Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Selasa, 13 November 2018

Gus Choi: Politik Gendruwo dan Sontoloyo Ajakan Berfikir Obyektif


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem, Effendi Choirie, menjelaskan, pernyataan Cawapres Ma’ruf Amin soal “buta dan tuli” itu, sebenarnya ditujukan kepada kelompok masyarakat yang tidak objektif menilai kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Ada sekelompok masyarakat yang membangun kebutaan dan ketulian kepada masyarakat. Supaya tidak mendengarkan apa yang disampaikan Jokowi dengan baik, apa yang dibangun Jokowi secara nasional. Saya kira Indonesia ada perkembangan yang luar biasa. Matanya tidak melihat itu kan,” jelas Effensi Choirie, saat merayakan HUT Partai NasDem ke-7 dengan para awak media di RM Ria Galeria, jalan Kombes M. Duriat Surabaya, Selasa (13/11).

Gus Choi sapaan akrab Effendi Choirie, menambahkan, bahwa banyak fakta-fakta perubahan yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi.

“Pernyataan itu secara substansi memang benar. Persoalan kemudian kata-katanya langsung vulgar itu, memang sengaja waktunya dikatakan,” tandas Gus Choi.

Ia juga menyinggung soal pernyataan Jokowi soal politik Genderuwo dan Sontoloyo. Menurutnya pernyataan itu memang benar adanya, lantaran banyak pelaku politik yang kampanyenya menakut-nakuti rakyat seperti genderuwo dan bicara tanpa fakta seperti orang sontoloyo.

“Dengan cara itu membuat rakyat pesimis dan akan selalu ketakutan menghadapi masa depan. Calon pemimpin seharusnya tidak seperti itu,” katanya.

Padahal, lanjut Gus Choi, salah satu syarat untuk menjadi pemimpin dalam ajaran agama harus membuat rakyat optimis dan memiliki harapan.

“ Mengarungi kehidupan itu salah satu syarat. Dalam ajaran agama apapun termasuk Islam juga ada. Bahkan ada dalilnya lo,”  imbuhnya.

Pernyataan keras Jokowi maupun Makruf Amin soal perilaku berkampanye, lanjut Gus Choi, dianggap pendidikan politik bagi masyarakat Indonesia. Sekaligus mengajak cara berfikir masyarakat untuk lebih obyektif.

“Jokowi-Ma’ruf Amin bukan hanya sekadar bagaimana terpilih. Bukan sekadar bagaimana elektabilitasnya naik tapi juga memberikan pendidikan politik. Terpenting pendidikan politik ini adalah mengajak rakyat untuk objektif. Boleh mengkritik tapi tidak boleh asal saja,” pungkasnya. (arf)

0 komentar:

Posting Komentar