Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Sabtu, 09 November 2013

Risma Pengecut, Didemo Wartawan Pilih Ngumpet

KABARPROGRESIF.COM : Kesal dengan kelakuan Risma yang sok arogan dan tak beretika terhadap wartawan ternyata berbuntut panjang. Ratusan jurnalis dari berbagai media di Surabaya melakukan aksi demonstrasi menuntut Tri Rismaharini meminta maaf (18/10).

Unjuk rasa ini dilakukan setelah walikota yang akrab disapa Risma ini melabrak wartawan Jawa Pos Ilham Wancoko terkait tulisan mobil dinas Ketua DPRD Surabaya, (16/10) lalu. Sikap arogan tersebut diang-gap berlebihan dan tidak menghargai profesi jurnalis karena dilakukan di depan pejabat sebelum sidang paripurna DPRD Surabaya.

Dalam aksinya, wartawan berkumpul dari Gedung DPRD Surabaya menuju Balaikota Pemkot Surabaya dengan membawa poster yang bertuliskan tuntutan agar walikota minta maaf. “Kami meminta walikota Surabaya Tri Rismaharini meminta maaf dihadapan seluruh jurnalis karena bertindak arogan. Ini pelecehan terhadap profesi jurnalis,” ungkap orator demonstran S. Wanto.

Abidin, jurnalis dari harian Surabaya Pagi, dalam orasinya mengatakan, sikap walikota yang menghardik wartawan di tempat umum atas pemberitaan yang di-muat itu adalah tindakan pelecehan. Pasalnya, menurut Abidin, ada tahapan yang bisa dilakukan narasumber ketika ingin merespon pemberitaan suatu media."Kami kecewa, seharusnya sebagai kepala daerah Ibu Risma memberikan contoh yang benar kepada masyarakat. Jika keberatan dengan suatu berita, harusnya Bu Risma menempuh langkah sesuai dengan kode etik jurnalistik dan UU Nomor 40/1999 tentang Pers," katanya. Namun sayang, usaha wartawan untuk menemui walikota Surabaya ternyata tidak bisa dilakukan dengan alasan sedang menemui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN).

Meski begitu, wartawan tidak begitu sa-ja menuruti mediasi di ruangan dengan Sekkota Hendro Gunawan, Kabag Humas M Fikser dan Kepala Bakesbanglinmas Soemarno. “Kami minta permintaan maaf langsung dan menemui wartawan. Ini semata-mata untuk menghargai profesi war-tawan,” katanya.

Sementara itu, Sekkota Hendro Gunawan menyampaikan permintaan maaf kepada wartawan dan bersedia menjadi jembatan mediasi dengan walikota Surabaya. “Silahkan yang mau menyampaikan opini dan kritik, saya hadir disini sebagai jembatan yang akan menyampaikan kepada Walikota Surabaya,” katanya.

Meski tak membuat demonstran puas, akhirnya aksi tersebut diakhiri dengan meminta walikota tidak mengulangi tindakan arogan kepada wartawan atau profesi jurnalis.bahwa dia mewakili instansi Pemerintah Kota Surabaya meminta maaf atas peristiwa tersebut dan akan tetap menjalin kerja sama sebagai mitra dengan me-dia."Kita ingin membina hubungan yang baik dengan media. Prinsipnya, marilah kita bekerja sama," beber Hendro.

Para wartawan tidak puas dengan jawaban yang diberikan Hendro dan meminta Risma berbicara langsung kepada wartawan meskipun hanya melalui telepon. Namun Hendro tidak mengabulkan permintaan wartawan itu dengan beralasan tak memiliki pulsa.

Akhirnya, wartawan memilih mening-galkan Balai Kota dan tetap menuntut Risma menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada wartawan."Kami tetap akan menuntut Risma meminta maaf atas sikapnya kepada salah satu teman kami. Dan kami akan membuat aksi lanjutan jika Walikota tidak memenuhi tuntutan kami," teriak salah satu orator sembari meninggalkan Balai Kota Surabaya. (*/arf)

0 komentar:

Posting Komentar