Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Kamis, 22 Desember 2016

Mahasiswa Ubaya Ciptakan Karya Budaya Majapahit Bertajuk Uri-Uri



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Mahasiswa Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya menciptakan karya bertajuk Nusantara Lama. Karya tersebut memiliki tema besar “Uri-Uri” yakni mengeksplorasi sebuah budaya masa lampau dan karya diadaptasi menjadi karya terbaru. Karya yang telah dibuat beraneka ragam, mulai Tas, Perhiasan, Mural, dan Kerajinan Tangan lainnya yang mengambil inspirasi dari benda-benda peninggalan kerajaan Majapahit, khususnya di Trowulan.

Bertempat di Seminar Room Gedung International lantai 2 di Kampus Universitas Surabaya, karya - karya dari tangan - tangan terampil akan dipublikasikan oleh mahasiswa yang tergabung dalam mata kuliah ragam hias. Dan sebelumnya telah melakukan survey ke tempat candi yaitu Candi Brahu, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu dan Candi Wringin Lawang. Observasi dilakukan pada bulan September supaya mahasiswa dapat mengenal, mengamati, menelaah dan kemudian dapat diterjemahkan ke dalam karya baru sesuai dengan kreatifitas masing-masing.

Menurut Ivan Hendrika salah mahasiswa pembuat video Mapping mengatakan, tujuan dibuatnya karya Uri-Uri ini adalah untuk memperkenalkan budaya masa lampau dan juga melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Tidak hanya membuat karya, mahasiswa juga harus mengetahui makna dan filosofi dari setiap peninggalan tersebut. Dipilihnya candi sebagai inspirasi adalah selain karena jarak yang dekat, Trowulan identik dengan Majapahit, Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di nusantara. Peninggalan kerajaan Majapahit dilihat memiliki potensi untuk di jadikan referensi dalam berkarya.

“Saya dan teman saya terinspirasi dari siluet bentuk candi dan dari cerita tentang sejarah Candi Tikus, sehingga karya ini merupakan cerita sebelum candi dibangun, setelah candi dibangun dan juga kegunaan dari candi Tikus ,” katanya.

Ditempat yang sama Prayogo Widyastoto Waluyo.menambahkan, Tiap karya dikerjakan oleh dua orang secara berkelompok, sebelumnya mahasiswa diminta untuk membuat desain alternatif sebanyak 10 yang kemudian 1 karya dipilih untuk di realisaikan. Mata kuliahnya.

“Setelah melakukan observasi bersama, mahasiswa bebas membuat karya apa saja sesuai kreatifitas mereka, asalkan tidak melunturkan filosofi yang ada pada objek observasi tersebut,” pungkasnya (Dji)

0 komentar:

Posting Komentar