Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Senin, 26 Februari 2018

Belajar Kerukunan Antar Umat Beragama di Surabaya


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Dinilai mampu mengatasi dan menjaga kerukunan umat antar beragama di kotanya, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Palangkaraya didampingi Wali Kota Palangkaraya Riban Satia melakukan kunjungan sekaligus belajar ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terkait kerukunan umat beragama.

Mereka diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Asisten Wali Kota III Hidayat Syah, beberapa OPD dan 10 orang FKUB Kota Surabaya di ruang sidang wali kota, Senin (26/2/2018).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Palangkaraya beserta FKUB karena Surabaya dipercaya sebagai tempat belajar kerukunan umat beragama.

“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaannya, ada banyak yang dilakukan pemkot bersama FKUB agar tali persaudaraan tetap terjaga,” kata Wali Kota Risma seusai acara.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menekankan kepada seluruh FKUB untuk segera menyelesaikan pekerjaan yang bisa diselesaikan, tetapi kalau tidak bisa serahkan kepada ahlinya. Dengan kata lain, wali kota Risma ingin menegaskan bahwa kehadiran mereka untuk belajar kerukunan umat beragama di surabaya sangatlah tepat.

“Kalau masalah umat beragama panjenengan bisa tanya ke bapak-bapak ini, tapi kalau urusan pembangunan jalan dan lain-lain, saya ahlinya,” ucapnya diiringi tepuk tangan.

Ketua Forum Keukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surabaya Chalimi mengatakan, ada beberapa langkah yang dilakukan FKUB untuk menjaga sekaligus meningkatkan kerukunan antar beragama serta menjaga kondusivitas kehidupan umat beragama di Surabaya.

Disampaikan Chalimi, FKUB bersama seluruh pemangku kepentingan di Surabaya, mengadakan kegiatan seminar tentang kerukunan umat beragama dan kegiatan kemah pemuda lintas agama. Untuk kegiatan anak muda, Chalimi menegaskan bahwa penting mengumpulkan anak muda untuk memberikan informasi serta penanaman kepada anak muda bahwa kebhinekaan harus dijaga.

“Berbeda tidak harus bermusuhan, tetapi berbeda merupakan sebuah mozaik kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama,” terangnya.

Menurut Chalimi, kondisi kerukunan umat beragama di Kota Surabaya sangat baik dan sangat terjaga. Hal ini disebabkan, karena sikap untuk menghargai sesama yang dilakukan warga surabaya sudah terbangun sejak dulu (zaman Mojopahit). Selain itu, lanjut Chalimi, alasan lainnya mampu mengendalikan emosi alias dapat menahan diri dari hal-hal yang negatif.

“Ha itu yang membuat kami mampu menjaga keutuhan umat beragama di surabaya,” pungkasnya.

Dikatakan Chalimi, Surabaya sudah menjalankan 3 kerukunan umat beragama atau biasa disebut Tri Kerukunan Umat bergama. Pertama, Rukun Sesama Umat Beragama, Rukun Antar Umat Beragama dan Rukun Umat Beragama dengan Pemerintah.

“Insyallah tetap akan berjalan semakin hari semakin kuat,”ucap Chalimi.

Kerukunan antar umat beragama di surabaya semakin terasa kental ketika pengembang royal residence mendekati FKUP Surabaya untuk membangun 6 rumah ibadah (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu) secara berdampingan di daerah Sumber Welut, Lakarsantri.

“Alhamdulilah sudah mulai dibangun 6 rumah ibadah dan wujud ini semakin menguatan kerukunan umat beragama di Kota Pahlawan,” tandasnya.

Sementara itu, Wali Kota Palangkaraya Riban Satia mengatakan, kunjungan ke surabaya untuk melihat secara langsung dan sharing terkait upaya Pemkot Surabaya dalam menjaga kerukunan umat beragama.

“Kami ingin belajar banyak dari surabaya, utamanya langkah-langkah dan program serta melihat secara langsung kondisi ril kerukunan umat beragama di Kota Surabaya,” ujar Riban.

Bukan tanpa alasan, Riban memilih Kota Surabaya sebagai jujukan belajar menjaga kerukunan umat beragama. Menurutnya, kota ini (Surabaya) sangat dinamis, multikultur dan terkenal akan banyaknya tokoh-tokoh yang mendidik para Kyai di sekolah dan pesantren.

“Sebagian besar tokoh-tokoh nasional juga berasal dari Surabaya, itu yang semakin menguatkan tekad kami untuk mendengar sekaligus belajar di surabaya,” ujarnya.

Ke depan, Riban berharap setelah mendapatkan informasi baik dari ilmu dan praktek yang dilakukan Pemkot Surabaya, dirinya akan menerapkan di kota palangkaraya.

“Akan kami sempurnakan bersamaan dengan program yang sudah kami buat,” imbuhnya. (arf)

0 komentar:

Posting Komentar