Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Senin, 17 November 2014

Green Building Ala Garden Palace Hotel Maksimalkan Minimnya Lahan Serta Olah Limbah Jadi Konsumtif


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pesatnya pertumbuhan kota Surabaya menjadi kota bisnis mengakibatkan semakin ketatnya persaingan untuk meraih kepuasan konsumen terutama di bidang perhotelan. 

Tak ayal, para pengusaha hotel pun berlomba-lomba memberi kepuasan dan kenyamanan para pelanggannya. Dengan menawarkan berbagai kemudahan dan iming-iming agar masyarakat segera mengakses apa yang diperlukan dengan cukup mudah bahkan segi keamanan pun sangat diutamakan demi kenyamanan para pelanggan.
 
Namun sayang, dengan banyaknya fasilitas dan kemudahan tersebut, malah membuat masyarakat semakin bingung untuk menentukan pilihannya. Masyarakat sendiri kebanyakan lebih memilih melepas kepenatan di luar daerah ketimbang memilih di kota besar. Hal ini dikarenakan adanya rasa kejenuhan akan aktifitas dan hiruk pikuknya peradaban kota serta tekanan polusi yang cukup membayakan.

Kecenderungan inilah menjadi sebuah peluang bagi beberapa dunia perhotelan yang ada di Surabaya untuk sedikit merubah dan menyulap sebagian lahannya menjadi sebuah tempat yang dirasa ‘mirip’ pedesaan. Meski tak semirip desa, namun hal ini menambah daya tarik tersendiri bagi pelanggan hotel. Mereka seolah dapat berfantasi bila berada di area hotel tersebut. Hotel Garden Palace merupakan salah satu dari beberapa hotel yang turut menyemangati untuk peduli terhadap lingkungan akan penghijauan.
Berada di pusat jantung kota Surabaya, yang padat akan himpitan gedung yang megah. Tak membuat Hotel yang berada tepat di depan kantor DPRD Surabaya tersebut berciut nyali menyulap sebagian kecil lahannya untuk ditanami berbagai macam tanaman. Tak tanggung-tanggung tanaman atau pohon yang membuat rindang area hotel Garden Palace tersebut merupakan tanaman atau pohon yang sangat produktif dan tentunya para pengunjung pun juga dapat menikmati dan merasakan . 

“ Banyak tanaman produktif yang sengaja kita tanam, dihalaman hotel, dimana selain untuk menciptakan kesan asri, kita juga bisa memanfaatkan hasil tanaman tersebut, seperti pohon mangga , pohon Nangka, pohon beringin, pohon Kelapa dan boleh dinikmati oleh tamu hotel ketika ada buahnya ,” Ujar Sakir Cheef Enggenering.
Pemakian lahan hijau yang minim oleh pengelola Hotel Garden Palce ini juga semata-mata memberikan kontribusi yang sangat besar dan dukungan terhadap kota Surabaya untuk tercapainya sebuah program bangunan hijau (Green Building) 
Tak hanya hutan kota maupun bangunan hijau (Green Building) namun tambah Sakir, Garden Palace hotel juga melakukan efisiensi terhadap berbagai pengeluaran yang tentunya juga ada kaitannya dengan problem pemerintah ksusunya dalam hal listri. Saat ini garden Palace Hotel lebih memilih penghematan daya listrik dengan mengganti berbagai penerangan yang dirasa pemakaiannya cukup memboroskan. “ Semua lampu pijar kita ganti dengan LED.” Akunya.
Tak hanya soal lampu, peralatan elektronik lainnya yang dirasa pemakaiannya dapat diminimalisir juga dilakukan penekanan. Contonya dengan menambahkan sebuah alat pada sentral listrik yang dipergunakan untuk penggunaan komputer maupun lap top dengan memasangkan saklar ke satu saluran. “ Kita tinggal matikan saklar maka semua lap top sudah mati.” Jelasnya.

Green Building yang diterapkan oleh Garden Palace hotel tidak hanya pada sebuah benda mati saja, namun juga dilakukan terhadap semua karyawan maupun tamu hotel. Bagi karyawan yang kiranya akan melakukan aktifitas menggunakan lif, alangkah baiknya mempergunakan tangga bila aktifitas itu cukup satu lantai. Hal ini selain meminimalisir penggunaan energi listrik, juga untuk memberi kebugaran dan kesehatan bagi karyawan.
Tamu hotel pun tak ketinggalan untuk diajak mengurangi beban pemerintah akan minimnya penghasil listrik yang tiap tahun semakin menurun serta mensukseskan program green building. Namun konsep ini tak bisa dipaksakan sebab, bila proram penghematan pemakaian laundry berjalan namun disisi lain memberikan kesengsaraan terhadap pelanggan. Maka salah satu jalan keluar yakni pilihan ada pada pelanggan.

” Yang kita jual formatnya. Listrik turuk tapi tamu turun.” Ungkap Sakir.
Kriteria bangunan hijau (Green Building) terdapat dua macam yaitu bangunan baru dan bangunan lama. Sehingga ada perbedaan dalam penerapannya.  Bangunan baru memiliki lima kriteria tersendiri yakni, pengelolaan bangunan masa konstruksi, pengelolaan lahan dan limbah, efisiensi energi, efisiensi air, serta kualitas udara dan kenyamanan termal. Untuk bangunan lama kriteria meliputi, pengelolaan bangunan masa operasional, konservasi dan efisensi energi, konservasi dan efisiensi air, serta kualitas udara dan kenyamanan termal. 
Garden Palace Hotel di jalan Yos Sudarso , yang masuk kriteria bangunan lama karena berdirinya sejak tahun 1983. Dengan memiliki 360 unit kamar, membuat pihak pengelola harus memutar otak untuk menambah keasrian di dalam hotel tersebut. Meski dilakukan bertahap akibat desain hotel yang yang sudah permanen yang dengan melengkapi green café dengan tanaman berwarna hijau meski, tanaman tersebut terbuat dari plastic.
Dengan kekuatan kamar yang jumlahnya ratusan itu, ternyata semakin menambah peluang pihak pengelolan untuk berimprovisasi. Energi panas yang ditimbulkan melalui Heat Chelernya, yang biasanya dibuang sia- sia kini bisa difungsikan untuk membuat air panas yang dapat dipakai sebagai air mandi. 

“ Biasanya alat pendingin ruangan mempunyai energi buang yang suhunya panas, untuk itu saya manfaatkan ke air yang dingin, biar berubah menjadi air panas, untuk mandi para tamu hotel . Heat Chelernya itu ibarat Knalpot sepeda montor, nah knalpotnya yang difungsikan untuk memanaskan air,” aku Sakir.
Tak berhenti disitu saja, pengelola Garden Place Hotel dalam mewujudkan Green Building, juga melakukan inovasi berupa Water Recovery dengan mengolah air limbah untuk keperluan laundry, kamar mandi serta kebutuhan menyirami tanaman. 

“ Sudah saya lab kan dan memangil anak ITS, untuk mengecek hasil pengelolaan limba kami, ternyata hasilnya memuaskan dan masuk kategori air jernih , dan bisa dikomsumsi untuk keperluan mandi tamu hotel, laundry dan kebutuhan air untuk tanaman,” Ujar Sakir. (arief)

0 komentar:

Posting Komentar