Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Selasa, 26 April 2016

Kebacut, Dua Pasar Ledendaris 'di sikat' Risma



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Sejak Surabaya di pimpin Tri Rismaharini, satu persatu ledendaris yang membuat kota Surabaya terkenal mulai di babat habis oleh Risma.

Berdalih revitalisasi, Risma mulai meruncingkan taringnya melalui SKPD terkait untuk membumi hanguskan kebanggan arek Suroboyo, setelah kawasan Dolly, Risma mulai beralih ke wilayah masyarakat pengais recehan, yakni pasar Keputran.

Tak hanya pasar keputran, kini Pemkot Surabaya juga merevitalisasi keberadaan Pasar Burung di wilayah Kupang yang menempati areal di Jalan Mpu Tantular Surabaya.

Hari ini, Selasa (26/42016) sejumlah petugas Satpol-PP Kota Surabaya tampak sedang melakukan penertiban di area pasar burung Kupang dan puluhan bedak milik pedagang burung dibersihkan dari jalan. Tentu saja sebelumnya sudah dilakukan tahapan sebagaimana mestinya, termasuk sosialisasi.

Kepala Satpol PP Surabaya, Irvan Widyanto mengklaim keberadaan pasar burung di Kupang sudah tidak lagi representatif meski pasar tersebut salah satu pasar legenda. Apalagi sudah memakan badan jalan.

"Kami akan mengembalikan fungsi jalan bukan untuk tempat berjualan. Kita akui pasar burung kupang bagian legendaris, tapi sudah tidak representatif," dalih Irvan disela sela sosialisasi pada pedagang burung di Pasar Burung.

Revitalisasi dan pemindahan pedagang di pasar burung ini dilakukan karena telah membludaknya pedagang, utamanya pada hari Sabtu dan Minggu. Dampaknya adalah kemacetan, karena menempati badan jalan.

Tak kurang dari 200 pedagang burung yang mengais rejeki di pasar burung ini, yang selama ini menempati badan jalan Mpu Tantular sampai Jl Diponegoro.

"Ditambah lagi keluhan warga pemukiman yang ada diatas pasar burung selalu mengeluh tidak punya akses keluar masuk gang karena tertutup aktivitas pasar yang sudah mengganggu," kata irvan..

Irvan mengaku, selain melakukan sosialisasi, pihaknya juga melakukan revitalisasi terhadap jalan yang selama ini beralih fungsi menjadi lokasi jual beli burung.

"Kita tertibkan bedak bedak pedagang  berisi burung yang selama ini dipasang di jalanan. Kita bongkar," tambahnya.

Irvan mengaku jika revitalisasi dan pemindahan Pasar Burung di Kawasan Kupang merupakan perintah langsung dari Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

"Bu Wali juga sudah perintahkan untuk mempercantik tanggul dan memfungsikan kembali pulau jalan," tandasnya.

Saat ditanya akan dipindah kemana pasca penertiban? "Rencananya akan kita pindah ke kawasan Karangpilang. Disana kan ada lahan milik PD Pasar. Lokasinya di dekat jembatan lama Sepanjang," tutur Irvan.

Sedangkan Plt Dirut PD Pasar Surya Bambang Parikesit mengatakan bahwa pihaknya siap menampung para pedagang burung Kupang. Di tempatnya tersebut mampu menampung lebih dari 100 pedagang.

"Kalau nantinya dibuat los tentunya bisa menampung lebih banyak pedagang," jelas Bambang.

Menurutnya, pasar manuk yang berada di kawasan Jalan Mpu Tantular ini memang 'tampak liar', berbeda dengan pasar burung lain seperti di Bratang yang sudah direvitalisasi.

Untuk diketahui, meski lokasinya semrawut karena para pedagang ini menjual 'dagangannya' di tepi jalan tapi hal itu tak mengurangi minat pemburu burung, namun setiap akhir pekan, jumlah pemburu burung semakin meningkat. Akibatnya, jalanan menjadi terganggu akibat aktivitas jual beli burung itu.

Pasar manuk tersebut menyediakan aneka burung berbagai jenis mulai dari burung lokal hingga burung import. Ada burung bakalan yang artinya belum bagus hingga ada yang sudah gacoan. Yang gacoan ini yang sudah siap tampil dalam ajang kontes.

Lengkapnya aneka jenis burung dan harga yang lebih murah itulah yang menjadi magnet kelangsungan pasar burung tradisional yang sudah mendarah daging bagi pecinta burung. Pasar burung ini sudah ada sejak lama. Meski kondisinya semrawut tapi ini justru keasyikan tersendiri bagi pecinta burung.

Dari tahun ke tahun, wajah pasar burung ini memang nyaris tak berubah, yakni menjadi pasar tradisional yang transaksinya dilakukan secara langsung di tepi jalan raya. (arf)

0 komentar:

Posting Komentar