Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Minggu, 07 Februari 2021

Dewan Bogor Usul Hambalang Jadi RS Covid-19


KABARPROGRESIF.COM: (Jakarta) Masih ingat Wisma Atlet Hambalang?

Diminta untuk digunakan sebagai untuk perawatan pasien Covid-19.

Hal ini untuk disebabkan kasus pasien Covid-19 terus meningkat.

RSD Wisma Atlet Kemayoran penuh, maka Wisma Atlet Hambalang, Kabupaten Bogor bisa digunakan.

Hal itu disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sebut Rudy Susmanto.

Masyarakat Indonesia yang terpapar Covid-19 kian meningkat.

Dikutip dari covid19.go.id, hingga Selasa (2/2/2021), total sudah ada 1.099.687 kasus Covid-19 di Indonesia.

Kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Apalagi banyak yang terpapar Covid-19 walaupun sudah disuntik vaksin Covid-19.

Tentunya hal ini menjadi peringatan bagi masyarakat Indonesia di wilayah Jabodetabek.

Peringatan akan kekhawayiran penuhnya ruang perawatan di rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19.

Melihat kondisi tersebut membuat hati nurani Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, terusik.

Rudy pun mengusulkan penggunaan Wisma Atlet Hambalang digunakan sebagai perawatan pasien Covid-19.

"Kita sama-sama tahu pembangunan wisma atlet tersebut tidak berjalan mulus tetapi ada beberapa bangunan yang sudah siap pakai dan siap huni," kata Rudy Susmanto kepada Warta Kota di Nusantara Polo Club, Cibinong, Kabupaten Bogor, kemarin.

"Tentunya kami ingin segala anggaran uang rakyat yang sudah dikeluarkan, mudah-mudahan masih bisa bermanfaat," tambahnya.

Menurut Rudy, alasanya diusulkan Wisma Atlet Hambalang? Pertama, wisma atlet tersebut tidak terlalu dekat dengan permukiman masyarakat.

Kedua, udaranya masih sangat segar. Ketiga, bicara jangka panjang, dari segi investasi atau anggaran yang sudah dikeluarkan, ini pun tidak mubazir, tidak sekali pakai.

Selain itu, di bawah Wisma Hambalang, ada IPSC (Indonesia Peace and Security Center) di mana pasukan perdamaian yang akan dikirimkan ke beberapa negara dipusatkan di tempat tersebut.

Kemudian ada Universitas Pertahanan (Unhan) yang saat ini memiliki Fakultas Kedokteran.

"Dan untuk jangka panjang, pada saat mau dipermanenkan menjadi rumah sakit militer, bisa menampung sumber daya manusia terbaik, anak-anak bangsa terbaik lulusan dari Unhan," kata Rudy.

"Jadi kami melihatnya jangka panjang, uang rakyat yang bersumber dari APBN tidak hanya meninggalkan kisah pilu atau sedih tetapi ada manfaat buat rakyat," paparnya

Rudy menyatakan bahwa melihat hukum tertinggi adalah demi keselamatan rakyat, maka daripada Wisma Atlet Hambalang tidak digunakan sama sekali, minimal ada manfaatnya untuk rakyat, bangsa dan negara.

"Saya melihat ada beberapa bangunan yang belum jadi, tetapi ada beberapa bangunan yang sudah siap dan masih dijaga. Kurang lebih ada dua tower besar yang sudah selesai dibangun," tuturnya.

Apakah usul ini terdorong karena bapak pernah terpapar Covid-19 dan merasakan dampak virus ini?

Rudy menyatakan bahwa pada bulan September 2020,

ia terkonfirmasi positif Covid-19, tetapi ia memang mengikuti perkembangan Covid-19 di Kabupaten Bogor.

Memang skala kecil dibandingkan seluruh bangsa, tetapi ia lihat kondisi hari ini hampir semua rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta, untuk isolasi Covid-19 hampir penuh.

Tak hanya ruang isolasi, hampir semua ruang ICU juga penuh, bahkan waiting list.

Tentunya hari ini pihaknya tidak hanya fokus menyampaikan okupansi ruang isolasi untuk pasien Covid-19 sudah lebih dari standar WHO, sudah lebih dari standar Kemenkes diangka 60 persen.

Padahal yang dibutuhkan hari ini bukan hanya ruang isolasi, tetapi juga ruang ICU.

Pasien-pasien dengan gejala ringan atau OTG tentu tidak membutuhkan ruang ICU.

Ruangan itu dibutuhkan pasien-pasien dengan gejala sedang atau berat.

Rudy menjelaskan, DPRD Kabupaten Bogor sudah mengadakan beberapa kali rapat, terakhir pihaknya menggelar rapat gabungan dengan seluruh komisi.

Dalam rapat itu diundang tim percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, juga beberapa direktur rumah sakit, termasuk direktur RSAU Dr M Hassan Toto.

Setelah itu pihaknya bersurat resmi dengan Pemerintah Kabupaten Bogor, karena mekanismenya seperti itu.

"Karena kami punya patriot yang sama, kami cinta bangsa ini, maka sumber-sumber kemitraan yang positif, saran, dan masukan dari masyarakat yang positif, harus kami suarakan sebab kalau bicara APBD dari Kabupaten Bogor pasti, tak akan sanggup," tuturnya.

0 komentar:

Posting Komentar