Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Rabu, 10 Oktober 2018

Tim Kesehatan TNI AL Temukan Desa Dengan Pasien 540 Orang Yang Sakit


KABARPROGRESIF.COM : (Donggala) TNI Angkatan Laut menurunkan Tim Kesehatan untuk membantu korban gempa dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu(10/10/2018).

Kali ini Tim kesehatan TNI AL menemukan  sebuah desa  dengan jumlah pasien yang cukup banyak 540 orang  di Desa Labean Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala.  Desa  terpencil ini  juga terkena dampak dari bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda provinsi Sulteng yang terjadi pada hari jum’at (28/09/2018) yang lalu.

Tim medis TNI AL langsung melaksanakan Pelayanan kesehatan di rumah Sekertaris desa Labean untuk membanru  pasien 540 Orang. Adapun rincian pengobatan terdiridari  poli umum dengan komposisi prevalensi penyakit batuk pilek 326 orang, Diare 110 orang dan Hypertensi serta penyakit lain 108 orang. Diantara pasien tersebut, 114 pasien merupakan anak-anak usia balita hingga sekolah. 

Selain membuka pelayanan kesehatan, Tim Kesehatan TNI AL juga menyalurkan logistik bantuan dari KAL Birang I.6-61 kepada masyarakat korban gempa dan tsunami.

“Tim kesehatan TNI AL di desa Labean Kecamatan Balesang-Donggal mendapatkan pasien 540 orang dari jumlah penduduk sebanyak 3.676 (815 KK) dan mendapatkan pelayanan kesehatan di poli umum dengan penyakit yang beragam dan masyarakat ini mayoritas mata pencahariannya adalah petani dan nelayan yang masih trauma akibat bencana alam gempa dan tsunami”, ujar komandan lapangan Tim Kesehatan TNI AL Drg Ketut Triwanto ,  Sp.Ort   yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit  Laboratorium Gigi (Karumkit Ladokgi)  TNI AL Yos Sudarso Makassar.

Sedangkan untuk persentase kerusakan material akibat gempa mencapai  623  rumah, bangunan Mesjid  4 unit, Musshola 2 unit, bangunan sekolah  7 unit (TK,SD,SMP,SMA) serta 1 dermaga perikanan. “Sampai saat ini, kehidupan disana masih belum berjalan normal karena masyarakat di sana masih trauma akibat bencana gempa dan tsunami yang terjadi di desa mereka”, tambah Drg Ketut Triwanto , Sp.Ort. (arf)

0 komentar:

Posting Komentar