Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Gempa Tuban, Robohkan Lima Bangunan di Surabaya

Lima bangunan roboh di Surabaya terdampak gempa yang berpusat di Timur Laut Tuban, salah satunya bangunan di RSUD Soewandhie.Tetapi sejauh ini tak ditemukan korban jiwa.

Dibuka 25 Maret, Ayo Daftar - Dishub Jatim Sediakan Mudik Gratis dengan Kapal Laut

Pendaftaran Mudik Gratis Melalui Jalur laut dibuka secara online tanggal 25 Maret 2024. Program mudik gratis yang diselenggarakan Pemprov Jatim melalui Dinas Perhubungan itu bisa diikuti dengan syarat menunjukkan KTP atau Kartu Keluarga.

Bantuan Korbrimob Polri untuk Korban Bencana Jateng

Sebanyak 5.000 paket sembako dikirim langsung dari Mako Brimob Kelapadua, Cimanggis, Kota Depok untuk korban bencana banjir di beberapa Kabupaten Jateng akibat hujan deras dengan intensitas tinggi.

HUT ke-105 Damkar dan Penyelamatan Nasional 2024 Akan Digelar di Surabaya

HUT ke-105 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Nasional tahun 2024 akan berlangsung di Kota Surabaya, dimulai pada 27 Februari 2024 hingga puncak peringatan 1 Maret

Pasca Gempa Tuban, Pasien RS Unair Dirawat di Tenda Darurat

Pendaftaran Mudik Gratis Melalui Jalur laut dibuka secara online tanggal 25 Maret 2024. Program mudik gratis yang diselenggarakan Pemprov Jatim melalui Dinas Perhubungan itu bisa diikuti dengan syarat menunjukkan KTP atau Kartu Keluarga.

Minggu, 08 Januari 2023

Karya Bakti Skala Besar Sasar Desa Dagan


KABARPROGRESIF.COM: (Lamongan) Akhir pekan seakan menjadi momentum tepat bagi aparat Koramil Desa Dagan, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur untuk menggelar adanya karya bakti skala besar yang melibatkan warga sekitar.

Karya bakti yang digagas oleh pihak Koramil itu, menyasar sejumlah insfrastruktur umum yang ada di Desa Dagan pada Minggu (08/01/2023) pagi.

Danramil Solokuro, Kapten Cba Mulyanto mengatakan karya bakti itu dilakukan bukan hanya sebatas perawatan fasilitas umum saja. Namun, kegiatan itu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Khususnya pada pentingnya menjaga kebersihan Desa,” ujar Danramil.

Bukan hanya itu saja, Mulyanto menyebut adanya karya bakti dengan melibatkan warga itu, diyakini mampu memperkuat Kemanunggalan antara TNI dan rakyat.

“Tujuan terpenting kami, adalah terciptanya gotong-royong dan kebersamaan,” pungkasnya.

Setelah Diketahui Asal Granat dari Kerukan Sungai, DLH Surabaya Evaluasi Pengambilan Tanah untuk Taman


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya mengevaluasi pengambilan tanah dari kerukan sungai untuk penataan taman di Balai Kota. 

Langkah itu dilakukan setelah ditemukan granat peninggalan Belanda yang sudah tak aktif di area Taman Balai Kota pada Sabtu (7/1) kemarin.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro menjelaskan bahwa penemuan Granat Nanas tersebut berasal dari urugan/galian tanah hasil pengerukan sungai atau saluran air di kawasan Jalan Kangean Kota Surabaya. 

Di sisi lain, sebelum pengangkutan urugan tanah untuk proses penataan Taman Balai Kota Surabaya itu, pihaknya telah berkoordinasi terlebih dahulu dengan Jasa Tirta Kota Surabaya.

“Tanah urugan kemarin koordinasi dengan Jasa Tirta untuk ambil tanah hasil pengerukan Kalimas yang ada di Jalan Kangean. Karena butuh tanah, jadi kita ambil tanah disana. Sebab, tanahnya bagus (subur) hasil pengerukan sungai itu,” kata Hebi, Minggu (8/1).

Saat proses pengangkutan urugan tanah di Jalan Kangean itu, pihaknya menerjunkan 5 armada. 

Namun, ia tak menyangka, jika urugan tanah yang diangkutnya terdapat Granat Nanas. 

Karenanya, Hebi mengaku bahwa DLH Kota Surabaya tengah melakukan evaluasi dan mempertimbangkan pengambilan urugan tanah.

“Setelah kita ambil di sana ternyata ada itu penemuan granat, kita juga tidak tahu, itu kebetulan. Sebetulnya tidak semua urugan tanah kita ambil dari sana, karena kemarin kehabisan (akhirnya) kita ambil dari sana. Kalau seperti itu kita pertimbangkan kalau ambil lagi dari sana, khawatirnya ada hal-hal atau kejadian yang tidak diinginkan lagi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Hebi menyampaikan, pada proses penataan Taman Balai Kota Surabaya, DLH Kota Surabaya berkolaborasi dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (Disperkim) Kota Surabaya. 

Dengan adanya penemuan Granat Nanas tersebut, pihaknya tengah melakukan revisi atau perubahan  perencanaan. 

“Begitu ada case (kasus) tadi merubah plan (rencana) lagi. Nanti kebutuhan tanah juga berubah-ubah dan belum bisa dipastikan, tergantung kebutuhan. Sampai saat ini sudah 15-20 truk yang telah mengakut tanah, tapi yang dari Kangean hanya 5 truk,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya menemukan benda yang diduga sebagai bahan peledak jenis Granat di area tengah Taman Surya sisi Timur Air Mancur Balai Kota Surabaya, Jalan Taman Surya No. 1 Kota Surabaya, Sabtu (7/1) siang. 

Beruntungnya, granat tersebut langsung diamankan oleh tim penjinak bom (Jibom) Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jawa Timur. 

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu mengatakan bahwa penemuan granat, bermula saat pekerja lepas taman Balai Kota Surabaya hendak memasukkan tanah kedalam pot untuk menanam tanaman pada pukul 11.40 WIB. 

Mengetahui ada benda asing yang mengkhawatirkan, petugas langsung bergegas melaporkan hal itu kepada petugas piket Gedung Balai Kota Surabaya. 

“Penanganannya sekarang ini ditangani kepolisian. Kalau di Balai Kota Surabaya tidak ada masalah (keamanan) karena sebetulnya granat itu (berasal) dari tanah urukan (galian),” pungkasnya. 

Granat di Balai Kota dari Tanah Urukan, Kepala Bakesbangpol: Tak Ada Masalah dengan Keamanan


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dikejutkan dengan penemuan barang yang diduga sebagai bahan peledak jenis Granat di area tengah Taman Surya sisi Timur Air Mancur Balai Kota Surabaya, Jalan Taman Surya No. 1 Kota Surabaya, Sabtu (7/1) siang. 

Saat ini, granat tersebut telah diamankan oleh tim penjinak bom (Jibom) Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jawa Timur. 

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu mengatakan bahwa penemuan benda yang diduga sebagai bahan peledak jenis granat, bermula saat pekerja lepas taman Balai Kota Surabaya hendak memasukkan tanah kedalam pot untuk menanam tanaman pada pukul 11.40 WIB. 

Mengetahui ada benda asing yang mengkhawatirkan, petugas langsung bergegas melaporkan hal itu kepada petugas piket Gedung Balai Kota Surabaya. 

“Penanganannya sekarang ini ditangani kepolisian. Kalau di Balai Kota Surabaya tidak ada masalah (keamanan) karena sebetulnya granat itu (berasal) dari tanah urukan (galian),” kata Yayuk sapaan akrabnya.

Ia menjelaskan, petugas piket Balai Kota Surabaya langsung melaporkan penemuan Granat Nanas tersebut ke Polsek Genteng, Command Center  Room 112 dan di bantu BPBD Kota Surabaya dalam mengamankan tempat kejadian perkara (TKP). 

Tak berselang lama, anggota Polsek Genteng tiba di Taman Surya sisi Timur Air Mancur Balai Kota Surabaya guna mengamankan sekitar lokasi penemuan barang agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Selanjutnya, Tim Penjinak Bom Gegana Brimob Polda Jatim tiba di lokasi untuk mengidentifikasi Granat Nanas tersebut. 

Tim Penjinak Bom Gegana Brimob Polda Jatim kemudian membawa barang tersebut untuk diamankan dan proses lebih lanjut. 

“Diketahui siang itu. Tadi langsung diamankan karena tadi (petugas piket) langsung menghubungi Polsek genteng. Kemudian Polsek genteng berkoordinasi dengan penjinak bom (Jibom) Polda jatim,” jelasnya.  

Yayuk menegaskan, granat tersebut bukan berasal dari galian tanah di kawasan Taman Balai Kota Surabaya, melainkan berasal dari tanah galian/urukan yang didapat dari sungai di Jalan Kangean Kota Surabaya untuk proses penataan taman di Balai Kota Surabaya. 

Karenanya, ia memastikan bahwa tak ada permasalahan dengan keamanan di kawasan Balai Kota Surabaya. 

“Granat itu bukan dari Balai Kota tapi dari tanah urukan (galian) yang diambil dari saluran air. Kondisi Granat Nanas tersebut sudah berkarat dan terbungkus tanah yang diperkirakan peninggalan zaman Belanda, untuk saat ini Granat Nanas tersebut diamankan di Mako Gegana Polda Jatim,” pungkasnya.

Pekarangan Rumah Warga di Kampung Toray, Disulap jadi Pundi-Pundi Rupiah


KABARPROGRESIF.COM: (Merauke) Satgas Pamtas Yonif 511/DY sebelumnya telah berkomitmen untuk bisa meningkatkan taraf kesejahteraan dan perekonomian warga selama berada di perbatasan Indonesia-Papua Nugini.

Salah satunya, dengan menyulap adanya pekarangan rumah warga menjadi suatu perkebunan yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Beberapa bibit tanaman pun disediakan oleh Satgas dan dibagikan pada warga di Kampung Toray, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua. Minggu (08/01/2023) pagi.

Dansatgas Pamtas, Letkol Inf Rully Nuriza mengatakan pembagian bibit pertanian itu, tentunya diwarnai dengan aksi sosialisasi dan pembekalan langsung yang dilakukan oleh personelnya.

“Warga kita arahkan dan kita bekali tata cara berkebun yang baik dan benar,” jelasnya.

Meski hanya mengandalkan pekarangan rumah warga, Letkol Rully menyebut jika upaya itu mampu meningkatkan perekonomian warga, salah satunya dengan cara menjual hasil perkebunan warga di pasaran.

“Sebagian hasil kebun, juga bisa dikonsumsi warga sendiri,” bebernya.

222 Kawasan Perkampungan Serempak Bersihkan Lingkungan Sekitar dalam Surabaya Bergerak


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Program kerja bakti massal "Surabaya Bergerak" terus digalakkan Pemerintah Kota (Pemkot) dan warga, baik di kawasan perkampungan maupun perumahan. 

Hari ini (8/1) ada 222 kawasan yang mengikuti program tersebut, salah satunya di Jalan Kedondong Lor Gang 3 No. 18A, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng. 

Ketua RT 03, Jalan Kedondong Lor Gang 3, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Ade Hermawan mengatakan, warga yang ikut dalam kerja bakti kali ini sangat antusias. Yang menjadi prioritas pembersihan adalah normalisasi saluran pembuangan air.  

Menurutnya, program yang diinisiasi oleh Wali Kota Eri Cahyadi ini sangat membantu warga dalam hal kebersihan lingkungan. 

"Kalau dulu itu ketika kami minta bantuan petugas kebersihan untuk membantu kan susah. Sekarang dengan adanya program ini jadi mudah," kata Ade.

Menurut Ade, pendaftaran program "Surabaya Bergerak" cukup mudah. Setiap Ketua RT cukup mendaftarkan kawasannya melalui website https://bergerak.surabaya.go.id

"Daftarnya kan lewat online, kemarin saya sampaikan kepada warga, mereka tambah semangat," ujarnya..

Selain di kawasan Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, kegiatan ini juga digerakkan oleh warga Jalan Gemol 1D No.35, Kelurahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung. 

Di lokasi ini, warga fokus melakukan perapihan paving dan normalisasi saluran. 

Ketua RT 04 Jalan Gemol 1D No.35, Kelurahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Iswandi menjelaskan, perapihan paving dilakukan secara swadaya oleh warga. Menurutnya, paving di jalan tersebut sudah waktunya dilakukan perapihan. 

"Kita prioritaskan paving dan gorong-gorong. Karena paving ini sudah ada beberapa yang lepas dan kurang rapi, sehingga kita lakukan pembersihan," jelas Iswandi. 

Sama seperti di wilayah kerja Ade, Iswandi mengungkapkan, warganya sangat antusias kerja batik bersama dalam kegiatan Surabaya Bergerak. 

Ia berharap, program ini dapat berkelanjutan dan terus digerakkan oleh warga. 

"Kami harap setelah dibersihkan, ke depannya warga bisa menjaga lingkungannya. Paling tidak dalam sebulan dua kali kerja bakti," harapnya. 

Tidak jauh dari lokasi RT 04 Jalan Gemol 1D No.35, warga RT01, Jalan Gemol 1C juga melakukan hal yang sama. 

Di lingkup RT 01/RW03, warga fokus mengerjakan perapihan rumput liar dan penataan tanaman hias. 

Ketua RT 01 Jalan Gemol 1C, Juwartini menambahkan, perapihan kali ini dilakukan warga di sekitar Kali Makmur. 

Menurutnya, rumput di kawasan ini sudah terlalu tinggi sehingga harus dilakukan pembersihan. 

"Kemarin sebelum musim hujan, kampung kami yang sisi depan sudah dibersihkan. Nah, sekarang kami laku pembersihan di sisi belakang, tepatnya di bantaran Kali Makmur ini," pungkasnya. 

Sukses Dalam Misi SAR, Satgas MTF TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL Dapat Apresiasi


KABARPROGRESIF COM: (Lebanon) Sukses melaksanakan Search and Rescue (SAR) di Laut Mediterania, Satgas MTF TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL mendapatkan apresiasi dari Head of Mission/Force Commander (HoM/FC) UNIFIL Major General Aroldo Lazaro Saenz, dan Maritime Task Force Commander (MTF COM) Rear Admiral Michael Busse, bertempat di KRI Frans Kaisiepo-368, saat sandar di Pelabuhan Beirut, Lebanon. Minggu (8/1).

Setelah disambut tarian selamat datang dari Kalimantan Timur, Komandan KRI Frans Kaisiepo-368 selaku Dansatas MTF TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL Letkol Laut (P) John David Nalasakti Sondakh, memberikan welcome speech dan dilanjutkan dengan Command Team Discussion yang diikuti oleh HoM/FC, MTF COM, dan perwakilan UNIFIL.

Pada kesempatan tersebut, Dansatgas memaparkan kemampuan berikut kesiapan kapal dan heli berdasarkan UNIFIL requirements, operasi SAR kapal pengungsi, Maritime Interdiction Operation (MIO), MIO Commander, serta capacity building of Lebanese Armed Forces (LAF) Navy.

Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan ship tour sekaligus meninjau beberapa pos tempur diantaranya, ruang Pusat Informasi Tempur (PIT), anjungan, geladak Exocet, dan haluan. HoM/FC dan MTF COM berulangkali menyampaikan kekagumannya terhadap kemampuan dan kebersihan kapal, serta performa prajurit KRI FKO-368.

Sebelum mengakhiri kunjungannya, HoM/FC Major General Aroldo Lazaro Saenz, juga memberikan pengarahan sekaligus apresiasi kepada seluruh prajurit Satgas MTF TNI Konga XXVIII-N/UNIFIL atas kerja keras dan totalitasnya terutama dalam misi SAR kapal pengungsi yang tenggelam di Laut Mediterania.

Misi dinyatakan berhasil, karena pengungsi telah diselamatkan dan profesionalisme prajurit KRI FKO-368 sebagai on scene commander dalam mengkoordinir unsur-unsur SAR. Keberhasilan tersebut mendapatkan respon positif dari berbagai media baik nasional maupun internasional, serta telah menaikkan reputasi UNIFIL secara signifikan.

Sabtu, 07 Januari 2023

Mulai Besok, Pemkot Surabaya Gelar Car Free Day di 7 Lokasi Selama Tahun 2023


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan mengaktifkan Kembali Car Free Day (CFD) di sejumlah lokasi di Kota Pahlawan. 

Bahkan, selama tahun 2023 ini, pemkot bersiap menggelar CFD di 7 lokasi yang telah ditetapkan, yaitu di Jalan Darmo, Jalan Tunjungan, Jalan Jemur Andayani, Jalan Kembang Jepun, Jalan Kupang Indah, Jalan Kertajaya, dan Jalan Ir. Soekarno atau Jalan Merr.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan minggu lalu CFD di semua titik atau di semua lokasi ditiadakan karena memang tanggal merah. 

Nah, Minggu (8/1) besok, CFD di sejumlah lokasi akan aktif Kembali.

“Kita sudah bikin jadwal selama setahun, dan mulai besok sudah mulai digelar kembali di sejumlah lokasi,” kata Hebi, Sabtu (7/1) 

Menurutnya, Minggu besok ini, CFD akan digelar di Jalan Darmo, Jalan Tunjungan, Jalan Kembang Jepun, dan Jalan Kupang Indah. 

Kemudian minggu depannya tanggal 15 Januari 2023, CFD akan digelar di Jalan Darmo, Jalan Tunjungan, dan Jalan Kertajaya. 

Lalu pada tanggal 29 Januari 2023, CFD akan digelar di Jalan Darmo dan Jalan Tunjungan.

“Jadi, lokasi utama CFD Surabaya memang di Jalan Darmo dan Jalan Tunjungan. Sedangkan untuk waktu pelaksanaannya mulai pagi sekitar pukul 06.00-09.00 WIB,” tegas Hebi.

Hebi menjelaskan bahwa pelaksanaan CFD ini mengacu pada Peraturan Wali Kota (Perwali) nomor 8 tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Wali Kota Surabaya nomor 1 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Hari Bebas Kendaraan Bermotor. 

Dalam Perwali tersebut, sudah ditetapkan ruas-ruas jalan mana saja yang ditutup pada saat CFD.

Untuk CFD yang di Jalan Darmo, mulai persimpangan Jalan Raya Darmo - Jalan Dr. Soetomo - Jalan Polisi Istimewa sampai dengan persimpangan Jalan Raya Darmo - Jalan Diponegoro. 

Sedangkan CFD di Jalan Tunjungan, mulai persimpangan Jalan Tunjungan - Jalan Praban - Jalan Gemblongan - Jalan Genteng Kali sampai dengan perbatasan Jalan Tunjungan - Jalan Gubernur Suryo.

Kemudian CFD di Jalan Kertajaya dimulai dari persimpangan Jalan Dharmawangsa - Jalan Kertajaya sampai dengan persimpangan Jalan Kertajaya - Jalan Menur. Lalu CFD di Jalan Jemur Andayani, mulai dari persimpangan Jalan Raya Jemursari - Jalan Jemur Andayani sampai dengan persimpangan Jalan Jemur Andayani - Jalan Raya Kendangsari.

Selanjutnya CFD di Jalan Kembang Jepun yang dimulai dari persimpangan Jalan Kembang Jepun - Jalan Kalimati Kulon sampai dengan persimpangan Jalan Kembang Jepun - Jalan Dukuh. 

Lalu CFD di Jalan Dr. Ir. H. Soekarno atau Jalan Merr dimulai dari persimpangan Jalan Kertajaya Indah - Jalan Dr. Ir. H. Soekarno sampai dengan persimpangan Jalan Arif Rahman Hakim - Jalan Dr. Ir. H. Soekarno. Dan terakhir CFD di Jalan Raya Kupang Indah yang dimulai dari Bundaran Satelit - Jl. Raya Kupang Indah sampai dengan  Persimpangan TL. Kupang Jaya.

Dalam setiap pelaksanaan CFD itu, Pemkot Surabaya berkolaborasi dengan Polrestabes Surabaya, TNI, pihak kecamatan, dan jajaran kelurahan. Pemkot juga mengerahkan personel Satpol PP Surabaya, BPBD Surabaya, Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya serta DLH Surabaya untuk membantu pengamanan di setiap lokasi CFD.

“Kami juga berharap masyarakat bisa menjaga keamanan dan ketertiban selama mengikuti CFD, sehingga diharapkan CFD ke depannya dapat berlangsung dengan aman dan tertib,” pungkasnya. 

Kerja Jadi Lebih Cepat dan Rapi, Pemkot Surabaya Terapkan Tanda Tangan Elektronik


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Seluruh Perangkat Daerah (PD) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, telah menerapkan Tanda Tangan Elektronik (TTE) tersertifikasi. 

Hal tersebut sebagaimana mendukung Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) agar kerja organisasi menjadi lebih cepat dan maksimal.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M Fikser mengatakan bahwa tanda tangan elektronik di lingkup pemkot telah diterapkan oleh seluruh perangkat daerah. 

Mulai dari badan, dinas hingga kecamatan dan kelurahan sudah menerapkan TTE sejak tanggal 2 Januari 2023.

"Kita mulai memberlakukan tanda tangan elektronik pada 2 Januari 2023. Jadi kemarin, begitu masuk kantor pada 2 Januari, semua prosesi sudah dengan elektronik," kata M Fikser, Sabtu (7/1).

Ia mengungkapkan bahwa banyak prosesi yang harus dilewati sebelum seluruh PD di lingkup pemkot menerapkan tanda tangan elektronik. 

Sejumlah persiapan itu telah dilakukan pemkot sejak pertengahan tahun 2022 bersama Badan Siber dan Sandi Negara Republik Indonesia (BSSN RI).

"Tanda tangan elektronik kita dari awal pertengahan tahun 2022 sudah persiapan berjalan dengan BSSN. Memang banyak proses yang harus dilewati, termasuk verifikasi serta sosialisasi dengan teman-teman perangkat daerah," jelasnya.

Dengan menerapkan TTE, Fikser menyatakan bahwa administrasi surat menyurat di lingkup Pemkot Surabaya sekarang ini menjadi lebih rapi dan cepat. 

Apalagi, penomoran atau perubahan surat juga tidak bisa diubah dengan mudah sewaktu-waktu.

"Karena connecting server, semua data ada di BSSN. Sehingga kalau hampir terjadi perubahan pada surat itu prosesnya panjang," ujar dia.

Maka dari itu, sejak awal sosialisasi, pihaknya telah mengimbau kepada seluruh PD agar berhati-hati dalam hal surat menyurat. 

Ia pun meminta apabila surat tersebut belum clear, supaya tidak langsung ditandatangani elektronik.

"Dari awal kita sudah minta teman-teman PD bahwa proses itu betul-betul harus clear sebelum dilakukan tanda tangan elektronik. Jadi seluruh PD kita (pemkot) sekarang sudah murni gunakan tanda tangan elektronik," paparnya.

Sebagai diketahui, bahwa legalitas hukum di Indonesia sudah mengatur mengenai tanda tangan elektronik. 

Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Undang - undang (UU) No. 19 Tahun 2016 perubahan atas UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Pasca Sidak Wali Kota Eri, Pelayanan RSUD dr Soewandhie Berubah Total


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pelayanan RSUD dr Mohamad Soewandhie Surabaya kini berubah total. 

Perubahan pelayanan ini terjadi pasca sidak yang dilakukan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pada Senin (28/11/2022) lalu.

Perbaikan kecepatan pelayanan itu diakui oleh sejumlah warga atau pasien yang biasa melakukan perawatan pada rumah sakit yang berlokasi di Jalan Tambakrejo No 45-47, Kecamatan Simokerto, Surabaya.

Sukarji (68), warga Tenggumung Karya Lebar, Kelurahan Pegirian, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya adalah satu di antaranya. 

Terhitung sejak satu tahun empat bulan, Sukarji rutin melakukan perawatan di poli jantung pada rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tersebut.

"Sebelumnya (pelayanan) terlalu lama, lambat. Tiga jam mengantre tidak bisa masuk, tidak dipanggil-panggil. Datang kadang pukul 09.00 WIB, pukul 12.00 WIB baru dipanggil," kata Sukarji, Sabtu (7/1).

Bahkan, kata Sukarji, antrean menunggu giliran untuk mendapatkan pelayanan di bagian poli, bisa sampai 4 hingga 5 jam. 

Itu belum termasuk dengan antrean saat mengambil obat di bagian farmasi. 

"Datang pukul 08.00 WIB, pukul 12.00 - 13.00 WIB baru bisa pulang, antre (ambil) obatnya lama," ungkap dia.

Lambatnya pelayanan di RSUD dr Soewandhie seperti sudah menjadi hal biasa dirasakan Sukarji. 

Apalagi, dia juga rutin melakukan perawatan di rumah sakit plat merah tersebut. 

Namun, kecepatan pelayanan ini mulai dirasakan Sukarji pasca sidak yang dilakukan Wali Kota Eri Cahyadi. 

Sukarji mengaku, dua kali bertemu langsung dengan Wali Kota Eri Cahyadi saat sidak di RSUD dr Soewandhie. 

Makanya, ia sendiri mengakui, sekarang ini pelayanan RSUD dr Soewandhie lebih cepat dari sebelumnya. 

"Alhamdulillah (sekarang) cepat, biarpun (ambil) obat juga cepat," ujar dia.

Oleh sebabnya, Sukarji mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi. 

Sebab, kini dia tak lagi harus berdesakan untuk antre mendapatkan pelayanan. 

Dan yang membuatnya takjub lagi adalah antrean pengambilan obat di bagian farmasi juga lebih cepat sekarang.

"Terima kasih kepada pak wali, sekarang antre tidak uyel-uyelan (berdesakan). Biasanya dulu uyel-uyelan (berdesakan) di depan, berdiri lama. Sekarang enak, pelayanannya sudah cepat, tidak lama seperti dulu," ucapnya.

Tak hanya Sukarji yang mengakui perubahan pelayanan pada RSUD dr Soewandhie Surabaya. Irianto (61), warga Sidoyoso II, Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto Surabaya, juga merasakan hal yang sama. 

"Kalau dulu saya datang pagi, sampai pukul 15.00 WIB, baru dapat obat. Alhamdulillah (sekarang) sudah cepat. Pukul 09.30 WIB, sudah dapat obat," ungkap Irianto.

Irianto bersyukur, sekarang ini dia tak lagi seharian harus berada di rumah sakit hanya sekadar untuk mengambil obat pada bagian farmasi. 

Dengan model pelayanan yang tersistem, Irianto pun mendapatkan kepastian berapa lama berada di sana. 

"Sekarang Alhamdulillah cepat. Terima kasih banyak untuk Pak Wali Kota Surabaya," tuturnya.

Adapula Solikhah (56), warga Nganglik III, Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng, Surabaya, yang juga mengakui adanya perubahan pelayanan pada RSUD dr Soewandhie. 

Ia menyebutkan, jika perubahan pelayanan terjadi terutama dari segi antrean pengambilan obat pada bagian farmasi.

Menurut dia, perubahan pelayanan ini terjadi pasca sidak yang dilakukan Wali Kota Eri Cahyadi. 

Jika dahulu, Solikhah datang pukul 12.00 WIB untuk sekadar mengambil obat, maka dia baru dipanggil pada pukul 15.00 WIB.

"Dulu datang ambil obat di farmasi pukul 12.00 WIB, selesai pukul 15.00 WIB. Tapi akhir-akhir ini pas setelah ada (sidak) Pak Eri Cahyadi (wali kota), perubahannya cepat. (Ambil obat) tidak sampai 10 menit sudah dipanggil," kata Solikhah.

Di waktu terpisah, Direktur Utama (Dirut) RSUD dr Soewandhie, dr Billy Daniel Messakh sebelumnya menjelaskan, dahulu pelayanan rumah sakit milik pemkot ini lama karena terkendala status pasien pada rekam medis. 

Namun sekarang, kendala rekam medis ini sudah diperbaiki sehingga pelayanan berjalan lebih cepat.

"Kecepatan dokter kami sudah stabil. Yang biasanya paling lambat start pelayanan mulai pukul 7.30 WIB, kini pukul 7.20 WIB sudah mulai buka. Sehingga dapat terlayani lebih cepat," kata dr Billy.

Bahkan, supaya pelayanan di RSUD dr Soewandhie Surabaya lebih maksimal, ia menyatakan, jika seluruh rekam medis pasien dilakukan secara digital. 

Perbaikan pada sejumlah hal itu sebagaimana menindaklanjuti arahan Wali Kota Eri Cahyadi. 

"Kan sudah ada e-Health, itu kita tetap jalankan, kita sempurnakan," tandasnya. 

Sempat Tak Percaya Pemerintah, Kini Warga Wiyung ini Berterimakasih ke Wali Kota Eri yang Berhasil Atasi Banjir


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Suhargio atau biasa dipanggil Cak Rukun mengaku pernah kecewa dan sempat tidak percaya pada pemerintah lantaran wilayahnya di Babatan 1 Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya, selalu langganan banjir. 

Setiap kali ada hujan deras, hampir pasti wilayah ini banjir sampai di atas dengkul orang dewasa. 

Kalau sudah banjir, dia bersama warga lainnya pasti sibuk mengamankan perabotan rumah dan gang di kampungnya langsung ditutup. 

Kejadian itu sudah bertahun-tahun dialaminya bersama warga lainnya.
 
Selaku Ketua LPMK kala itu, ia mencoba bersurat kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk meminta bantuan supaya banjir di wilayahnya diatasi. 

Ia juga sudah berkomunikasi ke sana- ke mari untuk memohon bantuan itu. 

Namun, semua usahanya itu tak menuai hasil alias sia-sia, karena suratnya ke pemkot tak berbalas dan komunikasi yang dilakukannya tak kunjung menemukan solusi, sehingga wilayahnya tetap dilanda banjir.

“Mulai tahun 2012 saya sudah mengajukan perbaikan ke pemkot, sudah bersurat berkali-kali, saya juga sudah komunikasi juga dengan sejumlah pihak tapi ternyata belum ditindaklanjuti. Tentu saya sangat kecewa, seakan pemerintah ini tidak berpihak kepada kita, sempat hilang kepercayaan saya kepada pemerintah,” kata Cak Rukun, Sabtu (7/1).
 
Namun, kekecewaan itu akhirnya terobati dan kepercayaan itu akhirnya kembali ketika Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi langsung meninjau wilayahnya saat banjir. 

Bahkan, kala itu Wali Kota Eri langsung meminta jajarannya untuk membangunkan saluran atau gorong-gorong besar di tengah-tengah jalan Babatan 1.

“Alhamdulillah gorong-gorong atau saluran yang menuju ke arah kali tengah sudah selesai, dan di ujung saluran itu ada sudetan besar, sehingga aliran air dari Babatan 1 bisa langsung dan lancar mengalir ke Kali Tengah dan alhamdulillah di Babatan 1 sudah tidak ada banjir,” tegasnya.

Oleh karena itu, Cak Rukun menyampaikan terimakasih banyak kepada Wali Kota Eri bersama jajaran Pemkot Surabaya yang telah responsif dalam merespon keluhan warga, yang telah responsif dalam membangun saluran untuk mengatasi banjir di wilayah Babatan 1. 

“Sampai sekarang pun kalau saya lapor-lapor Pak Eri, beliau langsung responsif, sekali lagi matur nuwun sanget Pak Eri, semoga sehat selalu,” katanya.

Di tempat yang lain, Sunoko, warga Kampung Keramat Kelurahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Surabaya, juga menceritakan bagaimana keresahannya dulu saat melawan banjir di wilayahnya. 

Sebab, dulu di Kampung Keramat itu juga merupakan langganan banjir sejak bertahun-tahun silam. 

Bahkan, rumah Sunoko yang terbilang lebih tinggi dari rumah warga lainnya, ternyata pada saat musim hujan tahun lalu juga terkena banjir.

“Biasanya di rumah saya itu tidak kena banjir meskipun di Jalan Keramat sudah banjir. Tapi waktu musim hujan tahun lalu ternyata rumah saya juga kebanjiran. Pusing juga saya. Akhirnya juga kerepotan mengamankan barang-barang rumah. Warga lainnya juga sibuk mengamankan barang-barangnya,” kata dia.

Pada saat banjir besar itu, Wali Kota Eri bersama jajaran kecamatan dan kelurahan turun semua di sekitaran Kali Tengah. 

Saat itulah dia meminta kepada jajarannya untuk membuat sudetan besar di ujung saluran kampung Keramat dan hambatan-hambatan di saluran diminta untuk dibereskan, termasuk hambatan tiang listrik yang menghalangi laju air.

“Tak lama setelah perintah Pak Eri itu, jajaran pemkot membangun sudetan besar dan tiang listrik yang ada di tengah-tengah saluran akhirnya berhasil dipindahkan. Sejak saat itu dan sampai sekarang kampung Keramat sudah tidak lagi hujan,” tegasnya.

Oleh karena itu, ia menyampaikan terimakasih banyak kepada Wali Kota Eri beserta jajaran pemkot termasuk kecamatan dan kelurahan yang telah membantu kampungnya terbebas dari banjir. 

Ia juga memastikan bahwa setiap kali ada hujan dengan entensitas yang cukup tinggi, camat dan lurah serta jajarannya selalu keliling ke kampungnya untuk memantau apakah masih banjir atau tidak. 

“Sekali lagi terimakasih banyak Pak Eri atas responsifnya membantu kami,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya, Eko Yuli Prasetya menjelaskan di Kecamatan Wiyung memang ada sejumlah perbaikan untuk mengantisipasi banjir, baik yang dilakukan di Babatan 1 maupun di kampung Keramat.

Untuk yang di Babatan 1, sesuai perintah Wali Kota Eri pihaknya sudah membuat gorong-gorong besar di bawah jalan Babatan 1 dan diujungnya juga dibangun sudetan besar, sehingga air yang berasal dari Babatan 1 bisa langsung mengalir ke Kali Tengah. Bahkan, air itu juga bisa mengalir ke kali yang ada di sisi barat Babatan 1.

“Sedangkan di Keramat itu kami buat crosing yang nyambung ke Kali Tengah, terus tiang listrik yang berada di tengah-tengah saluran dan biasanya menghambat kelancaran air, alhamdulillah sudah bisa digeser juga, sehingga kedua tempat di Kecamatan Wiyung itu alhamdulillah sudah aman dari banjir,” kata Eko.

Di samping itu, di Kali Tengah itu juga dilakukan pendalaman sekaligus plengsengannya juga ditinggikan. 

Bahkan, screen di Rumah Pompa Wiyung juga dimajukan dari posisi sekarang, karena rencananya tahun ini akan dilakukan penambahan pompa. 

Saat ini, di rumah pompa Wiyung sudah ada pompa berukuran 1 meter kubik dan 2 meter kubik, dan rencananya mau ditambah yang 3 meter kubik.

“Semoga dengan berbagai rencana ini di tempat tersebut tidak lagi banjir. Saya juga berharap warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di selokan-selokan yang sekiranya bisa menghambat aliran air,” pungkasnya. 

Tak Boleh Antre Berjubel, Pemkot Surabaya Percepat Pelayanan Kesehatan di Puskesmas


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Percepatan pelayanan kesehatan di Kota Surabaya terus berbenah. Sesuai dengan instruksi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, ia tak ingin masyarakat menunggu lama. 

Tak boleh antre terlalu lama atau bahkan berjubel, semua antrean di tata, masyarakat pun tak perlu menunggu lama.

Belum lagi, Wali Kota Eri hobi berkeliling ke berbagai pelayanan kesehatan di Kota Pahlawan. 

Mulai dari puskesmas hingga rumah sakit, semua dikunjunginya. 

Ia ingin mengetahui sendiri bagaimana proses pelayanan kesehatan itu berjalan.

Sejak 28 November 2022 lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya bakal memberikan kompensasi senilai Rp50.000 bila terjadi keterlambatan pelayanan atau tidak sesuai dengan waktu pendaftaran melebihi 1 jam.

Seperti Julia kartikasari, pukul 08.50 WIB ia telah sampai di Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya. 

Mengambil antrean untuk berobat, lalu masuk ke Poli Gizi bersama sang buat hati. Usai mendapat diagnosa, pukul 09.10 WIB ia menuju ke ruang farmasi untuk pengambilan obat. 

Dalam waktu singkat, obat sudah berada di genggamannya. 

“Kalau sekarang menurut saya lebih enak, lebih cepat. Kalau dulu-dulu sempat lama (pelayanannya), lama banget, antre lama sampai berjubel kasian anak saya dan kasihan juga (orang) yang sakit. Tapi sekarang lebih enak pelayanannya,” ungkap warga yang Jalan Sidotopo Sekolahan Gang VII itu, Sabtu (7/1).

Sambil membenahi gendongan sang anak, Julfa mengaku bahwa dulu ia bisa menunggu antrean selama 2 jam sebelum masuk ke Poli. 

Namun, setelah inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Wali Kota Eri pada 3 November 2022 lalu, seluruh percepatan pelayanan kesehatan mulai ia rasakan. 

“Pelayanan seperti ini diteruskan (dipertahankan) saja, kasihan sama yang sakit-sakit kalau terlalu lama menunggunya,” ujarnya. 

“Iya sangat bagus setelah didatangi itu pelayanannya tambah baik. Kenapa tidak dari dulu-dulu (pelayannya) begini? Kalau dari dulu kan enak tidak menunggu lama. Sekarang kan cuma menunggu sebentar datang langsung dipanggil, ditangani, dan dapat obat,” imbuhnya. 

Bukan hanya Julfa, pasien Puskesmas Sidotopo lainnya juga demikian. Azma Mumtas Faza berujar, jika pelayanan kesehatan di Puskesmas Sidotopo sebelumnya tidak secepat saat ini. 

Sebab, sebelum dilakukan penataan antrean, ruang tunggu pasien sangat tidak nyaman.

“Waktu dulu nggak secepat gini, terus masih agak rusuh disini (ruang tunggu) dan masih panas-panasan, nunggunya lama sih. Sekarang keren banget, datang langsung disambut petugas untuk didata, diarahkan kemana (Poli tujuan), juga kalau ditanya-tanya petugasnya ramah. Sama cepet juga pelayanannya,” ujar warga Jalan Sidotopo Lor 1 itu.

Azma yang datang untuk ke melakukan pemeriksaan di laboratorium Puskesmas Sidotopo juga tak menunggu lama. 

Usai melakukan pendaftaran, dirinya langsung dipanggil untuk melakukan tes pemeriksaan. 

Ia pun mengaku, sejak dilakukan sidak oleh Wali Kota Eri, pelayanan Puskesmas Sidotopo langsung cepat berbenah.

“(Sidak) Ngefek banget sih yang pasti. Sejak sebelum dan sesudahnya itu ngefek banget buat petugas-petugasnya, pelayanannya langsung berubah drastis. Semoga bisa Istiqomah, kedepannya semoga kayak gini terus dan dipertahankan. Pak Wali (Eri Cahyadi) terima kasih sudah datang untuk merapikan (pelayanan) disini,” ungkapnya.

Hal yang sama juga dialami oleh Hambatul Hasanah, warga Jalan Arimbi 3 Kota Surabaya. 

Ia mengunjungi Puskesmas Sidotopo untuk melakukan pengobatan dan melakukan tes laboratorium bagi anaknya yang sedang demam. 

Hambatul datang pukul 06.30 WIB, pukul 07.00 WIB ia pun langsung mendapat penangan dan melakukan tes laboratorium. 

“Kalau dulu itu antrinya lama, waktu saya hamil kan sering periksa ke sini. Lama gitu dipanggilnya, kalau sekarang sudah tidak seperti dulu. Sekarang lebih cepat. Terima kasih untuk Pak Eri Cahyadi, sekarang pelayanan di puskesmas sudah cepat dan lebih baik, obatnya juga tidak lama antrenya, tidak sampai 5 menit sudah dipanggil,” kata Hambatul. 

Tidak hanya bagi Julfa, Azma, dan Hambatul bahwa langkah Wali Kota Eri sangatlah tepat untuk mempercepat pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Pahlawan. 

Mereka dipermudah oleh sistem antrean dan pelayanan pengobatan di tingkat Puskesmas.

Dia Widayati warga Sidotopo Lor 1 Kota Surabaya juga merasakan hal yang sama. Bersama sang suami, ia menuju ke Poli Batra untuk proses penyembuhan buah hati yang sedang demam dan flu. 

Sudah tak antre berjubel, ia merasa nyaman saat mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas Sidotopo. 

“Kalau dulu saya pernah menunggu (antrean) lama. Pernah juga nggak dipanggil-panggil. Kalau sekarang sudah enggak, mungkin sudah ada perbaikan jadi pelayanannya lebih cepat. Pak Walikota (Eri Cahyadi) terima kasih, mungkin kedepan bisa ditingkatkan lagi agar pelayanan bagi masyarakat bisa semakin dirasakan,” kata Dia. 

Sedangkan bagi Atik Widiyawati, meskipun ia adalah pasien baru di Puskesmas Sidotopo, dirinya mengaku jika pelayanan di puskesmas sangatlah cepat dan nyaman. 

Atik tiba di puskesmas pukul 09.30 WIB untuk melakukan pemeriksaan kandungan, hanya berselang 15 menit, ia pun masuk ke Poli KIA untuk berkonsultasi dengan dokter.

“Saya datang langsung disambut petugasnya untuk diarahkan ke bagian informasi karena saya baru pertama kesini. Saya diarahkan ke Poli KIA, tidak menunggu lama saya langsung dipanggil petugas ke Poli dan orangnya juga ramah. Saya juga mendapat pelayanan dengan baik,” kata Atik. 

Warga yang tinggal di Jalan Sukodono Ampel Kota Surabaya mengaku jika mengetahui aktivitas Wali Kota Eri Cahyadi saat berkeliling di berbagai layanan puskesmas melalui Instagram pribadi Walikota. 

Ia pun setuju dengan cara Wali Kota Eri dalam membenahi sistem antrean di puskesmas maupun di rumah sakit. 

“Kalau orang sakit memang membutuhkan pelayanannya yang cepat. Kalau saya datang kesini pelayannya sudah cepat dan tanggap. Jadi saya tidak perlu menunggu lama karena langsung dilayani oleh petugasnya. Terima kasih Pak Walikota (Eri Cahyadi) semoga dengan sidak kemarin pelayanan di Surabaya menjadi lebih baik dan masyarakat bisa terlayani dengan baik,” pungkasnya.

Selain Hunian Layak, Eks Penghuni Kolong Tol 1001 Malam Mendapat Pekerjaan dari Pemkot Surabaya


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah memberikan pekerjaan kepada 16 Kepala Keluarga (KK) eks penghuni kolong tol Kampung 1001 Malam, setelah dipindahkan ke Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Sumur Welut, Senin (17/10/2022) lalu. 

Untuk saat ini, sudah ada 12 orang yang telah diberi pekerjaan. 

Rata-rata, mereka bekerja di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya. 

Salah satunya, Zulfa Rahmanita Rosidah, 19, yang bekerja di dapur permakanan Dinsos Surabaya. 

Kesehariannya, ia bekerja sebagai juru masak di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Griya Wreda Jambangan. 

Zulfa sampai sekarang masih tidak percaya bisa bekerja di lingkup pemkot, setelah dirinya direlokasi ke Rusunawa Sumur Welut. 

Saat sebelum dipindahkan ke rusun, ia mengaku, sempat tak yakin dengan ucapan Wali Kota Eri Cahyadi dan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya, Anna Fajriatin kalau akan diberi pekerjaan. 

"Waktu Pak Wali ke sana (Kolong Tol 1001 Malam) bilang mau memberi pekerjaan itu, saya ragu. Sempat nggak mau awalnya, akhirnya ternyata benar diberi pekerjaan dan tempat tinggal layak," kata Zulfa, Sabtu (7/1).

Di Griya Wreda, Zulfa tampak sibuk menyiapkan beberapa bahan masakan untuk menu yang dimasak besok pagi.

"Rencananya masak Gulai buat sarapan para lansia di sini," ujar Zulfa. 

Sembari melanjutkan menyiapkan bahan masakan, Zulfa bercerita mengenai semasa dirinya tinggal di kolong jembatan.

Pengap, debu, dan suasana kumuh sudah menjadi makanan sehari-harinya. 

"Dari kecil saya di sana, sejak 19 tahun lalu. Saya tinggal bersama nenek dan dua adik saya," sebutnya.

Setelah dipindah ke rusun, Zulfa mengaku bersyukur karena hidup lebih layak dan serba berkecukupan. Sesuai ucapan Wali Kota Eri, kini nasibnya berubah drastis. 

"Terima kasih Pak Wali dan Bu Kadinsos sudah mengubah nasib kami. Ternyata yang dibilang Pak Wali itu beneran," akunya. 

Selain Zulfa, ada juga Aris Setiawan yang merasakan hal sama. Nasibnya kini menjadi lebih baik daripada tinggal di bawah kolong jembatan tol. 

Mantan pengamen jalanan itu mengaku, semenjak tinggal di rusunawa hidupnya menjadi lebih baik. 

Bahkan, kini dia juga sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. 

Pria 25 tahun itu sudah tidak lagi merasa was-was, harus kucing-kucingan dengan Satpol PP ketika mencari sesuap nasi. 

"Sudah sering saya kena razia, setelah dapat informasi kalau penghuni rusun mau direlokasi ke rusun itu saya bersyukur, walaupun sedikit ragu. Kalau melihat seperti dulu, nelangsa rasanya, apalagi anak saya harus tidur di kolong jembatan," kata Aris. 

Meskipun rasa ragu menyelimuti hatinya, setelah mendengar kabar akan ada pengosongan lahan. 

Rasa itu sudah tidak lagi ada, kini ia bersama dapat hidup layak bersama anak dan istrinya. 

"Dulu tinggal di kolong jembatan, sempat ditinggal istri saya. Alhamdulillah sekarang ternyata ada hikmahnya, saya bisa bahagiakan anak dan istri," ucap Asir sembari mengingat masa lalunya. 

Kini dirinya bekerja di tempat sama seperti Zulfa, hanya saja berbeda tugasnya. Kesehariannya, Aris bekerja sebagai petugas kebersihan di UPTD Griya Wreda Jambangan. 

"Alhamdulillah terima kasih Pak Wali sudah diberi pekerjaan seperti ini. Lebih bersyukur lagi, keluarga kecil saya bisa utuh kembali," imbuhnya. 

Senada dengan Aris, salah satu eks penghuni kolong tol 1001 Malam, Firmansyah turut berbahagia bisa diberikan pekerjaan yang lebih layak oleh pemkot. 

Nasibnya sama seperti Aris, bapak empat anak itu sebelumnya banting tulang demi menghidupi keluarganya dengan cara mengamen. 

Bahkan kini, ia bersama istrinya Iin Indriyani, serta empat orang anaknya bisa hidup layak di Rusunawa Sumur Welut. 

"Dibanding kerjaan saya yang dulu dengan sekarang, jauh berbeda. Yang dulunya jadi pengamen dan terkadang sebagai pemulung, sekarang saya jadi petugas kebersihan di DLH Surabaya," ucap Firmansyah. 

Sewaktu ia mengamen, ia tinggal di kolong jembatan tol, berdinding kayu triplek dengan ukuran petak kurang dari tiga meter. Tentunya untuk tinggal berlima, sangat tidak layak. 

"Setiap pulang kerja, mau rebahan saja sulit, apalagi buat tidur bersama istri dan anak saya," sebutnya. 

Firmansyah tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur. Keinginan yang selama ini ia impikan, hidup lebih layak dan membahagiakan keluarganya pun terwujud. 

"Terima kasih Pak Wali (Eri Cahyadi), Bu Anna. Meskipun sebagai petugas kebersihan, saya yakin bisa membahagiakan keluarga saya dan menyekolahkan anak saya," pungkasnya. 

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, pada saat proses  relokasi warga kolong jembatan tol di kawasan Kampung 1001 Malam pada saat itu. 

Bahwa pemkot tidak asal memindahkan warga dan menertibkan bangunan di kawasan itu. 

Akan tetapi, pemkot juga bertanggung jawab, memberikan jaminan perhatian kesehatan, pendidikan, dan penghasilan kepada warga yang dipindahkan ke rusunawa Sumur Welut.