Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Gempa Tuban, Robohkan Lima Bangunan di Surabaya

Lima bangunan roboh di Surabaya terdampak gempa yang berpusat di Timur Laut Tuban, salah satunya bangunan di RSUD Soewandhie.Tetapi sejauh ini tak ditemukan korban jiwa.

Dibuka 25 Maret, Ayo Daftar - Dishub Jatim Sediakan Mudik Gratis dengan Kapal Laut

Pendaftaran Mudik Gratis Melalui Jalur laut dibuka secara online tanggal 25 Maret 2024. Program mudik gratis yang diselenggarakan Pemprov Jatim melalui Dinas Perhubungan itu bisa diikuti dengan syarat menunjukkan KTP atau Kartu Keluarga.

Bantuan Korbrimob Polri untuk Korban Bencana Jateng

Sebanyak 5.000 paket sembako dikirim langsung dari Mako Brimob Kelapadua, Cimanggis, Kota Depok untuk korban bencana banjir di beberapa Kabupaten Jateng akibat hujan deras dengan intensitas tinggi.

HUT ke-105 Damkar dan Penyelamatan Nasional 2024 Akan Digelar di Surabaya

HUT ke-105 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Nasional tahun 2024 akan berlangsung di Kota Surabaya, dimulai pada 27 Februari 2024 hingga puncak peringatan 1 Maret

Pasca Gempa Tuban, Pasien RS Unair Dirawat di Tenda Darurat

Pendaftaran Mudik Gratis Melalui Jalur laut dibuka secara online tanggal 25 Maret 2024. Program mudik gratis yang diselenggarakan Pemprov Jatim melalui Dinas Perhubungan itu bisa diikuti dengan syarat menunjukkan KTP atau Kartu Keluarga.

Sabtu, 07 Januari 2023

Pasca Sidak Wali Kota Eri, Pelayanan RSUD dr Soewandhie Berubah Total


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pelayanan RSUD dr Mohamad Soewandhie Surabaya kini berubah total. 

Perubahan pelayanan ini terjadi pasca sidak yang dilakukan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pada Senin (28/11/2022) lalu.

Perbaikan kecepatan pelayanan itu diakui oleh sejumlah warga atau pasien yang biasa melakukan perawatan pada rumah sakit yang berlokasi di Jalan Tambakrejo No 45-47, Kecamatan Simokerto, Surabaya.

Sukarji (68), warga Tenggumung Karya Lebar, Kelurahan Pegirian, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya adalah satu di antaranya. 

Terhitung sejak satu tahun empat bulan, Sukarji rutin melakukan perawatan di poli jantung pada rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tersebut.

"Sebelumnya (pelayanan) terlalu lama, lambat. Tiga jam mengantre tidak bisa masuk, tidak dipanggil-panggil. Datang kadang pukul 09.00 WIB, pukul 12.00 WIB baru dipanggil," kata Sukarji, Sabtu (7/1).

Bahkan, kata Sukarji, antrean menunggu giliran untuk mendapatkan pelayanan di bagian poli, bisa sampai 4 hingga 5 jam. 

Itu belum termasuk dengan antrean saat mengambil obat di bagian farmasi. 

"Datang pukul 08.00 WIB, pukul 12.00 - 13.00 WIB baru bisa pulang, antre (ambil) obatnya lama," ungkap dia.

Lambatnya pelayanan di RSUD dr Soewandhie seperti sudah menjadi hal biasa dirasakan Sukarji. 

Apalagi, dia juga rutin melakukan perawatan di rumah sakit plat merah tersebut. 

Namun, kecepatan pelayanan ini mulai dirasakan Sukarji pasca sidak yang dilakukan Wali Kota Eri Cahyadi. 

Sukarji mengaku, dua kali bertemu langsung dengan Wali Kota Eri Cahyadi saat sidak di RSUD dr Soewandhie. 

Makanya, ia sendiri mengakui, sekarang ini pelayanan RSUD dr Soewandhie lebih cepat dari sebelumnya. 

"Alhamdulillah (sekarang) cepat, biarpun (ambil) obat juga cepat," ujar dia.

Oleh sebabnya, Sukarji mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi. 

Sebab, kini dia tak lagi harus berdesakan untuk antre mendapatkan pelayanan. 

Dan yang membuatnya takjub lagi adalah antrean pengambilan obat di bagian farmasi juga lebih cepat sekarang.

"Terima kasih kepada pak wali, sekarang antre tidak uyel-uyelan (berdesakan). Biasanya dulu uyel-uyelan (berdesakan) di depan, berdiri lama. Sekarang enak, pelayanannya sudah cepat, tidak lama seperti dulu," ucapnya.

Tak hanya Sukarji yang mengakui perubahan pelayanan pada RSUD dr Soewandhie Surabaya. Irianto (61), warga Sidoyoso II, Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto Surabaya, juga merasakan hal yang sama. 

"Kalau dulu saya datang pagi, sampai pukul 15.00 WIB, baru dapat obat. Alhamdulillah (sekarang) sudah cepat. Pukul 09.30 WIB, sudah dapat obat," ungkap Irianto.

Irianto bersyukur, sekarang ini dia tak lagi seharian harus berada di rumah sakit hanya sekadar untuk mengambil obat pada bagian farmasi. 

Dengan model pelayanan yang tersistem, Irianto pun mendapatkan kepastian berapa lama berada di sana. 

"Sekarang Alhamdulillah cepat. Terima kasih banyak untuk Pak Wali Kota Surabaya," tuturnya.

Adapula Solikhah (56), warga Nganglik III, Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng, Surabaya, yang juga mengakui adanya perubahan pelayanan pada RSUD dr Soewandhie. 

Ia menyebutkan, jika perubahan pelayanan terjadi terutama dari segi antrean pengambilan obat pada bagian farmasi.

Menurut dia, perubahan pelayanan ini terjadi pasca sidak yang dilakukan Wali Kota Eri Cahyadi. 

Jika dahulu, Solikhah datang pukul 12.00 WIB untuk sekadar mengambil obat, maka dia baru dipanggil pada pukul 15.00 WIB.

"Dulu datang ambil obat di farmasi pukul 12.00 WIB, selesai pukul 15.00 WIB. Tapi akhir-akhir ini pas setelah ada (sidak) Pak Eri Cahyadi (wali kota), perubahannya cepat. (Ambil obat) tidak sampai 10 menit sudah dipanggil," kata Solikhah.

Di waktu terpisah, Direktur Utama (Dirut) RSUD dr Soewandhie, dr Billy Daniel Messakh sebelumnya menjelaskan, dahulu pelayanan rumah sakit milik pemkot ini lama karena terkendala status pasien pada rekam medis. 

Namun sekarang, kendala rekam medis ini sudah diperbaiki sehingga pelayanan berjalan lebih cepat.

"Kecepatan dokter kami sudah stabil. Yang biasanya paling lambat start pelayanan mulai pukul 7.30 WIB, kini pukul 7.20 WIB sudah mulai buka. Sehingga dapat terlayani lebih cepat," kata dr Billy.

Bahkan, supaya pelayanan di RSUD dr Soewandhie Surabaya lebih maksimal, ia menyatakan, jika seluruh rekam medis pasien dilakukan secara digital. 

Perbaikan pada sejumlah hal itu sebagaimana menindaklanjuti arahan Wali Kota Eri Cahyadi. 

"Kan sudah ada e-Health, itu kita tetap jalankan, kita sempurnakan," tandasnya. 

Sempat Tak Percaya Pemerintah, Kini Warga Wiyung ini Berterimakasih ke Wali Kota Eri yang Berhasil Atasi Banjir


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Suhargio atau biasa dipanggil Cak Rukun mengaku pernah kecewa dan sempat tidak percaya pada pemerintah lantaran wilayahnya di Babatan 1 Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya, selalu langganan banjir. 

Setiap kali ada hujan deras, hampir pasti wilayah ini banjir sampai di atas dengkul orang dewasa. 

Kalau sudah banjir, dia bersama warga lainnya pasti sibuk mengamankan perabotan rumah dan gang di kampungnya langsung ditutup. 

Kejadian itu sudah bertahun-tahun dialaminya bersama warga lainnya.
 
Selaku Ketua LPMK kala itu, ia mencoba bersurat kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk meminta bantuan supaya banjir di wilayahnya diatasi. 

Ia juga sudah berkomunikasi ke sana- ke mari untuk memohon bantuan itu. 

Namun, semua usahanya itu tak menuai hasil alias sia-sia, karena suratnya ke pemkot tak berbalas dan komunikasi yang dilakukannya tak kunjung menemukan solusi, sehingga wilayahnya tetap dilanda banjir.

“Mulai tahun 2012 saya sudah mengajukan perbaikan ke pemkot, sudah bersurat berkali-kali, saya juga sudah komunikasi juga dengan sejumlah pihak tapi ternyata belum ditindaklanjuti. Tentu saya sangat kecewa, seakan pemerintah ini tidak berpihak kepada kita, sempat hilang kepercayaan saya kepada pemerintah,” kata Cak Rukun, Sabtu (7/1).
 
Namun, kekecewaan itu akhirnya terobati dan kepercayaan itu akhirnya kembali ketika Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi langsung meninjau wilayahnya saat banjir. 

Bahkan, kala itu Wali Kota Eri langsung meminta jajarannya untuk membangunkan saluran atau gorong-gorong besar di tengah-tengah jalan Babatan 1.

“Alhamdulillah gorong-gorong atau saluran yang menuju ke arah kali tengah sudah selesai, dan di ujung saluran itu ada sudetan besar, sehingga aliran air dari Babatan 1 bisa langsung dan lancar mengalir ke Kali Tengah dan alhamdulillah di Babatan 1 sudah tidak ada banjir,” tegasnya.

Oleh karena itu, Cak Rukun menyampaikan terimakasih banyak kepada Wali Kota Eri bersama jajaran Pemkot Surabaya yang telah responsif dalam merespon keluhan warga, yang telah responsif dalam membangun saluran untuk mengatasi banjir di wilayah Babatan 1. 

“Sampai sekarang pun kalau saya lapor-lapor Pak Eri, beliau langsung responsif, sekali lagi matur nuwun sanget Pak Eri, semoga sehat selalu,” katanya.

Di tempat yang lain, Sunoko, warga Kampung Keramat Kelurahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Surabaya, juga menceritakan bagaimana keresahannya dulu saat melawan banjir di wilayahnya. 

Sebab, dulu di Kampung Keramat itu juga merupakan langganan banjir sejak bertahun-tahun silam. 

Bahkan, rumah Sunoko yang terbilang lebih tinggi dari rumah warga lainnya, ternyata pada saat musim hujan tahun lalu juga terkena banjir.

“Biasanya di rumah saya itu tidak kena banjir meskipun di Jalan Keramat sudah banjir. Tapi waktu musim hujan tahun lalu ternyata rumah saya juga kebanjiran. Pusing juga saya. Akhirnya juga kerepotan mengamankan barang-barang rumah. Warga lainnya juga sibuk mengamankan barang-barangnya,” kata dia.

Pada saat banjir besar itu, Wali Kota Eri bersama jajaran kecamatan dan kelurahan turun semua di sekitaran Kali Tengah. 

Saat itulah dia meminta kepada jajarannya untuk membuat sudetan besar di ujung saluran kampung Keramat dan hambatan-hambatan di saluran diminta untuk dibereskan, termasuk hambatan tiang listrik yang menghalangi laju air.

“Tak lama setelah perintah Pak Eri itu, jajaran pemkot membangun sudetan besar dan tiang listrik yang ada di tengah-tengah saluran akhirnya berhasil dipindahkan. Sejak saat itu dan sampai sekarang kampung Keramat sudah tidak lagi hujan,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia menyampaikan terimakasih banyak kepada Wali Kota Eri beserta jajaran pemkot termasuk kecamatan dan kelurahan yang telah membantu kampungnya terbebas dari banjir. 

Ia juga memastikan bahwa setiap kali ada hujan dengan entensitas yang cukup tinggi, camat dan lurah serta jajarannya selalu keliling ke kampungnya untuk memantau apakah masih banjir atau tidak. 

“Sekali lagi terimakasih banyak Pak Eri atas responsifnya membantu kami,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Eko Yuli Prasetya menjelaskan di Kecamatan Wiyung memang ada sejumlah perbaikan untuk mengantisipasi banjir, baik yang dilakukan di Babatan 1 maupun di kampung Keramat.

Untuk yang di Babatan 1, sesuai perintah Wali Kota Eri pihaknya sudah membuat gorong-gorong besar di bawah jalan Babatan 1 dan diujungnya juga dibangun sudetan besar, sehingga air yang berasal dari Babatan 1 bisa langsung mengalir ke Kali Tengah. Bahkan, air itu juga bisa mengalir ke kali yang ada di sisi barat Babatan 1.

“Sedangkan di Keramat itu kami buat crosing yang nyambung ke Kali Tengah, terus tiang listrik yang berada di tengah-tengah saluran dan biasanya menghambat kelancaran air, alhamdulillah sudah bisa digeser juga, sehingga kedua tempat di Kecamatan Wiyung itu alhamdulillah sudah aman dari banjir,” kata Eko.

Di samping itu, di Kali Tengah itu juga dilakukan pendalaman sekaligus plengsengannya juga ditinggikan. 

Bahkan, screen di Rumah Pompa Wiyung juga dimajukan dari posisi sekarang, karena rencananya tahun ini akan dilakukan penambahan pompa. 

Saat ini, di rumah pompa Wiyung sudah ada pompa berukuran 1 meter kubik dan 2 meter kubik, dan rencananya mau ditambah yang 3 meter kubik.

“Semoga dengan berbagai rencana ini di tempat tersebut tidak lagi banjir. Saya juga berharap warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di selokan-selokan yang sekiranya bisa menghambat aliran air,” pungkasnya. 

Tak Boleh Antre Berjubel, Pemkot Surabaya Percepat Pelayanan Kesehatan di Puskesmas


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Percepatan pelayanan kesehatan di Kota Surabaya terus berbenah. Sesuai dengan instruksi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, ia tak ingin masyarakat menunggu lama. 

Tak boleh antre terlalu lama atau bahkan berjubel, semua antrean di tata, masyarakat pun tak perlu menunggu lama.

Belum lagi, Wali Kota Eri hobi berkeliling ke berbagai pelayanan kesehatan di Kota Pahlawan. 

Mulai dari puskesmas hingga rumah sakit, semua dikunjunginya. 

Ia ingin mengetahui sendiri bagaimana proses pelayanan kesehatan itu berjalan.

Sejak 28 November 2022 lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya bakal memberikan kompensasi senilai Rp50.000 bila terjadi keterlambatan pelayanan atau tidak sesuai dengan waktu pendaftaran melebihi 1 jam.

Seperti Julia kartikasari, pukul 08.50 WIB ia telah sampai di Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya. 

Mengambil antrean untuk berobat, lalu masuk ke Poli Gizi bersama sang buat hati. Usai mendapat diagnosa, pukul 09.10 WIB ia menuju ke ruang farmasi untuk pengambilan obat. 

Dalam waktu singkat, obat sudah berada di genggamannya. 

“Kalau sekarang menurut saya lebih enak, lebih cepat. Kalau dulu-dulu sempat lama (pelayanannya), lama banget, antre lama sampai berjubel kasian anak saya dan kasihan juga (orang) yang sakit. Tapi sekarang lebih enak pelayanannya,” ungkap warga yang Jalan Sidotopo Sekolahan Gang VII itu, Sabtu (7/1).

Sambil membenahi gendongan sang anak, Julfa mengaku bahwa dulu ia bisa menunggu antrean selama 2 jam sebelum masuk ke Poli. 

Namun, setelah inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Wali Kota Eri pada 3 November 2022 lalu, seluruh percepatan pelayanan kesehatan mulai ia rasakan. 

“Pelayanan seperti ini diteruskan (dipertahankan) saja, kasihan sama yang sakit-sakit kalau terlalu lama menunggunya,” ujarnya. 

“Iya sangat bagus setelah didatangi itu pelayanannya tambah baik. Kenapa tidak dari dulu-dulu (pelayannya) begini? Kalau dari dulu kan enak tidak menunggu lama. Sekarang kan cuma menunggu sebentar datang langsung dipanggil, ditangani, dan dapat obat,” imbuhnya. 

Bukan hanya Julfa, pasien Puskesmas Sidotopo lainnya juga demikian. Azma Mumtas Faza berujar, jika pelayanan kesehatan di Puskesmas Sidotopo sebelumnya tidak secepat saat ini. 

Sebab, sebelum dilakukan penataan antrean, ruang tunggu pasien sangat tidak nyaman.

“Waktu dulu nggak secepat gini, terus masih agak rusuh disini (ruang tunggu) dan masih panas-panasan, nunggunya lama sih. Sekarang keren banget, datang langsung disambut petugas untuk didata, diarahkan kemana (Poli tujuan), juga kalau ditanya-tanya petugasnya ramah. Sama cepet juga pelayanannya,” ujar warga Jalan Sidotopo Lor 1 itu.

Azma yang datang untuk ke melakukan pemeriksaan di laboratorium Puskesmas Sidotopo juga tak menunggu lama. 

Usai melakukan pendaftaran, dirinya langsung dipanggil untuk melakukan tes pemeriksaan. 

Ia pun mengaku, sejak dilakukan sidak oleh Wali Kota Eri, pelayanan Puskesmas Sidotopo langsung cepat berbenah.

“(Sidak) Ngefek banget sih yang pasti. Sejak sebelum dan sesudahnya itu ngefek banget buat petugas-petugasnya, pelayanannya langsung berubah drastis. Semoga bisa Istiqomah, kedepannya semoga kayak gini terus dan dipertahankan. Pak Wali (Eri Cahyadi) terima kasih sudah datang untuk merapikan (pelayanan) disini,” ungkapnya.

Hal yang sama juga dialami oleh Hambatul Hasanah, warga Jalan Arimbi 3 Kota Surabaya. 

Ia mengunjungi Puskesmas Sidotopo untuk melakukan pengobatan dan melakukan tes laboratorium bagi anaknya yang sedang demam. 

Hambatul datang pukul 06.30 WIB, pukul 07.00 WIB ia pun langsung mendapat penangan dan melakukan tes laboratorium. 

“Kalau dulu itu antrinya lama, waktu saya hamil kan sering periksa ke sini. Lama gitu dipanggilnya, kalau sekarang sudah tidak seperti dulu. Sekarang lebih cepat. Terima kasih untuk Pak Eri Cahyadi, sekarang pelayanan di puskesmas sudah cepat dan lebih baik, obatnya juga tidak lama antrenya, tidak sampai 5 menit sudah dipanggil,” kata Hambatul. 

Tidak hanya bagi Julfa, Azma, dan Hambatul bahwa langkah Wali Kota Eri sangatlah tepat untuk mempercepat pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Pahlawan. 

Mereka dipermudah oleh sistem antrean dan pelayanan pengobatan di tingkat Puskesmas.

Dia Widayati warga Sidotopo Lor 1 Kota Surabaya juga merasakan hal yang sama. Bersama sang suami, ia menuju ke Poli Batra untuk proses penyembuhan buah hati yang sedang demam dan flu. 

Sudah tak antre berjubel, ia merasa nyaman saat mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas Sidotopo. 

“Kalau dulu saya pernah menunggu (antrean) lama. Pernah juga nggak dipanggil-panggil. Kalau sekarang sudah enggak, mungkin sudah ada perbaikan jadi pelayanannya lebih cepat. Pak Walikota (Eri Cahyadi) terima kasih, mungkin kedepan bisa ditingkatkan lagi agar pelayanan bagi masyarakat bisa semakin dirasakan,” kata Dia. 

Sedangkan bagi Atik Widiyawati, meskipun ia adalah pasien baru di Puskesmas Sidotopo, dirinya mengaku jika pelayanan di puskesmas sangatlah cepat dan nyaman. 

Atik tiba di puskesmas pukul 09.30 WIB untuk melakukan pemeriksaan kandungan, hanya berselang 15 menit, ia pun masuk ke Poli KIA untuk berkonsultasi dengan dokter.

“Saya datang langsung disambut petugasnya untuk diarahkan ke bagian informasi karena saya baru pertama kesini. Saya diarahkan ke Poli KIA, tidak menunggu lama saya langsung dipanggil petugas ke Poli dan orangnya juga ramah. Saya juga mendapat pelayanan dengan baik,” kata Atik. 

Warga yang tinggal di Jalan Sukodono Ampel Kota Surabaya mengaku jika mengetahui aktivitas Wali Kota Eri Cahyadi saat berkeliling di berbagai layanan puskesmas melalui Instagram pribadi Walikota. 

Ia pun setuju dengan cara Wali Kota Eri dalam membenahi sistem antrean di puskesmas maupun di rumah sakit. 

“Kalau orang sakit memang membutuhkan pelayanannya yang cepat. Kalau saya datang kesini pelayannya sudah cepat dan tanggap. Jadi saya tidak perlu menunggu lama karena langsung dilayani oleh petugasnya. Terima kasih Pak Walikota (Eri Cahyadi) semoga dengan sidak kemarin pelayanan di Surabaya menjadi lebih baik dan masyarakat bisa terlayani dengan baik,” pungkasnya.

Selain Hunian Layak, Eks Penghuni Kolong Tol 1001 Malam Mendapat Pekerjaan dari Pemkot Surabaya


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah memberikan pekerjaan kepada 16 Kepala Keluarga (KK) eks penghuni kolong tol Kampung 1001 Malam, setelah dipindahkan ke Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Sumur Welut, Senin (17/10/2022) lalu. 

Untuk saat ini, sudah ada 12 orang yang telah diberi pekerjaan. 

Rata-rata, mereka bekerja di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya. 

Salah satunya, Zulfa Rahmanita Rosidah, 19, yang bekerja di dapur permakanan Dinsos Surabaya. 

Kesehariannya, ia bekerja sebagai juru masak di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Griya Wreda Jambangan. 

Zulfa sampai sekarang masih tidak percaya bisa bekerja di lingkup pemkot, setelah dirinya direlokasi ke Rusunawa Sumur Welut. 

Saat sebelum dipindahkan ke rusun, ia mengaku, sempat tak yakin dengan ucapan Wali Kota Eri Cahyadi dan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya, Anna Fajriatin kalau akan diberi pekerjaan. 

"Waktu Pak Wali ke sana (Kolong Tol 1001 Malam) bilang mau memberi pekerjaan itu, saya ragu. Sempat nggak mau awalnya, akhirnya ternyata benar diberi pekerjaan dan tempat tinggal layak," kata Zulfa, Sabtu (7/1).

Di Griya Wreda, Zulfa tampak sibuk menyiapkan beberapa bahan masakan untuk menu yang dimasak besok pagi.

"Rencananya masak Gulai buat sarapan para lansia di sini," ujar Zulfa. 

Sembari melanjutkan menyiapkan bahan masakan, Zulfa bercerita mengenai semasa dirinya tinggal di kolong jembatan.

Pengap, debu, dan suasana kumuh sudah menjadi makanan sehari-harinya. 

"Dari kecil saya di sana, sejak 19 tahun lalu. Saya tinggal bersama nenek dan dua adik saya," sebutnya.

Setelah dipindah ke rusun, Zulfa mengaku bersyukur karena hidup lebih layak dan serba berkecukupan. Sesuai ucapan Wali Kota Eri, kini nasibnya berubah drastis. 

"Terima kasih Pak Wali dan Bu Kadinsos sudah mengubah nasib kami. Ternyata yang dibilang Pak Wali itu beneran," akunya. 

Selain Zulfa, ada juga Aris Setiawan yang merasakan hal sama. Nasibnya kini menjadi lebih baik daripada tinggal di bawah kolong jembatan tol. 

Mantan pengamen jalanan itu mengaku, semenjak tinggal di rusunawa hidupnya menjadi lebih baik. 

Bahkan, kini dia juga sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. 

Pria 25 tahun itu sudah tidak lagi merasa was-was, harus kucing-kucingan dengan Satpol PP ketika mencari sesuap nasi. 

"Sudah sering saya kena razia, setelah dapat informasi kalau penghuni rusun mau direlokasi ke rusun itu saya bersyukur, walaupun sedikit ragu. Kalau melihat seperti dulu, nelangsa rasanya, apalagi anak saya harus tidur di kolong jembatan," kata Aris. 

Meskipun rasa ragu menyelimuti hatinya, setelah mendengar kabar akan ada pengosongan lahan. 

Rasa itu sudah tidak lagi ada, kini ia bersama dapat hidup layak bersama anak dan istrinya. 

"Dulu tinggal di kolong jembatan, sempat ditinggal istri saya. Alhamdulillah sekarang ternyata ada hikmahnya, saya bisa bahagiakan anak dan istri," ucap Asir sembari mengingat masa lalunya. 

Kini dirinya bekerja di tempat sama seperti Zulfa, hanya saja berbeda tugasnya. Kesehariannya, Aris bekerja sebagai petugas kebersihan di UPTD Griya Wreda Jambangan. 

"Alhamdulillah terima kasih Pak Wali sudah diberi pekerjaan seperti ini. Lebih bersyukur lagi, keluarga kecil saya bisa utuh kembali," imbuhnya. 

Senada dengan Aris, salah satu eks penghuni kolong tol 1001 Malam, Firmansyah turut berbahagia bisa diberikan pekerjaan yang lebih layak oleh pemkot. 

Nasibnya sama seperti Aris, bapak empat anak itu sebelumnya banting tulang demi menghidupi keluarganya dengan cara mengamen. 

Bahkan kini, ia bersama istrinya Iin Indriyani, serta empat orang anaknya bisa hidup layak di Rusunawa Sumur Welut. 

"Dibanding kerjaan saya yang dulu dengan sekarang, jauh berbeda. Yang dulunya jadi pengamen dan terkadang sebagai pemulung, sekarang saya jadi petugas kebersihan di DLH Surabaya," ucap Firmansyah. 

Sewaktu ia mengamen, ia tinggal di kolong jembatan tol, berdinding kayu triplek dengan ukuran petak kurang dari tiga meter. Tentunya untuk tinggal berlima, sangat tidak layak. 

"Setiap pulang kerja, mau rebahan saja sulit, apalagi buat tidur bersama istri dan anak saya," sebutnya. 

Firmansyah tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur. Keinginan yang selama ini ia impikan, hidup lebih layak dan membahagiakan keluarganya pun terwujud. 

"Terima kasih Pak Wali (Eri Cahyadi), Bu Anna. Meskipun sebagai petugas kebersihan, saya yakin bisa membahagiakan keluarga saya dan menyekolahkan anak saya," pungkasnya. 

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, pada saat proses  relokasi warga kolong jembatan tol di kawasan Kampung 1001 Malam pada saat itu. 

Bahwa pemkot tidak asal memindahkan warga dan menertibkan bangunan di kawasan itu. 

Akan tetapi, pemkot juga bertanggung jawab, memberikan jaminan perhatian kesehatan, pendidikan, dan penghasilan kepada warga yang dipindahkan ke rusunawa Sumur Welut. 

Jumat, 06 Januari 2023

Pendaftar Jabatan Sekkota Surabaya Mayoritas Bergelar Doktor


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Asisiten 1 Pemkot Surabaya Erna Purnawati menyatakan pendaftaran seleksi jabatan Sekretaris Daerah Kota (Sekkota) Surabaya akan segera ditutup.

Pendaftaran Sekkota Surabaya berlangsung mulai 2 Januari hingga 6 Januari 2023. 

"Hari ini kan, mungkin terakhir pendaftaran," kata Erna Purnawati yang juga menjabat sebagai Pelaksana Harian (Plh) Sekkota Surabaya, Jum'at (6/1).

Namun sayangnya, mantan Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Pemkot Surabaya yang saat ini berubah menjadi Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) ini belum berani menyebut siapa saja pelamar sebagai Sekkota Surabaya.

Malah Erna menyarankan awak media untuk menanyakan ke Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemkot Surabaya.

"Waduh tanya pak Basari yo," pinta Erna.

Tak hanya itu, Erna juga mengaku tak berani memastikan secara pasti jumlah pelamar Sekkota Surabaya.

Tetapi yang jelas para pendaftar tersebut mayoritas mengantongi ijasah S3.

"Gak hafal datane, gak hafal, mungkin ada 5 bee yang doktor-doktor akeh," pungkas Erna.

Gandeng ITS, PDAM Surabaya Kembangkan Air Minum Dalam Kemasan


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) PDAM Surya Sembada Kota Surabaya mulai mengembanfan sayap usahanya.

Kali ini yang menjadi tujuan untuk menambah pendapatan yakni dengan mengembangkan air siap minum dalam bentuk kemasan.

Dipilihnya mengembangkan air siap minum dalam bentuk kemasan dari pada air siap minum langsung dari kran lantaran biayanya cukuh murah.

"Tidak mungkin membangun 2 pipa jaringan untuk air bersih dan air minum. Karena itu butuh biaya besar, biaya dobel-dobel. Kalau seperti diluar negeri maka harus diganti semua pipanya dan itu butuh waktu lama dan butuh investasi besar," kata Direktur PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Wisnu Arief Cahyono, Jum'at (6/1).

Saat ini lanjut Arief, PDAM Surya Sembada tengah mengembangkan air siap minum dalam kemasan botol dan galon.

"Untuk air minum kemasan itu sebetulnya pengembangan bisnis saja dari PDAM. Bukan bisnis utama atau core bisnis PDAM, tapi sebuah inovasi," ungkapnya.

Arief menambahkan untuk mewujudkan air siap minum dalam bentuk kemasan, pihaknya sedang menjalin kerjasama dengan ITS, untuk melakukan kajian studi. 

Sedangkan implementasinya dimulai pada semester kedua tahun 2023. Dengan nilai investasi sekitar Rp 10 milyar.

"Nanti bisa kita pasarkan di Pemkot, di OPD, di sekolah yang selama ini membeli air minum kemasan bukan produksi PDAM. Sekarang kita coba masuk ke situ. Pemasarannya terbatas. Kita tidak berani memberikan target yang besar. Bahan baku air siap minum dalam kemasan berasal dari mata air Umbulan. Bukan bahan baku dari air sungai," pungkasnya.

Rabu, 04 Januari 2023

PDAM Surabaya Sosialisasi Harmonisasi Tarif Door To Door ke Kelompok Rumah Tangga


KABARPROGRESIF COM: (Surabaya) PDAM Surya Sembada Kota Surabaya segera melakukan survei dan verifikasi lapangan kepada pelanggan air minum pada kelompok rumah tangga. 

Karenanya, PDAM Surya Sembada akan mendatangi setiap pelanggan rumah tangga secara door to door. 

Survei dan verifikasi pelanggan itu dilakukan dalam upaya tindak lanjut harmonisasi tarif baru air minum. 

Dengan data pelanggan yang dimiliki PDAM Surya Sembada pada kelompok pelanggan rumah tangga adalah 500 ribu pelanggan.

“Kita akan sampaikan kepada pelanggan, satu per satu setiap rumah mulai Januari 2023, kita targetkan satu bulan. Mungkin akhir Januari nanti sudah (selesai), kita akan bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri, mungkin nanti Februari 2023 sudah bisa jalan (selesai verifikasi),” kata Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Arief Wisnu Cahyono, Rabu (4/1).

Saat pelaksanaan verifikasi lapangan, PDAM Surya Sembada akan memberikan kuesioner dan melakukan sosialisasi tarif baru. 

"Kami sudah punya data tinggal verifikasi, karena kami butuh data pelanggan yang baru, nama siapa, nomor yang bisa dihubungi berapa, jika ada keluhan mereka menyampaikan di kanal aduannya dimana,” ujarnya.

Nantinya, dalam pelaksanaan survei dan verifikasi kelompok pelanggan rumah tangga, PDAM Surya Sembada akan bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi negeri di Kota Surabaya. 

“Kita libatkan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri, ada identitas khusus, kita bekali surat tugas juga dari perguruan tinggi dan PDAM,” terangnya.

Sebagai diketahui, harmonisasi tarif air minum telah diberlakukan oleh PDAM Surya Sembada Kota Surabaya pada 1 Januari 2023. 

Dalam harmonisasi tarif air tersebut, PDAM Surya Sembada menggratiskan penggunaan air rumah tangga dibawah 30 meter kubik. 

Yakni, dengan kriteria lebar jalan kurang dari 3 meter, daya listrik terpasang kurang dari 900 VA, luas bangunan kurang dari 45 meter persegi, dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) persil kurang dari Rp 100 juta. 

Namun untuk penggunaan diatas 30 meter kubik dikenakan tarif Rp 2.600.

“Harmonisasi tarif baru ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2016 tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Minum. Selain itu, ada pula Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/775/KPTS/013/2021 tentang Penetapan Tarif Batas Atas dan Tarif Batas Bawah Air Minum bagi BUMD Kabupaten/Kota,” terangnya.

Dua peraturan itu kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 123 Tahun 2022 tentang Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya. 

Dengan tarif yang baru ini, subsidi tersebut akan lebih tepat sasaran.

“Para pelanggan akan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3. Setiap kelompok itu, tarifnya disesuaikan dengan beberapa klasifikasi, mulai lebar jalan di depan persil pelanggan, luas bangunan, penggunaan persil, pemakaian listrik (daya listrik terpasang), dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) persil,” pungkasnya. 

Buruan Daftar! Pemkot Surabaya Buka Beasiswa Penghafal Kitab Suci 1.317 Kuota


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemberian apresiasi terhadap penghafal kitab suci kembali dibuka Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. 

Apresiasi berupa beasiswa ini diperuntukkan bagi pelajar jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD/MI/Paket A, dan SMP/MTs/Paket B.

Apresiasi diberikan kepada warga Kota Surabaya yang memiliki kemampuan pemahaman dan hafalan kitab suci untuk agama Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Khonghucu. 

“Upaya-upaya untuk menumbuhkan kecintaan dan pengamalan siswa kepada kitab suci masing-masing terus menjadi perhatian kami, karena ini bagian dari pendidikan karakter siswa,” kata Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh, Rabu (4/1).

Tahun ini, lanjut Yusuf, kuota untuk penerima beasiswa meningkat dibanding tahun sebelumnya. 

Tahun lalu kuotanya berjumlah 1.212, tahun ini menjadi 1.317. 

Pendaftaran beasiswa dibuka mulai 2 Januari sampai 30 Januari melalui laman generasiemasdispendik.surabaya.go.id

Tahun lalu, kuota untuk agama Islam sebanyak 680 siswa, Kristen 243 siswa, Katolik 110 siswa, Buddha 30 siswa, Hindu 120 siswa, dan Khonghucu 29 siswa. 

Sedangkan kuota tahun ini agama Islam sebanyak 730 siswa, Kristen 257 siswa, Katolik 120 siswa, Buddha 40 siswa, Hindu 130 siswa, dan Khonghucu 40 siswa.

“Siswa kelas VI SD yang lulus seleksi sebagai penerima beasiswa akan menerima uang saku dan nantinya juga berhak untuk mendaftar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Negeri jalur prestasi penghafal kitab suci,” ujarnya.

Yusuf mengungkapkan, selain menambah kuota penerima beasiswa, tahun ini pihaknya mempermudah persyaratan bagi calon pendaftar. 

Secara umum, yang bisa mengikuti seleksi merupakan warga Kota Surabaya yang dibuktikan dengan kepemilikan kartu keluarga (KK). 

Tahun lalu, pendaftar diminta untuk unggah surat pernyataan dari sekolah, surat keterangan jumlah hafalan, dan disertai foto diri.

Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Nonformal (PNF) Dispendik Kota Surabaya Muhammad Sufyan mengambahkan, pendaftaran dibuka mulai 2 Januari sampai 30 Januari 2023. 

Bersamaan dengan pendaftaran, langsung dilakukan verifikasi administrasi oleh tim Dispendik.

“Pengumuman lulus administrasi pada 1 Februari 2023 lewat website Dispendik Surabaya. Yang lulus seleksi administrasi akan menjalani tes secara tatap muka pada 7 Februari sampai 10 Februari. Hasil seleksi baru diumumkan pada 20 Februari 2023,” urainya.

Sufyan mengatakan, kriteria penilaian untuk hafalan dan pemahaman kitab suci masing-masing agama berbeda. 

Kriteria ditentukan setelah Dispendik Kota Surabaya berkoordinasi dengan berbagai unsur dari tiap agama serta Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Guru (KKG), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Surabaya, Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Surabaya, Majelis Pendidikan Katolik, Majelis Agama Buddha Theravada Indonesia (Megabudhi), serta Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin),” pungkasnya. 

Kembangkan Kasus Dinkopdag, Penyidik Pidsus Kejari Surabaya Tunggu Dua Alat Bukti


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Surabaya kembali melakukan pemeriksaan terhadap tersangka HLP, eks ASN Diskopdag Kota Surabaya.

Dengan mengenakan rompi berwarna pink, tersangka HLP tiba di lantai II ruang Pidsus Kejari Surabaya sekitar pukul 10.00 WIB.

Tak banyak bicara ketika eks Dinkopdag Surabaya itu memasuki ruang khusus pemeriksaan tersebut.

"Masih penyidikan, pemeriksaan tersangka," kata Kasi Pidsus Kejari Surabaya, Ari Prasetya Panca Atmaja, Rabu (4/1).

Ari menambahkan, dalam pemeriksaan ini, HLP tak sendirian, mantan ASN Dinkopdag Surabaya itu didampingi penasehat hukumnya.

"Didampingi dua orang penasehat hukumnya," jelasnya.

Saat ditanya, apakah dalam kasus tersebut akan ada penambahan tersangka.

Ari belum berani memastikan. Sebab pemeriksaan tersangka HLP masih sedang berlangsung.

Apakah dalam pemeriksaan itu, HLP berani blak-blakan adanya pihak lain yang turut terlibat atau sebaliknya.

"Kalau untuk pengembangkan kasus ini menunggu dua alat bukti," pungkasnya.

Seperti diberitakan tim penyidik Pidsus Kejari menetapkan HLP, eks ASN Dinkopdag Surabaya sebagai tersangka dalam kasus dugaan penyimpangan pengurusan perijinan minuman beralkohol.

Penetapan HLP ini sesuai dengan Surat Perintah Penetapan Tersangka Nomor : KEP-15/M.5.10/Fd.1/12/2022 tanggal 15 Desember 2022.

Usai ditetapkan sebagai tersangka, Tim penyidik Pidsus Kejari Surabaya kemudian melakukan penahanan HLP selama 20 hari di Rutan Kelas 1 Surabaya Cabang Kejati Jatim.

Penahanan HLP ini sesuai dengan Surat Perintah Penahanan Nomor : PRINT-09/M.5.10/Fd.1/12/2022 tanggal 15 Desember 2022.

Kasus yang melilit HLP ini bermula adanya pengaduan masyarakat yang merasa dirugikan oleh oknum Diskopdag Kota Surabaya tersebut.

HLP ini yang menawarkan jasa penerbitan Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUP MB) dan meminta sejumlah uang kepada pelaku usaha.

Namun belakangan diketahui bahwa SIUP MB tersebut adalah palsu.

Petani Surabaya Panen 22,4 Ton Padi di Lahan Milik Pemkot


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Mengawali tahun 2023, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya bersama Kelompok Tani (Poktan) Sri Sedono menyelenggarakan panen raya padi. 

Panen kali ini dilakukan di lahan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya, Rabu (4/1).

Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menyampaikan, bahwa panen raya padi sebagai wujud keberhasilan dari program ketahanan pangan yang digeber Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. 

Panen padi kali ini dilaksanakan oleh Poktan Sri Sudono, Kecamatan Lakarsantri.

"Panen raya hari ini dilakukan mulai pukul 08.30 WIB di lahan BTKD Jeruk, Kecamatan Lakarsantri. Panen dilakukan oleh Poktan Sri Sudono di lahan seluas 4 hektar dari luas total lahan sekitar 40 hektar," kata Antiek Sugiharti, Rabu (4/1)

Ia mengungkapkan, bahwa di lahan total 40 hektar tersebut, tidak seluruhnya merupakan BTKD atau aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. 

Sebab, sebagian lahan ada yang milik pengembang dan perorangan yang masih digunakan untuk pertanian.

"Sedangkan yang dipanen kali ini, merupakan lahan BTKD Jeruk seluas 4 hektar. Panen dilaksanakan Poktan Sri Sedono yang beranggotakan sekitar 35 orang," jelasnya.

Selain itu, Antiek juga menyebutkan, jika padi yang berhasil dipanen kali ini sebelumnya telah ditanam sekitar tiga bulan lalu atau tepatnya pada Oktober tahun 2022. 

Sedangkan untuk jenis padi yang ditanam, merupakan varietas ciherang.

"Panen dilakukan secara manual karena kondisi tanahnya terlalu becek dan tidak memungkinkan jika pakai alat. Kalau biasanya panen, kita pakai alat combine harvester," ungkapnya.

Karena panen padi dilakukan secara manual, Kepala Bidang Pertanian DKPP Kota Surabaya, Rahmad Kodariawan memperkirakan jika prosesnya bisa rampung dalam dua hari. 

Sedangkan untuk hasil panen, diperkirakannya mencapai sekitar 5,6 ton per hektar.

"Kalau normalnya bisa sampai 7-8 ton per hektar. Tapi karena ada hama tikus dan burung, turun jadi sekitar 5,6 ton per hektar. Karena di lokasi lain sedang tidak tanam padi atau tanam yang lain," kata Rahmad.

Rahmad juga mengungkapkan, jika hasil panen di lahan BTKD Jeruk, seluruhnya digunakan oleh kelompok tani. 

Sebagian padi itu ada yang dikonsumsi, juga dijual untuk menambah pendapatan mereka. 

Padi yang sudah dipanen selanjutnya dikemas dalam bentuk Gabah Kering Basah (GKB) atau Gabah Kering Panen (GKP), kemudian dijual.

"Jadi hasil panen dijual oleh kelompok tani. Sekarang kita berupaya menjual dalam bentuk beras, kita kerja sama dengan koperasi. Jadi, nanti setelah padi dipanen, kemudian dijemur dan diselep. Karena kalau dijual dalam bentuk beras, hasilnya lumayan, harga bisa Rp11 ribu per kilogram," imbuhnya.

Menurut Rahmad, selain di BTKD Jeruk, lahan pertanian khusus padi juga tersebar di 11 wilayah kecamatan lain. 

Namun, tidak seluruhnya lahan BTKD digunakan penuh dalam satu tahun untuk tanam padi.

"Kalau di lahan BTKD Jeruk, setahun full ditanam padi semua. Dalam jangka satu tahun, di BTKD Jeruk bisa panen padi 3 sampai 4 kali," ujar dia.

Ia juga menambahkan, selain di Kecamatan Lakarsantri, kelompok tani padi di Kota Surabaya juga terdapat di beberapa wilayah lain. 

Pihaknya mencatat, saat ini ada sebanyak 35 kelompok tani yang ada di Kota Pahlawan. 

"Petani padi di Surabaya ada 35 Poktan. Setiap kelompok itu jumlah anggotanya tidak sama, ada yang sekitar 25, 35 hingga 40 anggota," pungkasnya. 

Peduli Bencana Banjir, Kejari Bangkalan Salurkan 1000 Paket Sembako


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Dalam rangka membantu dan meringankan beban warga korban bencana banjir di Kabupaten Bangkalan.

Korps Adhyaksa setempat menyalurkan bantuan 1000 paket sembako kepada masyarakat di Desa Arosbaya dan Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya serta Desa Blega, Kecamatan Blega, Bangkalan, Selasa (3/1).

Melalui kegiatan
bertajuk “Persaja Kejaksaan Negeri Bangkalan Peduli Bencana Banjir”, bantuan diserahkan langsung Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Fahmi bersama Kasi Intelijen Imam Hidayat, Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara Angga Ferdian, dan Kepala Seksi Pengelolaan Barang Bukti dan Barang Rampasan Anjar Purbo Sasongko.

Kajari Bangkalan Fahmi berharap agar masyarakat yang tertimpa musibah diberikan ketabahan.

“Semoga apa yang kita berikan ini dapat membantu meringankan beban warga yang terkena musibah. Kami berdoa agar bencana ini segera mereda,” kata Fahmi, Rabu (4/1).

Pada kegiatan itu, tak hanya rombongan dari Kejari Bangkalan namun terlihat juga Camat Arosbaya beserta perangkat, Camat Blega beserta perangkat, Kepala Desa Arosbaya beserta perangkat, Kepala Desa Buduran beserta perangkat, Kepala Desa Blega beserta perangkat.

Selasa, 03 Januari 2023

Lebar Jalan Kurang dari 3 Meter, Tarif Baru PDAM Kategori Rumah Tangga Pemakaian Dibawah 30 Meter Kubik Gratis


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Harmonisasi tarif air minum telah diberlakukan oleh PDAM Surya Sembada Kota Surabaya pada 1 Januari 2023. 

Dalam harmonisasi tarif air tersebut, PDAM Surya Sembada menggratiskan penggunaan air rumah tangga dibawah 30 meter kubik. 

Yakni dengan kriteria lebar jalan kurang dari 3 meter, daya listrik terpasang kurang dari 900 VA, luas bangunan kurang dari 45 meter persegi, dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) persil kurang dari Rp100 juta. 

Namun untuk penggunaan diatas 30 meter kubik dikenakan tarif Rp2.600.

Harmonisasi tarif baru ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 Tahun 2016 tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Minum. 

Selain itu, ada pula Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/775/KPTS/013/2021 tentang Penetapan Tarif Batas Atas dan Tarif Batas Bawah Air Minum bagi BUMD Kabupaten/Kota.

Direktur Utama PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Arief Wisnu Cahyono mengatakan, dua peraturan itu kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 123 Tahun 2022 tentang Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya. 

“Tujuannya dalam rangka tarif yang berkeadilan, kalau selama ini dengan tarif yang lama banyak pelanggan yang secara kemampuan ekonomi tidak tepat diberikan subsidi,” kata Arief, Selasa (3/1).

Dengan tarif yang baru ini, Arief mengaku bahwa subsidi tersebut akan lebih tepat sasaran. Para pelanggan akan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3. 

Setiap kelompok itu, tarifnya disesuaikan dengan beberapa klasifikasi, mulai lebar jalan di depan persil pelanggan, luas bangunan, penggunaan persil, pemakaian listrik (daya listrik terpasang), dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) persil tersebut.

“Pelanggan rumah tangga yang memiliki luas rumah (bangunan) dibawah atau sama dengan 45 meter persegi, lebar jalan 3 meter, daya listrik kurang dari 900 VA, dan NJOP kurang dari Rp100 juta, kalau dulu (tarif lama) dikenakan pemakaian diatas 20 meter kubik dikenakan biaya Rp1.800, sekarang malah diatas 30 meter kubik menjadi Rp2.600. Artinya, kenaikannya hanya sekitar 44 persen,”ungkapnya.

Arief mengatakan bahwa kebutuhan dasar dalam pemakaian air adalah 10 meter kubik/bulan. 

Dimana, PDAM Surabaya Sembada adalah perusahaan yang melayani kebutuhan dasar penggunaan air. 

“Minimal di 10 meter kubik. Bahkan Pak Wali (Eri Cahyadi) meminta untuk rumah tangga tertentu, kebutuhan dasarnya kita cukupi sampai dengan 30 meter kubik dengan digratiskan,” katanya.

Karenanya, masyarakat Kota Surabaya diharapkan memiliki kesadaran dalam menggunakan air. Sebab, selama ini masyarakat dinilai berlebihan dalam menggunakan air. 

“Ketika masyarakat memakai diatas 30 meter kubik dimana itu sudah sangat diatas rata-rata nasional, saya anggap sebagai sesuatu yang boros, maka konsekuensinya harus membayar sesuai dengan harganya. Tetapi bicara pelayanan kita gratiskan untuk kelompok tertentu,” ujarnya.

Dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan di era digitalisasi, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya telah meluncurkan aplikasi Customer Information System (CIS). 

Aplikasi CIS ini merupakan pengembangan dari aplikasi “PDAM Surabaya” yang sudah ada sebelumnya. CIS disesuaikan dengan semakin meningkatnya kebutuhan pelanggan, yang tadinya hanya melihat informasi pemakaian, penyampaian keluhan, pencatatan meter mandiri dan pendaftaran pasang baru. Saat ini sudah bisa melakukan pembayaran nontunai.

“Sosialisasi harmonisasi tarif sudah dilakukan lama, sekarang Customer Information System (CIS) bisa mengunduh di playstore pada telepon genggam dengan OS Android. Disitu pelanggan bisa melihat jumlah pemakaian bulan lalu atau bulan ini, bisa langsung membayar disitu, tidak perlu keluar aplikasi. Semua sudah dilayani dalam satu aplikasi,” pungkasnya.