Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Selasa, 11 Februari 2014

Seminar Low Carbon Bahas Berbagai Kebijakan



KABARPROGRESIF.COM : Dampak perubahan iklim kini menjadi isu sentral di berbagai belahan dunia. Setiap kota dan negara berlomba-lomba mewujudkan tata pengelolaan yang rendah karbon. Hal itulah yang dibahas dalam Seminar of Low Carbon City Planning in Surabaya yang bertempat di Hotel Novotel, Senin (10/2).

Seminar tersebut mempertemukan para pakar dari Jepang dengan stakeholder dalam negeri maupun pemerintah. Masing-masing pembicara menyampaikan presentasinya tentang pengelolaan energi, manajemen transportasi, pengelolaan sampah padat dan pengelolaan air limbah. Di samping itu juga dilaksanakan diskusi panel dengan perusahaan terkemuka asal Jepang yang fokus di bidang pengelolaan lingkungan. Sedangkan pembicara dari Indonesia yang turut berpartisipasi Rizal Edwin Manangsang dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Dicky Edwin Hindarto dari Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI).

Adapun seminar ini merupakan implementasi dari kerjasama dengan Pemerintah Kota Kitakyushu yang bertujuan untuk berbagi temuan yang dihasilkan dari studi kelayakan mengenai tata kota rendah karbon di Surabaya. Nah, dari seminar ini diharapkan dapat dilakukan diskusi terkait pengambilan kebijakan, peraturan, program-program yang relevan, kelayakan, strategi implementasi termasuk berbagai hambatan yang dialami.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengakui, banyak hal positif yang bisa dipetik dari kerjasama dengan Pemerintah Kota Kitakyushu. Utamanya, soal pengelolaan lingkungan. Kerjasama green sister city yang lebih komprehensif diawali dengan penandatanganan MoU pada November 2012. Beberapa sektor yang mendapat perhatian serius dari MoU tersebut antara lain, energi, limbah padat, transportasi, dan sumber daya air. Beberapa diantaranya sudah membuahkan hasil dan dapat dirasakan masyarakat.

Risma -sapaan Tri Rismaharini- menyebut jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA) selalu menurun meski jumlah penduduk meningkat. Hal itu membuktikan metode pengelolaan sampah di Surabaya sangat efektif. “Dengan demikian, dampak perubahan iklim bisa diredam,” ujarnya saat membuka acara.

Menurut walikota, perubahan iklim kini harus diantisipasi sedini mungkin. Jika tidak, bencana demi bencana akan terjadi. “Bahkan bukan tidak mungkin bencana yang terus menerus terjadi dapat mengancam ketahanan pangan dunia. Untuk itu, kita perlu membahas segera dan mencari solusinya,” terang mantan Kepala Bappeko Surabaya ini. (*/arf)

0 komentar:

Posting Komentar