempat kawasan dolly yang sudah terkenal dengan kawasan prostitusi.

“Suasana sempat mencekam dalam penutupan kawasan dolly yang disertai dengan ancaman. Namun Wali Kota Surabaya memberikan motivasi kepada saya, bila saya tidak turun ibu Wali Kota Surabaya sendiri yang akan turun. Itu adalah salah satu bukti keinginan kuat Wali Kota Surabaya dalam upaya menutup kawasan prostitusi,” kata Irvan Widyanto dalam jumpa pers di Gedung Bagian Humas Pemkot Surabaya.

Irvan juga mengaku, mempertahankan lebih susah daripada memperoleh. Untuk itu, dia mengajak masyarakat juga mau ikut berpartisipasi dalam mereduksi prostitusi yang ada di Surabaya. Menurutnya, tantangan di masa depan adalah kegiatan prostitusi yang memanfaatkan teknologi informasi.

Karena itulah, dia mengajak semua elemen masyarakat untuk mau mengantisipasinya. “Sudah tiba saatnya, menjaga hal ini bersama dengan masyarakat,” katanya.

Irvan mengatakan, dalam mengurangi dan mengantisipasi kegiatan prostitusi dan keamanan lainnya Pemkot Surabaya membentuk tim yang menangani hal tersebut. Tim itu bernama Tim Asuhan Rembulan dan Tim Posko Pantau Terpadu.

Dalam operasi yang dilakukan oleh Tim Asuhan Rembulan dalam enam bulan terakhir, menjaring sebanyak 40 orang PSK di beberapa lokasi. Tim ini merupakan tim gabungan dari Polrestabes Surabaya, Satpol PP, Satlinmas, Dispora, Dishub dan Dinas Sosial.

 “Tim ini bertugas hanya waktu malam hari saja yang bertugas menangani multi fungsi. Mulai menjaring PSK sampai balap liar,” kata Irvan. Bahkan, kata Irvan, dalam 6 bulan terakhir balap liar berkurang. Salah satu penyebabnya merupakan upaya yang terus dilakukan oleh Tim Asuhan Rembulan.

Sedangkan Tim Posko Pantau Terpadu bergerak dengan multi sasaran dengan berbagai perlengkapan, seperti Apar (Alat Pemadam Kebakaran) serta alat darurat lainnya. Waktu operasi tim ini juga berlangsung selama 24 jam. Tim ini terbagi dalam empat wilayah (timur, barat, utara dan selatan) dan dikendalikan oleh Command Centre 112 yang berada di Gedung Siola.

“Contoh upaya yang dilakukan oleh tim ini adalah saat adanya percobaan bunuh diri beberapa waktu lalu yang akhirnya digagalkan oleh petugas di lapangan. Selain itu, respon cepat kami mempunyai SOP di bawah 10 menit harus sudah sampai di lokasi,” ujar Kasatpol PP Kota Surabaya.

Dalam jumpa pers ini juga dihadiri oleh Kabag Humas Pemkot Surabaya Muhammad Fikser, Camat Krembangan I Gede Yudhi Kartika, Camat Benowo Muslich Hariadi dan Camat Sawahan Yunus. Ketiga Camat yang hadir dalam jumpa pers ini, mewakili wilayah yang menjadi eks lokalisasi.

“Untuk di kawasan Krembangan sudah tidak ada tempat prostitusi tetapi kemungkinan beralih ke tempat kos. Nanti akan kita kaji lagi untuk dilakukan pemantauan. Kami juga sering melakukan operasi yustisi, setidaknya dalam satu kelurahan dilakukan dua kali operasi yustisi,” kata Camat Krembangan.

Senada dengan Yudhi, Camat Benowo berpendapat kegiatan prostitusi di tempat sudah sangat berkurang. Beberapa kali patroli dan penjaringan yang terus dilakukan pihaknya, sering kali mendapatkan hasil. Perlu diketahui, di Kecamatan Benowo sendiri terdapat dua eks lokalisasi yaitu, Lokalisasi Moroseneng (Kelurahan Sememi) dan Klakah Rejo (Kelurahan Kandangan).

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat di dua eks lokalisasi tersebut, kata Muslich, sering dilakukannya kegiatan di kawasan tersebut. Menurutnya, fasilitas yang diberikan oleh Pemkot Surabaya di kawasan tersebut, seperti dua lapangan futsal, BLC dan Rumah Kreatif ramai dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Upaya-upaya kegiatan positif ini diharapkan bisa mengimbangi upaya represif yang juga dilakukan,” katanya. (arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Memasuki bulan Mei 2017, seluruh pusat perbelanjaan yang ada di Surabaya memberi diskon sebesar 70 persen kepada masyarakat surabaya atau luar surabaya yang ingin berburu aneka macam produk mulai dari, fashion, accsesories, makanan dan lain sebagainya.

Pengumuman tersebut muncul setelah Walikota Surabaya, Tri Rismaharini resmi membuka acara Surabaya Shooping festival (SSF) 2017 di Grand City Mall, Senin (1/5) sore. Kegiatan yang kini memasuki tahun ke sepuluh ini merupakan bagian dari rangkaian acara untuk menyemarakkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-724 pada 31 Mei.

Hadir pula dalam acara tersebut, General Manager Grand City, Rudianto, Ketua Asosiasi pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPP Jatim, Sutandi Purnomosidi, beberapa perangkat daerah terkait dan 10 pelaku UKM yang menampilkan beberapa kerajinannya.

Menurut Walikota Surabaya, Tri Rismaharini acara ini memberi progress yang baik untuk meningkatkan perekonomian di surabaya. Sebab, acara SSF mampu menarik minat pengunjung yang tidak hanya datang dari surabaya tetapi juga dari luar surabaya. “Hal ini akan semakin memperluas akses perputaran ekonomi di surabaya,” tegas Risma. 

Lebih lanjut, Risma berharap beberapa pihak mall yang sudah menjalin kerjasama dengan Pemkot khususnya Grand City Mall untuk terus berkomitmen mempertahankan acara SSF setiap tahunnya.

“Melihat potensi surabaya itu luar biasa, oleh karenanya mari kita bersama-sama terus mengembangkan acara ini agar Surabaya selalu mendapat tempat terbaik,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Asosiasi pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPP Jatim, Sutandi Purnomosidi. Dirinya sependapat dengan Ibu Walikota bahwa pasar yang ingin diraih tidak hanya datang dari warga surabaya atau jawa timur tetapi juga menarik perhatian masyarakat yang berada di indonesia bagian timur.

“Karena surabaya merupakan penghubung antara indonesia timur dengan indonesia barat, tentunya ini bisa menghaier orang-orang dari Kalimantan, Ujung Pandang bahkan Papua untuk shooping di surabaya,” ungkap Sutandi.

Ditanya soal pertumbuhan yang ingin dicapai pada acara tahun ini, Sutandi optimis acara SSF akan mengalami peningkatan sebesar 25 hingga 30 persen. Sebab, di bulan mei ini terdapat dua momentum yakni bulan puasa dan lebaran serta libur sekolah. “Momen ini mampu memotivasi perekonomian di surabaya,” imbuhnya.

Adapun bagi masyarakat surabaya yang ingin mendapatkan discount super besar ini dapat mengunjungi beberapa gerai perbelanjaan seperti Tunjungan Plaza, Royal Plaza, Galaxy mall, Ciputra Walk, Cito, East Coast Center, ITC, Pasar Atom Mall, Hi-Tech, Pakuwon, dan Grand City.

Selain event Surabaya Shopping Festival, masih banyak lagi acara yang akan di gelar Pemkot Kota Surabaya selama bulan mei diantaranya, Festival Rujak Uleg, Pawai Budaya Dan Parade Bunga, Surabaya Urban Culture Festival, Pasar malam Tjap Tunjungan dan Festival Kalimas yang pasti menyedot perhatian masyarakat surabaya. (arf)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive