KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Program pemerintah kota (Pemkot) Surabaya dalam hal mengurangi tumpukan sampah di Surabaya melalui program 3 R (reduce, reuse dan recycle) ternyata mendapat kritikan maupun apresiasi dari beberapa anggota DPRD kota Surabaya.
Reni Astuti anggota Komisi D Surabaya, yang merasa kontra dengan program 3 R. Menurutnya bila program tersebut sudah di gaung-gaungkan tapi nyatanya tidak terbukti, ini terbukti dari banyaknya sampah yang tiap hari semakin banyak memasuki kawasan TPA di benowo.
" Coba cek apa sampah yang masuk TPA tiap hari/bulannya apa berkurang. Logikanya kalau 3R sukses, sampah yg ke TPA berkurang," terang Reni, Selasa (28/2).
Bahkan untuk meyakinkan bila pendapatnya sesuai fakta, Reni juga mempersilahkan para wartawan mengecek data diluar komisi yang ia bidangi.
"Cek dulu datanya turun atau naik volume sampah yang masuk ke TPA, silakan tanya ke Komisi C datanya gimana, aku komisi D kurang pas kalau komentar,"pungkasnya.
Berbeda dengan Vicensius Awey. Menurut anggota Komisi C DPRD Surabaya menjelaskan, Idealnya sebuah pemerintahan kota tentu akan terus melakukan pengelolaan sistem 3 R tersebuthal itu dilakukan supaya untuk menekan jumlah peningkatan sampah di kota.
Pengelolaan sampah 3R lanjut Awey harus berbasis masyarakat pengguna, seperti halnya pemukiman, kawasan Industri, perdagangan. Hal tersebut lebih ditekankan kepada pengurangan sampah yang lebih arif dan ramah lingkungan. Metode tersebut menekankan kepada tingkat perilaku konsumtif dari masyarakat serta kedasaran terhadap kerusakan lingkungan akibat bahan tidak terpakai lagi yang berbentuk sampah.
"Pengurangan sampah dengan metode 3R berbasis masyarakat lebih menekankan kepada cara pengurangan sampah yang dibuang oleh individu, rumah, kawasan. Dari pendekatan tersebut, maka di dalam pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan secara sinergi dan berkesinambungan, yaitu. Proses pengelolaan sampah sejak dikeluarkan oleh masyarakat. Proses pemahaman masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan metoda 3R. Proses pendampingan kepada masyarakat pelaku 3R."paparnya.
Untuk itu Awey berharap agar pemkot harus bekerja lebih keras dan cerdas lagi untuk mengurangi peningkatan jumlah sampah,
"Masih kita temukan ada banyak perhotelan atau Rumah Makan, yang mana sampah yang ada tidak menerapkan sistem pengelolaan tempat pembuangan sementara (TPS), sebelum seluruh sampah tersebut diangkut menuju TPA. Begitupun juga, ada bayak pemukiman yang belum menerapkan pengelolaan sampah secara TPS terlebih dahulu sebelum menuju TPA,"tegasnya. (arf)