Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Kamis, 19 Desember 2013

Diduga Bekingi Sejumlah Kasus Dinas dan Proyek, Kasipenkum Kejati Jatim Dimutasi Ke Semarang

KABARPROGRESIF.COM : Pindahnya Kasipenkum Kejati Jatim, Mulyono ke Kejati Semarang diduga  bukan lantaran prestasi yang dijalaninya, melainkan diduga  sejumlah informasi buruk yang  telah masuk ke Kejagung RI terkait prilaku Mulyono yang diduga menjadi beking sejumlah kantor Dinas Propinsi Jatim dan sejumlah proyek di Jatim.

Menurut sumber internal Kejati Jatim, Mulyono sangat dikenal oleh petinggi dinas dinas di Propinsi Jatim, bahkan karena begitu dekatnya, Mulyono sering mengambil 'Japren atau Jatah preman' ke sejumlah kantor dinas,"habis semua kantor dinas di datanginya, sampai sampai kami di intel ini tidak bisa bergerak,"kata Jaksa yang bertugas di bagian intel Kejati Jatim.

Selain  'ngamen' ke sejumlah kantor kantor  dinas,   Mulyono juga menjadi beking sejumlah proyek dijatim, salah satunya proyek box culvert Tambak Sari yang ditangani Intel Kejari Surabaya.

Saat itu, Intel Kejari Surabaya memanggil Kepala Bidang (Kabid) Pematusan PU Bina Marga Pemkot Surabaya, Samsul Cahyadi untuk melakukan klarifikasi terkait tidak dilakukannya  rabat beton dan pemasangan terucuk bambu pada proyek box culvert di jalan Pacar Kembang Tambak Sari Surabaya. Namun, bukan Samsul Cahyadi  yang datang memenuhi panggilan intel, melainkan Mulyono yang menghubungi Sri Koentjoro Kasintel Kejari Surabaya.

Mulyono meminta ke Koentjoro, agar penyelidikan kasus box culvert ini dihentikan, sontak permintaan Mulyono mendapat tanggapan keras dari Koentjoro hingga terjadi adu kusir dan adu power.

Selain itu,  Mulyono juga diduga menjadi beking di Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jatim. Tahun 2011, Penyidik intel Kejati sedang mendalami dugaan korupsi di Kantor Metreologi Malang terkait, perijinan timbangan PT Holcim Tongas Probolinggo.  Namun ketika akan di lakukan penyidikan, tiba tiba sprindiknya hilang, sehingga kasus inipun raib begitu saja.

Mulyono diduga telah memasang seseorang di bagian intel untuk melenyapkan sprindik itu."Setau saya sprindik penyidikannya sudah turun, tapi ada yang mengambilnya,"kata sumber yang bertugas dibagian intel, senin (16/12/2013). (Komang)

0 komentar:

Posting Komentar