Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Selasa, 01 Maret 2022

Program Kader Surabaya Hebat Picu Sejumlah Kader Kesehatan Berniat Mundur


KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kebijakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya yang menggabungkan kader kesehatan, menjadi Kader Surabaya Hebat, mendapat tentangan dari para kader di Kupang Gunung Jaya.

Susiati kader kesehatan RT 06 RW 07 Kupang Jaya mengatakan, dulu insentifnya masih Rp28 ribu setiap minggu, para kader merasa sudah sejahtera dan nyaman, serta ikhlas menjalankan tugas. 

Namun kini ada kabar kenaikkan insentif menjadi Rp400 ribu tiap bulan malah kerjanya semakin tertekan.

"Sekarang dijanjikan insentif naik menjadiRp 400 ribu, tapi kerjanya seperti dipecuti. Banyak link-link (aplikasi) yang harus di kerjakan yang bikin bingung. Banyak kader yang belum paham," kata Susiati, Selasa (1/3).

Susiati menambahkan, belum lagi adanya peraturan bahwa tiap RT dengan jumlah penduduk 200 Kepala Keluarga (KK) kebawah, hanya di isi oleh 3 kader.  

"Bisa ta seperti itu kita melakukannya. Opo ga botak kepala. Kalau kebijakan ini diteruskan monggo (silahkan), tapi saya tak mundur alon-alon saja," tegasnya.

Sementara itu Anis Arianti, kader kesehatan RT 01 RW 06 juga merasa dengan pemangkasan kader di tiap RT.

"Ditempat saya kader ada 9 orang.  Informasi yang kita dapat, kalau warga kurang dari 200 KK kadernya 2. Nah misalnya kalau ada kegiatan posyandu yang serentak itu kan satu hari harus sudah selesai. Apakah ini bisa kalau layanan posyandu hanya 2 kader. Dengan jumlah balita 20 sampai 50," terangnya.

Anis mengaku senang ketika mendapat kabar ada penambahan insentif. 

"Tapi kan juga harus dilihat kemampuan kita. Kebanyakan. kader inikan ibu-ibu. Ketika kita selesai menjalankan fungsi sebagai ibu rumah tangga baru kemudian menjalankan tugas posyandu. Sampai jam berapa selesainya kalau seperti ini," tandasnya.

Anis menceritakan, kalau sudah lama dirinya menjadi kader kesehatan, menggantikan ibunya. 

"Ukuran kita bukan insentif tapi pengabdian. Kita iklas meski diberi insentif 28 ribu. Maksud kami kalau insentif dinaikkan ya kondisinya seperti dulu. Mantik ya jobnya mantik, Posyandu ya posyandu. Meski tidak dinaikkan ga papa. tapi jobnya sendiri-sendiri," ucapnya.

Sedangkan Rahmawati kader kesehatan RT 05 RW 07, mengaku prihatin dengan adanya pemangkasan jumlah kader.

"Kita kemarin senang karena honor dinaikkan, kenapa terus ada pemangkasa. Kita kerjanya susah door to door. Ada teman kita yang karena ada kenaikkan insentif itu kemudian kredit HP sebagai penunjang kegiatan. Tapi sekarang malah dipangkas," pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar