Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Senin, 30 Desember 2013

Gorong-gorong 'Makan' Balita


KABARPROGRESIF.COM : Petugas kebersihan gorong-gorong yang dimiliki Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Pemkot Surabaya patut disalahkan dalam hal kematian balita TK, Febriyanto Yudhoyono (5).

Sebab, balita asal Tambak Wedi, Surabaya, ini ditemukan tewas dalam gorong-gorong kawasan Kedung Cowek, ruas Suramadu menuju arah Surabaya, dengan kondisi membusuk, Senin (30/12/2013).

Kisah pilu ini berawal tiga hari lalu. Saat itu, Febriyanto Yudhoyono ikut bersama neneknya, Dwi Astuti (65) yang ingin ke pasar.

Kondisi hari itu hujan, sementara nenek Dwi berjalan sambil menggendong adik Febriyanto. Febriyanto saat itu hanya berjalan sendiri di belakang neneknya.

Karena hujan, Febriyanto yang berjalan sendiri, berniat digandeng Dwi. Namun saat itu Dwi kehilangan Febriyanto. Dwi berpikir, jika Febriyanto sudah pulang sendiri ke rumahnya. Dwi pun melanjutkan niatnya ke pasar.

Setelah itu, sampai di rumah, Dwi lalu mencari Febriyanto di rumahnya namun tak ketemu. Sementara orang-orang di rumah hanya tahu jika Febriyanto ikut nenek Dwi ke pasar.

Sejak itulah diketahui Febriyanto hilang dan dilaporkan ke Polsek Kenjeran, Polres KP3 Tanjung Perak.
Selang tiga hari, mayat Febriyanto ditemukan dalam gorong-gorong yang pintu bak kontrolnya terbuka, oleh petugas kebersihan gorong-gorong. Penemuan itu pun gempar.

Menurut pengakuan Rokib, seorang tukang becak yang biasa mangkal di lokasi, sejak tiga hari lalu, pintu bak kontrol itu dibuka oleh petugas kebersihan gorong-gorong.

Biasanya, setelah dibersihkan, pintu bak kontrol itu selalu ditutup lagi. Namun saat itu, tidak ditutup dan apes menimpa Febriyanto.

Sementara menurut Kanit Reskrim Polsek Kenjeran AKP M Yudho, pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.Yang jelas, polisi akan melakukan pemanggilan terhadap petugas kebersihan gorong-gorong yang dianggap bertanggungjawab atas hal tersebut, guna mengusut penyebab kematian Febriyanto.“Kabarnya, pintu bak kontrol harus dibuka karena di kawasan itu sering terjadi penyumbatan. Karena intensitas hujan tinggi, maka pintu bak kontrol itu terus dibuka agar tak terjadi penyumbatan. Saat hujan, air yang tergenang membuat lubang gorong-gorong itu tak terlihat karena tertutup air. Namun hal itu berbuah bencana,” tegas AKP M Yudho.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Surabaya Erna Purnawati dikonfirmasi enggan disalahkan. Ia menegaskan jika gorong-gorong di kawasan itu milik Badan Pengelola Wilayah Suramadu. (*/Iko)

0 komentar:

Posting Komentar