Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Sabtu, 25 Juli 2015

Masyarakat Perlu Waspada Hadapi Fenomena Mudik Lebaran

Oleh :
Ronny  Tri P. Nugroho, SIK, Pasis Spesimen Polri Dokter ke-55 /2015

Datangnya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri merupakan momen yang sangat dinantikan oleh seluruh umat Islam, tidak hanya sebagai bagian dari kewajiban beribadah puasa namun ada saat dimana seluruh masyarakat yang tengah berada dalam perantauan baik di dalam maupun di luar negeri untuk berupaya datang dan kembali berkumpul dengan keluarga di kampung halaman.

Beberapa alasan kenapa hingga kini masyarakat Indonesia masih melestarikan budaya mudik. Diantaranya adalah, mudik merupakan salah satu jalan mencari keberkahan dengan memerpanjang silaturahim kepada orang tua, kerabat, dan tetangga hingga teman-teman masa sekolah. Mudik dijadikan sebagai pengingat asal usul daerah bagi mereka yang merantau. Sebagai sarana berbagi pengalaman dan pengetahuan bagi keluarga untuk dapat mengetahui bagaimana situasi dan perkembangan daerah perantauan. Mudik adalah terapi psikologis memanfaatkan libur lebaran untuk berwisata setelah setahun sibuk dalam rutinitas pekerjaan, sehingga saat kembali bertugas dan bekerja diharapkan dapat memiliki semangat  dan motivasi yang tinggi.

Akan tetapi dalam kenyataannya mudik tidak hanya mengisahkan sisi melankolis kebahagiaan semata, disisi lain banyak kisah haru dan menyakitkan bagi sebagian masyarakat yang tadinya membayangkan mendapatkan momen bahagia, namun sebaliknya bahkan mendapatkan hal yang tidak menyenangkan. Berbagai peristiwa yang menyertai aktifitas mudik seringkali terjadi dan berulang disetiap tahunnya. Nilai kebahagiaan yang diharapkan, sirna dalam sekejap oleh berbagai hal yang tidak terduga. Fenomena kembalinya masyarakat dari perantauan dalam kegiatan mudik seringkali dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melancarkan berbagai kejahatan.

Pesatnya aktifitas transaksi dengan menggunakan uang tunai pada masa bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri membuat sebagian orang memanfaatkan peluang dengan melakukan tindak pidana pemalsuan uang. Pencetakan dan peredaran uang menjelang hari raya semakin meningkat karena frekuensi perputaran uang yang begitu besar adakalanya tidak diikuti dengan kepekaan terhadap uang yang digunakan. Hal ini karena pada umumnya masyarakat belum begitu paham dalam membedakan dan mengidentifkasi mana uang asli dan mana uang palsu, sehingga banyak masyarakat akhirnya mendapatkan kerugian yang tidak sedikit akibat peredaran uang palsu tersebut.

Peningkatan tindakan kriminalitas saat ramadhan dan Hari Raya pun kian tajam, dengan dalih ingin menambah uang untuk berlebaran / berhari raya, para pelaku kriminal melakukan tindakan kejahatan, seperti penodongan, perampasan, hingga perampokan. Bandara, pelabuhan, terminal dan stasiun serta rest area menjadi tempat yang seringkali didapati tindakan kriminal.

Keberangkatan dan kepulangan  pemudik menjadi sasaran tindak kejahatan, TKI/TKW dan para pemudik yang umumnya kaum wanita yang baru datang dari luar negeri untuk berkumpul dengan keluarga menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan dengan melakukan berbagai cara untuk mengelabui, dari mulai melakukan hipnotis, pembiusan di kendaraan, hingga ancaman dan tindakan kekerasan. Bayangan untuk berkumpul dengan keluarga para pemudik menjadi sirna dengan raibnya harta benda yang telah dikumpulkan untuk dinikmati seluruh keluarga, tidak jarang bahkan pemudik harus berakhir di rumah sakit ataupun meninggal dunia akibat tindak kejahatan tersebut.

Kosongnya rumah yang ditinggalkan pun menjadi salah satu potensi yang selalu dimanfaatkan para pelaku tindak kriminal. Perampokan rumah kosong menjadi kegiatan yang meningkat di setiap momen mudik hari raya. Kelalaian dalam melakukan pengamanan sebelum keberangkatan menjadi pemicu terjadinya perampokan, walaupun masih banyak rumah-rumah yang diberikan pengamanan tetap saja ditimpa perampokan.

Koordinasi yang masih belum optimal antara pemudik dan aparat keamanan setempat serta RT/RW dalam pengelolaan pengamanan rumah-rumah yang ditinggal mudik menjadi bagian yang harus diperhatikan. Perlunya izin dan memberi tahu ketika rumah ditinggalkan merupakan salah satu cara untuk menghindarkan dari perampokan rumah kosong.

Dan potensi lainnya adalah terjadinya kebakaran terhadap rumah-rumah yang ditinggalkan. Perhatian terhadap benda-benda yang dapat memicu kebakaran selayaknya menjadi catatan penting, seperti pemeriksaan kompor, kelistrikan dan kelalaian meninggalkan setrika yang masih terkontak merupakan kebiasaan yang seringkali masyarakat lupakan karena kesibukan dan kegembiraan akan melakukan mudik ke kampung halaman.

Fenomena mudik tidak terlepas dari proses perjalanan menuju daerah tujuan. Volume kendaraan yang meningkat dan pergerakan manusia yang juga mengalami peningkatan menjadi potensi kerawanan terhadap kecelakaan lalu lintas. Pemakaian kendaraan pribadi yang tidak laik jalan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Penggunaan kendaraan yang tidak sesuai peruntukannya serta over capacity pun semakin membuka lebar potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penggunaan kendaran bermotor dengan mengangkut barang dan orang secara berlebihan, penggunaan mobil-mobil bak terbuka yang dimodifikasi ditambah dengan pemahaman dan pengalaman pengemudi dalam melakukan perjalanan jauh, serta pengetahuan akan medan yang dilalui semakin memperburuk kondisi keselamatan berlalu lintas. Walaupun tidak dipungkiri bahwa kurangnya fasilitas rambu lalu lintas dan kelayakan infrastruktur jalan dan kondisi alam pun menjadi salah satu diantara potensi kecelakaan lalu lintas.

Kegembiraan setelah berkumpul dengan keluarga selalu dinikmati dengan bertamasya ke daerah-daerah yang menjadi objek wisata dan selalu penuh dengan orang-orang yang berpandangan sama untuk menikmati liburan dengan keluarga untuk bergembira dengan mengunjungi pantai, wahana permainan, air terjun dan tempat-tempat wisata lainnya. Peningkatan kunjungan wisatawan lokal di momen liburan hari raya tidak disertai dengan peningkatan sistem pengamanan secara signifikan. Masih banyaknya peristiwa tenggelamnya pengunjung disaat bermain di pantai, kecelakaan dan hilangnya anak-anak di wahana permainan maupun di mall-mall, serta yang terakhir adalah terjadinya longsor di air terjun. Merupakan fenomena yang selalu diwaspadai dikala kita menikmati liburan dan berkunjung dengan sanak famili ke tempat-tempat hiburan tersebut.

Yang terakhir adalah peningkatan kewaspadaan pada saat arus balik, dimana para pemudik harus tetap memperhatikan keselamatan seperti layaknya ketika keberangkatan. Kondisi kendaraan, kesehatan dan tingkat kebugaran yang prima dalam melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraaan pribadi harus menjadi perhatian lebih. Dan yang menggunakan kendaraan dan faslilitas umum tingkat kewaspadaan terhadap keselamatan diri dan harta benda menjadi bagian penting yang harus menjadi perhatian selama perjalanan.

Fenomena dan gejala-gejala yang terjadi yang telah penulis gambarkan di atas, merupakan fenomena kasat mata dan peristiwa yang selalu terjadi di momen Ramadhan dan idul fitri terutama disaat musim mudik yang dilakukan masyarakat. Kejadian-kejadian tersebut, seperti berulang dan selalu berakhir dengan adanya korban, baik harta maupun korban jiwa. Namun masyarakat sepertinya kurang memiliki kepekaan dan kewaspadaan terhadap fenomena di atas, sehingga diperlukan adanya media edukasi dan sosialisasi terhadap seluruh potensi kerawanan yang terjadi di tengah perjalanan mudik tersebut. Koordinasi instansi terkait dan kepolisian serta masyarakat sangat penting untuk terus ditingkatkan untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan selama melakukan perjalanan hingga ke tempat tujuan.

Dan bagi para pemudik, diperlukannya kecerdasan dalam menangkap fenomena yang terjadi setiap tahunnya agar dapat mewaspadai dan mengantisipasi seluruh potensi kerawanan dan mampu melakukan persiapan yang matang dalam melaksanakan perjalanan mudik tersebut, sehingga dapat berjalan lancar selamat sampai tujuan dan kembali ke perantauan dengan aman. (*)

1 komentar:

  1. Salam kenal dari dealerdatsunkediri.com Dealer resmi Datsun di Kediri, Blitar dan Tulungagung.

    Semoga yang punya blog ini bisa beli mobil datsun di Datsun Kediri

    BalasHapus