KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Sebagai salah satu pengembang Properti ternama di Negara Australia yakni Iwan Sunito yang merupahkan Group CEO dan Komisaris Crown Group, memberikan pandangan terkait tentang kondisi terkini adanya persaingan pengembang Lokal dengan pemain global di pasar properti Australia.
“ Perlu kita akui saat ini bahwa pasar properti Australia, khususnya di Sydney, mendapatkan serbuan dari perusahaan properti global yang memiliki kemampuan modal yang fantastis” kata Iwan Sunito dalam keterangan siaran persnya, Minggu (7/1/18).
" Bahkan perusahaan pengembang lokal saat ini sedang menghadapi masalah keterbatasan sumber dana pada umumnya, yaitu di sektor perbankan." terang Iwan.
Menurut Iwan, di sisi lain sementara masih ada perusahaan global yang masuk ke pasar dengan memiliki jumlah modal yang jauh lebih besar,meskipun harga tanah semakin melambung.namun kemampuan daya beli pasar properti masih dibilang kuat.
“ Sebagai contoh, harga lahan di kawasan green square yang dahulu senilai Rp. 500 milyar, sekarang menjadi sekitar Rp. 1 – 1,5 triliun jika dibandingkan dengan 3 atau 4 tahun yang lalu." ujarnya.
Iwan menjelaskan, dengan melambungnya harga tanah tersebut tidak di imbangi masalah perbankan yang telah membatasi atau memperkecil pinjaman kepada perusahaan pengembang lokal.
" Tidak seperti biasanya, perbankan dulu memberikan pinjaman sebesar Rp. 2 hingga 3 triliun, namun untuk saat ini perbankan hanya memberikan sekali pinjaman dan nominalnya hanya sekita Rp 1 triliun." jelas Pria kelahiran Surabaya.
Iwan mengungkapkan, dengan adanya batasan perbankan ini, setidaknya akan berdampak pada nilai skala proyek yang semakin membesar sementara pada jumlah dana yang didapatkan semakin berkurang.
" Di satu sisi pihak perbankan menjadi lebih berhati-hati, namun di sisi lain kondisi ini akan meningkatkan kompleksitas harga tanah semakin melambung selama proses perijinan berjalan, sementara pihak pengembang lokal harus mencari pinjaman ke dua atau tiga bank untuk memenuhi kebutuhan pendanaan." ungkapnya.
Hal lain yang didapat dari pengembang akan mengakibatkan supply hunian di Sydney tidak bisa memenuhi jumlah permintaan yang yang diharapkan, dikarenakan banyak sekali pengembang skala menengah ke bawah yang kesulitan mendapatkan pendanaan.ironisnya untuk perusahaan pengembang global tidak banyak berpengaruh karena perusahaan ini telah memiliki akses pendanaan dari luar Australia.
" Crown Group yang juga memiliki akses kepada institusi pendaaan global, sehingga kami tidak tergantung kepada institusi pendanaan lokal." kata Iwan.
Masih menurut Iwan, kondisi sekarang yang dihadapi oleh para pengembang lokal dalam menghadapi persaingan dengan perusahaan pengembang global dapat diartikan seperti David vs Goliath, alasannya mereka masuk ke pasar properti Australia lebih dikarenakan pertumbuhan dalam negeri mereka yang sudah terbatas dan mereka memiliki level berbeda dengan perusahaan pengembang lokal Australia dimana mereka memiliki sumber dana dan sumber daya yang lebih besar.
" Situasi ini membuat segala sesuatunya semakin kompleks karena kita mengalami kondisi persaingan yang tidak seimbang." tuturnya.
Untuk mengantisipasi bisa berkompetisi dengan para raksasa, cara yang dilakukan adalah seperti David dan Goliath, it’s not the big that would beat the small, it’s the fast that would beat the slow.
" Kita harus lebih gesit, lebih merespon pasar dan lebih mengerti pasar. Karena bagaimanapun para pengembang lokal yang lebih mengerti pasar jika dibandingkan dengan para pemain global." tegas Iwan.
" Memang mereka memiliki dana yang tidak terbatas, namun mereka juga tidak memiliki pemahaman yang mendalam terhadap pasar lokal, mereka juga lebih lambat dalam membuat keputusan meskipun di satu sisi mereka juga memiliki kemampuan untuk mendorong harga secara signifikan." tambahnya.
Kalau kita tidak gesit dan cepat, akan sulit untuk bersaing dengan mereka, untuk Crown Group, pihaknya memposisikan diri sebagai The Best of The Best di pasar.
“ Saya kira Kesuksesan peluncuran produk kami dalam 3 tahun terakhir telah membuktikan kualitas perusahaan kami ” imbuh Iwan.
Iwan menambahkan, pihaknya melihat, kesuksesan tersebut bisa diraih dikarenakan kekuatan dari brand kami dan loyalitas konsumen kami serta kualitas bangunan yang kami kerjakan selama ini dan mungkin dari segi inilah yang belum dimiliki oleh para pemain global di pasar Australia.Hal lain Pemerintah juga harus berperan aktif dalam membuat regulasi yang mendukung perusahaan lokal dibandingkan berbagai macam pembatasan.
" I don’t really believe in a lot of red tapes, I think we need a lot of more red carpets.Bagaimanapun jika ada pembatasan, they always find a way to go somewhere through the back door” tambahnya.
Seperti halnya yang kita lihat saat ini, dengan banyaknya pembatasan yang diterapkan contohnya dalam hal pembiayaan dan penjualan hunian ke orang asing, dimana hal ini sangat berdampak kepada perusahaan pengembang lokal.adalah hal yang baik jika kita mampu mendorong semakin banyak pengembang baik asing maupun lokal untuk bermain di pasar properti Australia dan tentu saja kita harus welcome dengan kehadiran para pemain global tersebut, namun juga jangan dilupakan dukungan yang diberikan pemerintah terhadap perusahaan lokal.
Daripada terus mengkhawatirkan bahwa pasar sedang slowing down, yang pada kenyataannya pasar tidak mengalami perlambatan dan terus mengalami peningkatan bukan hanya pertumbuhan 2 digit, melainkan 1 digit, namun menurut saya ini adalah hal yang sehat.
" Karena menunjukan betapa pasar terus bertumbuh dari tahun ke tahun." pungkasnya. (Dji)