Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Rabu, 25 November 2020

Sungai di Wilayahnya Disebut Tak Pernah Dibersihkan, Warga Sukomanunggal Geram



KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Warga RW IV Tambak Lumpang, Kelurahan Sukomanunggal, Kecamatan Sukomanunggal Surabaya tak terima bila wilayahnya tetap dianggap jorok lantaran banyak sampah.

Pasalnya selama ini warga selalu rutin melakukan kerja bakti bersama Pemkot Surabaya.

Terutama di sepanjang sungai yang membentang di Tambak Pring Barat, Tambak Lumpang, hingga Sukomanunggal Baru PJKA Utara, Surabaya.

"Istilahnya kemarin viral (pemberitaan, red) seperti itu, tapi kalau nyandak (mengkaitkan) masalah tahun, kok sekian tahun tidak dijamak (dibersihkan, red) ya agak miris juga. Karena setiap bulan dari pemkot itu turun ke bawah, bahkan sama saya," kata Ketua RW IV Tambak Lumpang, Kelurahan Sukomanunggal Surabaya, Toyib, Selasa (23/11/2020).

Parahnya lagi, Toyib semakin terkejut santernya pemberitaan di media yang menyebut sungai di wilayahnya tak pernah dibersihkan. 

Bahkan, dalam berita itu pemkot juga disebut tak pernah memperhatikan.

"Saya sendiri terkejut, kok sampai 5 tahun, bahkan ada yang mengatakan 15 tahun. Dikira (pemkot, red) tidak bekerja, padahal bekerja," tegasnya.

Meski begitu, Toyib mengaku, kepedulian masyarakat sekitar terhadap lingkungan juga menjadi penting. Sebab, meski pemkot rutin membersihkan tapi masyarakatnya sendiri kurang peduli, maka hal ini akan menjadi sia-sia.

"Memang itu dulu kanan-kiri masih banyak tambak-tambak. Sekarang tambah penduduk, jadi padat. Seakan-akan dia (warga, red) itu ingat kebiasaan (buang sampah sembarangan, red). Jadi sulit istilahnya membiasakan buang sampah di tempatnya," ungkap dia.

Menurutnya, dahulu sungai di wilayahnya itu cukup lebar. Seiring berjalannya waktu, sungai pun menjadi menyempit karena banyaknya warga pendatang yang membangun rumah di sekitaran bantaran.

"Memang dulunya itu agak lebar sungainya, sekarang dihuni masyarakat kanan-kiri (sungai) jadi berebut, jadi menyusut sungainya," ucap dia.

Bahkan, kata Toyib, Pemkot Surabaya telah membangun plengsengan di sungai agar bangunan rumah warga tidak terus maju. Sebab, jika itu tidak dilakukan dimungkinan ke depan sungai akan semakin menyempit karena bangunan rumah-rumah warga.

"Sudah dibenahi dari pemkot, sudah diplengseng (lebar) 5 meter. Kurang lebih ada 1 kilometer (plengsengan, red) sisanya tinggal 800 meteran," pungkasnya. (Ar)

0 komentar:

Posting Komentar