Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Rabu, 23 Desember 2015

Lomba Rias Pengantin Diwarnai Aksi Gendong Pasangan dan Cium Kening

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Gedung Convention Hall Jl Arif Rahman Hakim biasa disewa sebagai tempat resepsi pernikahan. Namun, apa jadinya jika dalam gedung milik Pemkot itu ada 100 pasangan pengantin dalam waktu yang bersamaan?. Berikut kemeriahan lomba rias pengantin dan fasion show yang digagas Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya.

Satu per satu pasangan mempelai pengantin berlenggak-lenggok mengikuti jalur yang telah ditentukan. Sekilas, tidak ada yang aneh dari acara tersebut. Namun, jika diperhatikan lebih seksama, rata-rata usia mereka berkisar 30 sampai 40 tahunan. Ternyata 100 pasangan pengantin itu bukan model belaka. Melainkan, para peserta nikah massal yang diselenggarakan Dinsos pada 13 November lalu. “Jadi mereka ini pasangan suami-istri asli, bukan model peraga,” terang Kadinsos Surabaya Supomo, Selasa (22/12).

Penampilan peserta nikah massal tersebut tidak kalah dengan model profesional. Demi mencuri perhatian dewan juri, beberapa peserta melakukan aksi nyeleneh. Ada yang berjalan sembari menggendong pasangannya. Ada pula yang menambahkan aksi cium kening di tengah panggung. Kontan, aksi-aksi unik itu dijadikan bahan gojlokan seniman Suro yang saat itu bertindak sebagai MC. “Ya, bisa diulang lagi ciumannya pak. Yak, lagi….lagi….lagi. Kamera belum dapat. Diulang lagi….. biar juri tahu,” seloroh Suro yang kemudian disambut tawa seisi ruangan.

Staf Dinsos yang juga sebagai pelaksana kegiatan, Aziz Muslim, menuturkan, program nikah massal sudah dilaksanakan rutin sejak 2013. Sedangkan, lomba rias pengantin baru pertama diselenggarakan tahun ini. Pada penyelenggaraan pertama ini, lomba tersebut diikuti oleh 100 perias. Selain itu, juga ada lomba fasion show bagi para pasangan pengantinnya. Untuk fasion show, dia menambahkan, yang dinilai adalah cara berjalan dan bagaimana para pengantin membawakan kostum dan riasannya.

“Nikah massal November lalu memang diikuti oleh 151 pasangan. Tapi, untuk lomba rias dan fasion show ini kuotanya hanya untuk 100 pasangan. Oleh karenanya, kami menerapkan sortir yakni lomba bisa diikuti oleh pasangan usia di bawah 40 tahun,” ujar Aziz.

Lebih lanjut, dia mengatakan, tujuan lomba rias dan fasion show pengantin ini adalah untuk memberikan momen spesial bagi peserta nikah massal. Di sisi lain, kegiatan ini juga diharapkan mampu menumbuhkan perias-perias Surabaya yang handal.

Terkait syarat mengikuti program nikah massal, Aziz memerinci, pertama adalah warga Surabaya. Sudah menikah secara siri dan punya anak. Berstatus warga kurang mampu serta tidak boleh poligami/poliandri. Ditambah, melengkapi berkas administrasi seperti KTP dan kartu keluarga (KK).

  Sementara, Pj Walikota Surabaya Nurwiyatno dalam sambutannya, mengatakan peserta nikah massal sudah memiliki dokumen yang sah di mata negara berupa akta nikah. Dokumen tersebut, menurut Nurwiyatno, sangat penting sebagai syarat mengurus akta kelahiran anak. Hal itu dipandang penting, lantaran akta kelahiran merupakan prasyarat pengurusan beberapa dokumen untuk berbagai keperluan. Misalnya, surat ahli waris atau pun saat mengurus paspor. Oleh karenanya, Nurwiyatno berpesan kepada seluruh peserta nikah massal agar segera mengurus akta kelahiran bagi anak mereka. (arf)

0 komentar:

Posting Komentar