Selasa, 03 Juni 2014


KABARPROGRESIF.COM : Segala sesuatu yang dilakukan manusia dan hanya berorientasi pada dunia tidak akan membawa ketenangan karena pasti ada iri dan dengki, harus ada keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat agar tercapai ketenangan yang hakiki. Demikian yang dikatakan Ustadz KH. Sholihin Yusuf ketika menyampaikan ceramahnya pada acara peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW 1435 H, pada Senin (2/6) di Masjid At-taqwa Kodam V/Brawijaya.

Peringatan Isra’ Mi’raj tahun ini mengambil tema “Jadikan Peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW 1435 H untuk Meningkatkan Kebersamaan Dengan Rakyat dalam rangka Menjaga Kedaulatan NKRI”, yang dihadiri oleh prajurit militer, PNS dan ibu-ibu persit Kodam V/Brawijaya.

Isra’ Mi’raj yang merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju Madinah dan dilanjutkan ke Sidrotul Muntaha tersebut adalah kehendak Allah untuk menerima perintah melaksanakan sholat lima waktu bagi umat Islam. Perjalanan Nabi Muhammad SAW yang ditempuh dalam waktu semalam, adalah wujud salah satu kebesaran Allah yang diperlihatkan kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa yang langka/tidak masuk akal tetapi nyata.

Di samping itu menurut Kyai yang humoris ini, kita harus bisa mensyukuri dan menerima apa yang kita terima dengan ikhlas agar apa yang kita miliki menjadi barokah bagi diri kita dan orang lain. Selain itu beliau mengajak para prajurit, PNS dan ibu-ibu persit agar selalu mendekatkan diri dengan para alim ulama sehingga bertambah ilmu dan amal sholehnya. Sehingga dengan begitu, di akhir hidup kelak akan mencapai khusnul khotimah.

Sedangkan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Asma’i mengatakan, bahwa peringatan Isro’ Mi’roj merupakan saat yang tepat bagi kita untuk merenung dan introspeksi. Dengan harapan kita semua sebagai anggota Kodam maupun warga masyarakat dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan Allah SWT. Dalam amanatnya beliau juga menghimbau dan mengajak kepada keluarga besar Kodam V/Brawijaya untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut: Pertama, Laksanakan ajaran agama dengan penuh keyakinan dan buktikan secara nyata dalam bentuk perbuatan yang baik dan bermanfaat secara individu dan kehidupan sosial. Kedua,Tingkatkan disiplin dan solidaritas diantara seluruh komponen bangsa, sehingga kita tidak mudah dipecah belah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan mengatas namakan kepentingan rakyat. Ketiga, Melalui peringatan Isro’ Mi’roj ini, tumbuh suburkan semangat pengabdian yang profesional dan proporsional untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa guna meraih masa depan yang lebih baik. (*/arf)

Senin, 02 Juni 2014



KABARPROGRESIF.COM : Gara-gara mengusut dan menetapkan 3 prang pegawai Pemkot Surabaya jadi tersangka, Kasi Pidsus Surabaya, Nur Cahyo Jungkung Madyo dijadikan tumbal.

Nur Cahyo akhirnya di buang jauh ke ujung negara Indonesia yakni di pulau Papua. Tak hanya itu Nur Cahyo menduduki jabatan yang tak lazim bila dibandingkan jabatan yang di embannya saat di Surabaya yakni Kabag TU di Kejati Papua.

Mengenai mutasi ini, Nurcahyo sepertinya enggan mengomentarinya dulu. “Ah, mutasi apa,” jelasnya tersenyum.

Meski mengelak, namun hal tersebut benar adanya. Ini dibuktikan dengan keluarnya surat dari Kejaksaan Agung (Kejagung), yakni Kepja 421/C/05/2014 tertanggal 20 Mei 2014, pergeseran posisi di korps adhyaksa ini meliputi eselon 3 hingga 2.

Pergantian jabatan itu juga dialami terjadi pada Kajari Surabaya, M Dhofir yang dipromosikan sebagai Asisten Pidana Umum (Aspidum) di Kejati Sumatera Utara (Sumut). Posisi Kajari Surabaya digantikan Tomo, yang sebelumnya menjabat Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Sulawesi Tenggara (Sultra).

Selain Surabaya mutasi tersebut terjadi untuk kejaksaan diseluruh Indonesia. Untuk wilayah Jatim, mutasi terjadi di lingkup Kejati Jatim, Kejari Surabaya, Kejari Jember, Blitar, Madiun, Magetan dan Tuban. Untuk lingkup Kejari, ada 6 Kepala Kejari (Kajari) yang diganti. Mutasi di lingkup Kejati Jatim adalah Asisten Pembinaan (Asbin), Sartono yang digeser ke Kejaksaan Agung (Kejagung) dan menjadi Koordinator Intel. Sartono digantikan oleh Masnunah, yang sebelumnya menjabat sebagai Kabid Sunprog Diklat. “Ini adalah mutasi reguler yang dilakukan Kejagung,” terang Kasi Penkum Kejati Jatim, Romy Arizyanto.

Mutasi lain adalah Kajari Madiun yakni Suluh Dumadi. Suluh sebelumnya adalah Aspidsus Kejati NTB. Kemudian Kajari Blitar kini dijabat Dade Ruskandar yang sebelumnya sebagai Kabid Lahdata Pusdaskrimti di Kejagung.

Lalu Kajari Magetan saat ini, Budi Handaka digeser menjadi Aspidum Kejati NTT. Posisinya digantikan J Lebe Unaraja, yang sebelumnya menjabat Kajari Soe. Setelah itu, Kajari Jember Aries Surya juga digeser menjadi Asisten Pengawasan (Aswas) Sulawesi Selatan (Sulsel). Posisinya digantikan Hadi Sumartono, yang sebelumnya sebagai Aspidum Kejati Kaltim.

Dan terakhir adalah Kajari Tuban, Yuswadi yang dipromosikan sebagai Asisten Pengawasan (Aswas) di Kejati Sumbar. Dia digantikan oleh Bambang Sudrajat yang sebelumnya menjabat Kajari Rantau Prapat. ” Pergantian jabatan ini efektif berjalan sejak serah terima. Proses mutasi berjalan maksimal, sebulan setelah keputusan itu turun,” pungkas Romy.(komang)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive