Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Rabu, 08 Februari 2017

Guru Olah Raga SDN Dr. Soetomo 1 Pukul Kepala Muridnya Dengan Sapu



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kembali, tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Dr. Soetomo 1 Surabaya.

Gladis, siswa kelas IV, di sekolah tersebut, Selasa (7/2) mendapat pukulan di kepalanya hingga berdarah-darah dari Guru Olahraganya yang bernama Singgih.

Alhasil perbuatan oknum guru tersebut disoaloleh orang tua dari korban. Yeti orang tua Gladis menceritakan, pemukulan itu dilakukan saat pelajaran olahraga. Menurutnya, akibat ulah guru olah raga ini kepala anaknya berdarah-darah, karena pemukulan dilakukan menggunakan gagang sapu.

“Saat itu, kegiatannya loncat-loncat. Nah, karena capek dia (Gladis) berhenti sebentar, tiba-tiba didatangi guru olahraganya kemudian dipukul kepalanya,” katanya dengan nada sedih, Rabu (8/2).




Yeti mengaku, saat pemukulan tersebut disaksikan sejumlah siswa. Ia menambahkan, sebelum terjadi pemukulan terhadap siswa kelas IV yang sudah yatim tersebut, guru olahraga yang bersangkutan sempat menjewer beberapa siswa lain.

“Mungkin dia temperamen, karena pernah anak kelas II ditendangi juga,” tuturnya.

Perempuan yang suaminya meninggal dunia satu tahun lalu menegaskan, kejadian seperti itu tak sepatutnya terjadi. Karena, menurutnya dengan profesinya sebagai guru, seharusnya bisa menjadi teladan bagi para siswanya.

“Jadi guru yang bener. Guru kan digugu dan ditiru, masak seperti itu,” ujarnya.




Ia menyesalkan dengan terjadinya kasus pemukulan terhadap putri sulungnya tersebut. Karena, ia mengaku, saat melahirkan dirinya harus bertaruh nyawa.

“Aku nglahirno Gladis totoan nyowo, lewat operasi. Lha kok dipukul kayak gitu,” katanya.

Yeti berharap, tindak kekerasan tak terjadi di sekolah lagi. Ia heran putrinya mendapat perlakukan seperti itu. Padahal, menurutnya putrinya, sering ikut lomba mewakili sekolahnya.

“Dia sering membawa nama sekolah kok sampe dibegitukan,” tegasnya dengan kesal.

Kasus ini akhirnya dilaporkan ke Polrestabes Surabaya. (arf)

0 komentar:

Posting Komentar